Tidak ada lagi laga persahabatan hambar, setiap poin memengaruhi posisi, promosi, atau degradasi.
AFC menilai model ini sukses di Eropa.
BACA JUGA:PSSI Tunjuk Wasit Jepang Yudai Yamamoto Jadi Full-Time Referee Super League
BACA JUGA:Minimnya Chemistry Antar Pemain Jadi Faktor Timnas Putri Gagal Raih Medali SEA Games 2025
UEFA Nations League berhasil meningkatkan kualitas pertandingan internasional, menghidupkan minat publik, serta memberi nilai komersial tinggi.
Asia, yang selama ini kesulitan menciptakan laga internasional berkualitas secara konsisten, kini menjadikan format serupa sebagai solusi jangka panjang.
Turnamen ini diproyeksikan dibagi ke dalam beberapa divisi.
Divisi teratas akan dihuni tim-tim elite Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Iran, Arab Saudi, dan Qatar.
Sementara divisi di bawahnya diisi tim berkembang yang memiliki jalur jelas untuk naik level.
BACA JUGA:Natal Spesial Harry Kane: Cetak Rekor Bundesliga dan Raih Penghargaan Bergengsi
BACA JUGA:Demi Ambisi Piala Dunia 2030, Jordi Amat Desak PSSI Agar Segera Tunjuk Pelatih Timnas
Indonesia di Titik Paling Menarik
Di tengah perubahan besar ini, Timnas Indonesia justru berada di posisi yang sangat strategis.
Dalam beberapa tahun terakhir, performa dan eksposur Indonesia meningkat signifikan.
Peringkat FIFA melonjak, kualitas permainan membaik, dan pemain Indonesia mulai tersebar di Eropa serta liga-liga top Asia.
Dengan tren tersebut, Indonesia diprediksi berpeluang masuk Divisi 1 atau Divisi 2 AFC Nations League.
BACA JUGA:Ousmane Dembele ke Arsenal: Ketidaknyamanan di PSG Buka Pintu Menuju Kepindahan Impian