Tuna Diekspor, Kisah Pilu Nelayan Morotai Jadi Penonton di Laut Sendiri

Senin 01-12-2025,23:41 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

Akibatnya, nelayan kembali terjebak sebagai pemasok bahan baku mentah dengan daya tawar yang lemah.

Persoalan ini semakin parah dengan kondisi infrastruktur rantai dingin yang vital kini ambruk.

Mesin pencetak es (ice flake) bantuan KKP di lima lokasi, Wayabula, Sangowo, Buho-buho, Bere-bere, dan Cendana saat ini mangkrak akibat kesulitan perawatan dan kelangkaan suku cadang.

BACA JUGA:Prabowo di Forum Forbes: Saya Terkejut, Pendapatan Nelayan Naik 100 Persen karena Ada Es dan Pelelangan Ikan

Fasilitas penyimpanan dingin (cold storage) di SKPT juga kerap "mati suri" akibat pasokan listrik di Morotai yang tidak stabil.

"Imbasnya, nelayan terpaksa menjual hasil tangkapan dengan harga murah atau menyaksikan ikannya membusuk. Krisis ini memutus mata rantai hilirisasi di hulu dan mengembalikan nelayan pada posisi sebagai pedagang bahan mentah yang rentan," papar Rachma.

Situasi ini jelas bertolak belakang dengan semangat Asta Cita yang menekankan peningkatan nilai tambah bagi nelayan.

Untuk memutus mata rantai permasalahan ini, diperlukan pendekatan komprehensif yang berfokus pada penciptaan ekosistem berkeadilan, tidak sekadar pembangunan infrastruktur semata.

BACA JUGA:Serap Banyak Tenaga Kerja, Airlangga Hartarto Sebut Prabowo Bakal Bangun Kampung Nelayan Merah Putih

Pertama, penegakan hukum yang konsisten mutlak diperlukan. Operasi terpadu dan rutin antara PSDKP, TNI AL, dan Polairud harus ditingkatkan untuk menertibkan pelanggaran batas zonasi tangkap.

Data KKP mencatat, 78% dari total 1.382 kasus pelanggaran perikanan sepanjang 2023 justru terjadi di wilayah terpencil seperti Morotai.

Kedua, pemberdayaan kelembagaan nelayan menjadi kunci. Koperasi nelayan setempat, seperti Koperasi Desa Merah Putih di Morotai, perlu dikembangkan menjadi koperasi yang tangguh dan terintegrasi.

Lembaga ini dapat mengelola unit usaha es, menampung hasil tangkapan anggota, hingga membuka akses pemasaran yang lebih luas.

BACA JUGA:Prabowo di Forum Forbes: Saya Terkejut, Pendapatan Nelayan Naik 100 Persen karena Ada Es dan Pelelangan Ikan

Keberhasilan Koperasi Mina Jaya di Bitung membuktikan bahwa koperasi yang dikelola secara profesional mampu mendongkrak pendapatan nelayan hingga 40%.

Menyikapi hal ini, Kepala SKPT Daeo Majiko, Mahlil Aweng, menawarkan solusi operasional.

Kategori :