“Bayangkan kalau kita bisa potong setengah, berarti ada Rp250 triliun. Apalagi kalau bisa potong Rp500 triliun, itu artinya tiap kabupaten bisa punya potensi sampai Rp1 triliun. Kita negara yang sangat kaya,” ujarnya.
Presiden optimistis rencana tersebut dapat diwujudkan karena potensi dan perencanaan sudah tersedia.
Meski demikian, ia mengakui proses menuju swasembada energi tidak bisa dilakukan secara instan dan membutuhkan waktu serta konsistensi kebijakan.
BACA JUGA:BMKG Prediksi Angin Kencang Landa Jakarta Sepekan ke Depan, Pramono Perintahkan Pangkas Pohon Tua
BACA JUGA:Wuling Darion EV dan PHEV, MPV 7-Seater Nyaman dan Aman untuk Keluarga Indonesia
“Kita akan buktikan, kita akan menuju ke situ. Tidak bisa seketika, tapi kita sudah mulai ke arah situ,” tegas Prabowo.
Sebagai langkah konkret, Prabowo telah meminta Menteri ESDM melaporkan perkembangan pengurangan impor energi. Ia menargetkan mulai tahun depan Indonesia tidak lagi mengimpor solar dari luar negeri.
“Mulai tahun depan, Menteri ESDM lapor kepada saya, kita tidak akan impor solar lagi dari luar negeri. Kita harapkan dalam empat tahun kita juga bisa tidak impor bensin dari luar,” pungkasnya.
Pernyataan tersebut menegaskan komitmen pemerintah dalam mempercepat transisi energi dan memperkuat kemandirian ekonomi nasional, termasuk dengan melibatkan Papua sebagai bagian penting dari strategi pembangunan energi berbasis sumber daya dalam negeri.