BACA JUGA:Ngumpet di Kamboja! BNN Ringkus Gembong Narkoba Dewi Astuti, Aktor Utama Penyelundupan 2 Ton Sabu
Banyak warga yang terjebak dan tidak sempat menyelamatkan diri, seperti bibi dari keluarga istri Izul yang tak berhasil diselamatkan dari reruntuhan rumah.
"Kejadiannya begitu cepat dan singkat, tapi kampung kami habis dalam sekejab," cerita Ilham, warga lainnya.
Ratusan sepeda motor dan rumah, puluhan mobil babak belur dihajar galodo. Sebagian kecil kendaraan masih bisa digunakan, tapi lebih banyak yang tak bisa dipakai lagi.
"Hancur semua, tak tersisa, rumah saya dan sepeda motor orang-orang di bengkel saya juga habis. Tapi 2 anak dan istri saya Alhamdulillah selamat," lirih Ilham.
Empat hari pasca musibah, sirene ambulans masih meraung-raung di jalanan berlumpur, menjadi penanda duka yang tiada akhir.
Hingga hari Selasa, 2 Desember 2025, total 102 jenazah telah berhasil dievakuasi dan dibawa ke RSUD Lubuk Basung.
Dari jumlah tersebut, 97 jenazah telah berhasil diidentifikasi, namun 5 korban lainnya masih menunggu identifikasi, menambah berat beban bagi keluarga korban yang harus menerima kenyataan kehilangan seluruh garis keturunan.
Berjuta upaya pertolongan pun terus digalakkan. BNPB Provinsi Sumatera Barat, dibantu unsur TNI-Polri, hingga Polda Riau, bersatu padu di lokasi bencana.
Polda Riau sendiri mengerahkan 290 personel di bawah kendali operasi (BKO) sejak Sabtu, 29 November 2025, untuk membantu evakuasi dan meringankan penderitaan para penyintas.
Personel BKO Polda Riau tersebut dibagi dalam beberapa tim dengan tugas spesifik, mulai dari mengevakuasi jenazah bersama instansi lokal hingga membantu warga membersihkan rumah yang tertimbun lumpur dan material longsor.
BACA JUGA:ASDP Hadir untuk Sumatera: Bergerak Bersama untuk Pulihkan Harapan
BACA JUGA:Diperiksa KPK, Ridwan Kamil Mengaku Tidak Tahu Soal Perkara Dana Iklan BUMD
Mereka mendirikan tiga posko utama, yang berfokus pada evakuasi korban, distribusi logistik, dan layanan kesehatan di tengah puing-puing bencana.