Sedangkan Maung Bandung menduduki Runner-up, Sedikitnya meraih Rp16,6 miliar, dan menjadi juara meraup hadiah fantastis mencapai Rp40 miliar.
Bila dijumlahkan dari fase grup hingga juara, pemasukan total bisa menyentuh Rp60 miliar lebih.
Nilai yang jelas jauh melebihi hadiah juara Liga 1 atau Super League yang hanya sekitar Rp7,5 miliar per musim.
Tidak heran, klub-klub mapan Asia kini mulai serius mengincar trofi AFC demi menutup biaya investasi tim yang semakin besar.
Setiap pertandingan fase grup juga memberikan bonus kemenangan sebesar 50.000 dolar, ditambah pemasukan dari manajemen klub.
Jika dihitung dalam enam laga fase grup, potensi pendapatan Persib dari bonus pertandingan saja sudah bisa mencapai Rp5 miliar.
Efek Domino: Ranking Liga, Reputasi, dan Daya Tarik Investor
BACA JUGA:Aksi Cristiano Ronaldo Cetak Gol Salto di Usia 40 Tahun, Asa 1.000 Gol Semakin Dekat!
Pencapaian Persib di ACL2 memberikan efek positif bagi koefisien liga Indonesia di level Asia.
Saat ini, Indonesia masih bertahan di posisi top 10 zona Timur, namun perlu konsistensi seperti Malaysia dengan JDT dan Thailand yang stabil mengirim wakil ke ACL level elite.
Persib juga disebut-sebut menjadi incaran City Football Group (CFG).
Jika benar terjadi, masuknya investor raksasa dunia itu dapat menghadirkan dana besar, pengembangan infrastruktur, hingga kolaborasi dengan klub-klub sister seperti Manchester City atau Girona.
Namun bergabungnya Persib ke CFG juga memiliki sisi lain, kemungkinan perubahan struktur klub, hingga potensi penyesuaian identitas seperti nama atau branding.