Kondisi tersebut, menurut Islah, berpotensi menjerat organisasi secara hukum apabila kerja sama dibatalkan di kemudian hari.
Lebih jauh, Islah mengingatkan bahwa keberadaan tambang juga berisiko menyeret NU ke dalam kepentingan politik praktis.
“NU punya basis massa besar. Kalau ditambah kekuatan finansial dari tambang, ini rawan dimanfaatkan untuk kepentingan politik jangka panjang,” ujarnya.
Islah menegaskan, sikapnya bukan untuk menyerang pihak tertentu di PBNU. Ia mengaku menyampaikan pandangan tersebut semata-mata demi menjaga keutuhan dan martabat NU.
“Saya tidak di kubu mana pun. Saya hanya ingin NU tetap utuh, bersih, dan tidak terseret konflik karena urusan bisnis,” katanya.