Nikmat Karina
--
Happy. Dia mungkin jadi orang Indonesia yang paling berbinar atas penganugerahan hadiah Nobel Kedokteran kepada Prof Shimon Sakaguchi tahun ini: Dr dr Karina SpBE-RE, K.
Gelar ''K'' yang terakhir itu dari saya. Singkatan dari ''keriting'' --baik rambutnyi maupun otaknyi.
Sakaguchi-lah, profesor dari Kyoto University itu, mendapat Nobel 2025 berkat penelitiannya soal T-Cell. Prof Sakaguchi-lah yang mengenali bahwa di antara berbagai sel di tubuh manusia ada sel T.
Sel itu tempatnya di dalam darah putih. Menjadi bagian dari darah putih. Anda sudah tahu fungsi utama darah putih: untuk kekebalan tubuh dalam menghadapi penyakit.
Tentu penyakit itu banyak jenisnya. Maka di dalam sistem kekebalan itu rupanya banyak jenis sel yang tugasnya berbeda-beda. Sel T punya tugas khusus: menghadapi penyakit tertentu. Tugas awalnya mengenali gejala jika ada sel lain yang terkena virus dan sejenisnya. Dia semacam intelijen khusus dalam tubuh. Disebut khusus karena tidak hanya bertugas melaporkan hasil deteksinya, melainkan sekaligus berusaha membunuh penyakit itu.
Anda masih ingat Disway 15 Oktober lalu. Karina membawa ibunyi yang sakit kanker ke Jepang. Itu tahun 2016. Dia tinggalkan seluruh kegiatannyi demi sang ibunda. Termasuk sekolah S-3 nyi yang hampir selesai. Di almamaternyi. Di bidang biologi molekuler.
Sang ibu sembuh. Karina tidak hanya mendampingi sang ibu, tapi juga mempelajari proses pengobatannyi. Termasuk tindakan yang dilakukan dokter untuk sang ibu: memberikan pasokan sel-T ke sang ibu.
Karina tidak hanya mempelajari. Dia berusaha membawa ilmu itu ke Indonesia. Dia akan menerapkannya di klinik miliknyi. Meski ahli bedah plastik Karina juga mendalami sel. Bahkan mempraktikkan suntikan aa-PRP --lihat Disway 6 Agustus 2021.
Selama di Jepang Karina mencari kontak bisnis terkait sel-T. Berhasil. Resmilah Karina sebagai pembawa teknologi sel-T di Indonesia. Ibunyi sembuh. Bisnis didapat. Tak lama kemudian gelar doktor diraih. Nikmat apa lagi yang masih harus dicari.
Sebagai peneliti Karina tidak berhenti di situ. Setelah memegang teknologi itu untuk Indonesia dia mendalaminya. Siapa tahu masih bisa ditambahkan ''kebijakan lokal'' ke teknologi sel-T.
Hasilnya: Karina mencobakannya ke seorang pasien yang kankernya sudah menyebar ke seluruh tubuh (Disway 15 Oktober 2025).
Setelah kembali dari Beijing saya berusaha bertemu sang pasien. Saya ingin ke rumahnya di Pasar Minggu Jakarta. Mungkin saja ia belum sesehat yang dikatakan Karina kala itu.
Lebih baik saya yang ke rumahnya: sekalian reportase tingkat kehidupannya. Keadaan ekonomi seseorang bisa dilihat dari kondisi rumahnya. Sewaktu jadi pimpinan media dulu saya melarang wartawan wawancara lewat telepon. Wartawan harus datang ke rumah sumber berita. Agar bisa menggambarkan keadaan rumahnya. Handphone telah membunuh cabang ilmu reportase dalam jurnalisme.
"Jangan ke rumah saya. Saya yang ke rumah Pak Dahlan," jawab istrinya. Saya pura-pura ngotot: saya saja yang mengalah ke rumahnya. Ia juga ngotot: ia yang harus ke rumah saya.
Ia ternyata arek Suroboyo. Bonek. Usianya baru 45 tahun. SMA-nya di dekat PDAM itu. Lalu kuliah perminyakan di Jakarta. Itu atas beasiswa prestasi dari perusahaan tempat bapaknya bekerja sebagai satpam.
Ia datang bersama istri --asal Lahat, dekat Palembang. Alumnus teknik sipil ITB Bandung. Mereka bertemu di umur yang sama saat sama-sama bertugas di Aceh. Jodoh tidak lari ke mana. Hanya sama-sama lari sejauh ke Aceh.
Begitu bertemu dengannya saya terpana: sama sekali tidak terlihat ia baru saja sembuh dari sakit kanker di tahap gawat. Jalannya tegap --tinggi sekitar 170 cm. Wajahnya segar. Banyak senyum.
Istrinya pakai jilbab hitam. Sang istrilah yang rupanya pemegang seluruh data penyakit suami. Juga data berbagai pengobatan yang pernah dilakukan. Semua ada di HP sang istri. Kami pun ngobrol bertiga --ups, berempat dengan HP itu.
