Namun, jika penurunan pasar berlangsung lama, tentu ada risiko nilai portofolio ikut tertekan.
Menghindari Timing yang Buruk
Menentukan waktu terbaik masuk pasar (market timing) sangat sulit, bahkan bagi investor profesional.
Jika salah menempatkan dana sekaligus, kerugian bisa besar. DCA membantu meratakan harga beli sehingga investor tidak perlu pusing memprediksi pergerakan pasar.
Dollar-Cost Averaging (DCA) crypto membantu mengurangi risiko investasi karena modal tidak langsung ditempatkan sekaligus, sehingga lebih terlindungi saat pasar jatuh.
DCA juga menghindarkan investor dari risiko FOMO membeli aset sekaligus ketika harganya terlalu tinggi akibat euforia pasar.
BACA JUGA:Terbaru! Kini Ada Aura AI, Fitur Trading Saham dan Crypto Berbasis AI
Mengelola Emosi dalam Investasi
Banyak investor terjebak dalam investasi emosional, misalnya karena takut rugi besar setelah membeli sekaligus.
DCA membantu mengurangi faktor emosional pasar
Dengan strategi beli rutin, investor bisa lebih fokus pada tujuan jangka panjang tanpa mudah terpengaruh berita atau hype jangka pendek dari media maupun pasar.
BACA JUGA:Terbaru! Kini Ada Aura AI, Fitur Trading Saham dan Crypto Berbasis AI
Tidak Melindungi dari Bear Market
DCA crypto memang bisa membantu mengurangi risiko membeli di harga puncak, tapi tidak memberikan perlindungan penuh jika pasar jatuh terus-menerus. Nilai portofolio tetap bisa turun.
Karena itu, manajemen risiko tetap penting, misalnya dengan melakukan diversifikasi ke berbagai aset lain seperti saham, obligasi, atau properti.
DCA vs Investasi Lump Sum
Lump-sum investing atau investasi lump sum adalah membeli sebuah aset langsung dalam satu atau beberapa kali pembelian. Investor yang melakukan strategi ini biasanya memiliki modal besar dan berani mengambil risiko.
Selain itu, investor harus memiliki kepercayaan tinggi terhadap aset yang dibeli karena risiko strategi investasi ini lebih tinggi dibanding DCA.