JAKARTA, DISWAY.ID -- Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mengungkap data memprihatinkan terkait tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Ketua Umum POGI, Prof. Budi Wiweko, menyampaikan bahwa jumlah kematian ibu dan bayi secara kumulatif masih mencapai sekitar 3.500 kasus.
Dari angka tersebut, eklamsia atau keracunan kehamilan menjadi penyebab kematian ibu tertinggi kedua, dengan kontribusi sekitar 22,4 persen.
BACA JUGA:Atasi Daerah Rawan, PENS Hadirkan PJU Tenaga Surya Lengkap CCTV di Surabaya
BACA JUGA:Data Mengejutkan: Anak Balita Habiskan 7,5 Jam Per Hari di Screen Time
"Indonesia kini berada dalam fase krusial. Meski ada kemajuan, beban kesehatan perempuan masih mengkhawatirkan. Setiap hari rata-rata 22 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas," ujar Prof. Budi dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Rabu 26 November 2025.
Eklamsia dan Perdarahan Jadi Momok Utama
Eklamsia, yang merupakan komplikasi parah dari preeklamsia (tekanan darah tinggi selama kehamilan), terjadi ketika tekanan darah tinggi memicu kejang pada ibu hamil.
POGI menegaskan bahwa kasus kematian ibu masih didominasi oleh dua faktor utama yang sebenarnya dapat dicegah:
1. Perdarahan (Hemoragi): Penyebab utama, yang seringkali dipicu oleh kurangnya kesiapan fasilitas kesehatan dan keterlambatan penanganan rujukan.
BACA JUGA:Revolusi Kendaraan Listrik di Indonesia Makin Ngebut, IITS 2025 Ungkap Peta Besar Global South
BACA JUGA:Antisipasi Lonjakan Permintaan, Pemerintah Tambah Kuota LPG 3 Kg Jelang Libur Nataru
2. Eklamsia (Hipertensi dalam Kehamilan): Menyumbang 22,4% kasus, menunjukkan perlunya peningkatan skrining dan manajemen tekanan darah sejak dini pada ibu hamil.
Prof. Budi Wiweko mengatakan, 'Data ini menunjukkan kita masih jauh dari target eliminasi kematian ibu dan bayi. Faktor eklamsia ini sangat kritis karena sering tidak terdeteksi sejak awal dan penanganannya harus cepat serta tepat di fasilitas yang memadai'," tegasnya.
Prof Budi mengungkapkan tingginya AKI disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah masih banyaknya pernikahan dini.