JAKARTA, DISWAY.ID - Bencana banjir Sumatera menyoroti kerusakan lingkungan di kawasan hulu, terutama di Batang Toru.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan adanya perubahan fungsi kawasan hutan yang memperparah dampak banjir.
Hanif menyampaikan hasil kajian citra satelit yang menunjukkan kerusakan signifikan.
BACA JUGA:Pemerintah Cabut Izin Lingkungan! Menteri Hanif Beberkan Biang Kerok Banjir Besar Sumatera
"Di bagian hulu yang harusnya berupa hutan, ini fungsinya secara tata ruang justru kepada pertanian lahan kering dan pertanian basah,"katanya kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu 3 Desember 2025.
"Dari 340 ribu hektare mungkin 50-an ribu di hulunya, itu dalam bentuk lahan kering. Tidak ada pohon di atasnya, sehingga begitu hujan sedikit, ya sudah kita bayangkan," sambungnya.
Selain itu, ditemukan juga aktivitas pembukaan kebun sawit tanpa pembakaran.
"Ada indikasi pembukaan-pembukaan kebun sawit yang menyisakan log-log, ternyata banjirnya yang cukup besar mendorong itu menjadi bencana berlipat-lipat," jelasnya.
Kementerian Lingkungan Hidup mengaku telah mencatat sejumlah perusahaan terkait. Saat ini baru terdata 7 dari 8.
Namun Hanif menegaskan penyelidikan masih berkembang dan sikap pemerintah tidak pandang bulu.
"Silakan izinnya ada, tetapi kalau menimbulkan kerusakan lingkungan, itu urusan Menteri lingkungan hidup," ucapnya.
Upaya pemulihan dan penelitian mendalam terus dilakukan. Dengan penelitian serius, pihaknya akan fokus di wilayah Batang Toru karena landscape-nya yang cukup unik.