Ia menilai strategi terapi kombinasi menjadi kunci peningkatan tata laksana kardiovaskular di Indonesia, selaras dengan pedoman ESC yang menekankan prinsip “semakin rendah dan semakin cepat, semakin baik.”
Dari Korea Selatan, Prof. Won Ho Youn memaparkan bukti global mengenai efektivitas kombinasi Ezetimibe dan Rosuvastatin berdasarkan berbagai studi klinis.
Ia menjelaskan bahwa terapi ini tidak hanya memberikan hasil penurunan LDL-C yang lebih besar, tetapi juga meningkatkan kepatuhan pasien jangka panjang.
Penelitian seperti ACTE (AJC, 2011) dan RACING (Lancet, 2022) turut memperkuat manfaat terapi kombinasi dibandingkan penggunaan statin dosis tinggi.
Sementara itu, Prof. Kang Seok Min membagikan data penggunaan di Korea Selatan, di mana adopsi terapi kombinasi Ezetimibe meningkat dari 4,5% (2016) menjadi 22,5% (2020).
BACA JUGA:1 dari 3 Orang Indonesia Punya Kolesterol Tinggi, Kenali Risikonya untuk Jantung
Peningkatan ini diikuti oleh kenaikan tingkat pencapaian target LDL-C dari 41,4% menjadi 62,5%.
"Untuk pasien berisiko tinggi, memulai terapi kombinasi sejak awal sangat penting untuk menghasilkan outcome yang lebih baik," tegasnya.
Dengan hadirnya obat kombinasi baru ini termasuk varian 10/5 mg pertama di Indonesia Daewoong berkomitmen memperluas kerja sama dengan rumah sakit, institusi kesehatan, dan tenaga medis di seluruh Indonesia.
Perusahaan juga menegaskan rencananya untuk meningkatkan akses pasien terhadap terapi inovatif melalui rangkaian produk dengan tiga pilihan dosis yang lebih fleksibel.