Alih-alih memberi kebahagiaan atau dukungan, Habib justru datang membawa “kejutan”: istri sahnya di Kalimantan juga sedang hamil enam bulan.
“Dunia seperti runtuh,” ujar Helwa.
“Aku merasa tertipu karena sejak awal aku percaya dia sudah selesai dengan urusan rumah tangganya.”
Helwa juga menyinggung minimnya nafkah dan tanggung jawab.
Menurutnya, nafkah diberikan semaunya dan tidak pernah menjadi prioritas.
Selama menikah, Helwa merasa seperti “istri cadangan” yang hanya diingat ketika dibutuhkan.
Dalam unggahan emosionalnya, Helwa menegaskan bahwa ia tidak sedang menjelekkan siapa pun.
“Aku melakukan ini karena aku sudah tidak sanggup menahan semuanya. Aku ingin anakku punya ayah yang benar-benar bertanggung jawab.”
Pengakuan Helwa memicu gelombang komentar publik.
Banyak yang memberikan dukungan, sementara sebagian lain mempertanyakan klaim Habib yang sebelumnya menyatakan telah mengajukan cerai.
Hingga kini, pihak Habib belum memberi klarifikasi resmi.
Helwa berharap suaranya menjadi pintu untuk mendapatkan keadilan dan perlindungan bagi dirinya serta sang anak.
Bagi Helwa, pembukaannya ini bukan untuk aib, tetapi untuk menyampaikan apa yang sebenarnya ia alami sejak awal percaya pada janji pernikahan.