Ternyata ia sudah berobat ke mana-mana --sebelum akhirnya bertemu teknologi sel-T di klinik Karina. Saya kagum dengan optimisme dan kegigihan Bonek satu ini dalam melawan penyakit. Anda benar: di balik perlawanan kanker ada istri hebat yang ikut melawan di belakangnya.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 16 November 2025: Kopi (K)Mojang
Jokosp Sp
Drama tanggal muda. Suami : Ini gajian bulanan, papah serahkan ke mama. Jangan boros-boros ya... Istri : Ya sudah, mulai bulan ini papah saja yang pegang duwitnya. Papah yang atur semua kebutuhan rumah ini dan belanja harian atau bulanannya. Mama sudah muak dengan kata-kata yang terus diulang-ulang tiap bulan : "jangan boros-boros ya". Suami : Ndak gitu maksudnya Ma. Istri : Sudah pokoknya mulai bulan ini papah yang pegang dan yang atur. Mama tak urusi bersih-bersih rumah dan ngurusin anak saja. Istri : Papah tolong bayar bulanan listrik 600 ribu, Air PDAM 150 ribu, Wifi 130 ribu, Gas LPG sebulan 250 ribu, Beras 450 ribu, gula 75 ribu, teh kopi buat kamu 100 ribu, belanja lauk pauk sebulan 1,5 juta, minyak goreng dan bumbu-bumbu 750 ribu, sabun,pewangi dll 350 ribu, sangu anak-anak 600 ribu sebulan, beli bensin sebulan 300 ribu, beli telor dan mie 150 ribu, bayar arisan rt 80 ribu. Papah makan siang dan bensin atau rokoknya mama tidak tahu, bayar sendiri jangan ambil dari uang belanja. Suami : ya...ya..ya Ma.. Jalan baru 25 hari uang di dompet sudah kering sisa 5 lembar 2,000 an. Akhirnya.. Suami : Ma.....kenapa tidak cukup ya uang untuk belanja bulanan? Istri : Makanya jangan cuma ngomong "jangan boros-boros". Papah cuma cari, kasih selesai. Mama yang bagi-bagi ini pusingnya ampun-ampun. Sudah gitu masih bilang "Kenapa mama gag dirawat sih muka dan badannya, kayak tetangga?". Jangankan untuk biaya merawat diri, untuk belanja saja tidak cukup". Papah kurang kerja keras lagi..
Sri Wasono Widodo
Kreativitas adalah kata kunci bagi kemajuan bangsa. Kreativitas menjadi katalisator bagi keterampilan hidup di era AI ini. Ia menjadi katalisator critical thinking yang menjadikan seorang pembelajar menjadi pemecah masalah. Mulai muncul penemuan spektakuler seperti Bobibos, bahan bakar nabati ramah lingkungan dengan RON 98,1 dengan emisi karbon sangat rendah dan harga lebih murah. Jika ini didukung penuh oleh kebijakan pemerintah akan menghemat devisa yang dahsyat, bahkan ada peluang ekspor. Karena dibuat dari jerami, Bobibos sangat membantu petani padi menciptakan nilai tambah hasil pertaniannya.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
RESEP KEBERHASILAN: KOPI, UAP, DAN OTAK YANG TIDAK MENGERING.. Yang menarik dari cerita ini bukan soal kopinya. Bukan soal uap panas buminya. Bahkan bukan soal petaninya yang sekarang wajahnya pasti lebih cerah dari kopi yang sudah kering. Yang paling menarik adalah: bagaimana sebuah perusahaan besar tiba-tiba menemukan “emas” hanya karena mau mendengar warga. Serius—kapan terakhir Anda dengar CSR yang benar-benar membaca social mapping, lalu menemukan masalah yang nyata, lalu menyelesaikannya secara jenius tanpa rapat 17 kali? Biasanya kan CSR itu: tanam 2000 bibit, foto bareng, pulang. Tapi ini beda. Masalah: kopi susah kering. Solusi versi perusahaan besar biasanya: beli mesin Rp 3 miliar, suruh konsultan presentasi, lalu macet di gudang karena colokannya beda. Solusi Adi cs: “Eh, kita ini punya uap panas lho. Tinggal arahin dikit.” Hasilnya: paten. Yang lebih saya kagumi: Dirut PGE menolak namanya dicantumkan di hak paten. Di banyak tempat, biasanya yang tidak ikut rapat justru yang dapat kredit paling besar. Ini justru kebalik. Refreshing sekali. Dan jangan lupakan para petani. Mereka ini pemenang sesungguhnya. Kopinya tidak hanya kering sempurna—harga juga ikut “naik suhu”. Kesimpulan saya: ketika perusahaan mau mendengar, teknologi mau bekerja, dan ego mau minggir, jadilah inovasi yang jos.
Bahtiar HS
Om Liam Then, Saya cuman mau bilang, di balik gembar-gembor pembangkit geothermal sebagai energi terbarukan (green energy), ada cuan yg kita orang2 biasa tidak pernah bisa /sempat hitung. Orang biasa melihat investasi USD 700 juta begitu besarnya. Smtr horang kaya melihat DI BALIK investasi USD 700 juta, ada cuan berkali lipat. Itulah bedanya. Yg kaya makin kaya, krn tahu caranya kaya. Dan yang paling penting, caranya tidak dia bagi2 gratis ke orang lain.
Bahtiar HS
Tapi disclaimer ya: Hitungan saya itu hanya kira-kira. Belum tentu tepat benar. Blm hitung risikonya yang tidak saja besar, tp besar sekali. Pernah lihat salah satu sumur bermasalah, mesti tunggu engineer dari Amrik. Dan untuk turun ke dasar sumur saja juga tak mudah. Tidak seperti sumur kita, mungkin hanya perlu ganti sanyo atau paralon. Dan turun paling maksimal 100 meter. Ini sumur geothermal berkilo2 meter. Tp gak bakal rugi kalau bisa sukses.
Murid SD Internasional
NAAAAHHHH!!! Akhirnya ada satu tulisan bagus! Full bahas cuannn!!! @Pak Guru Bahtiar HS Geothermal itu memang satu-satunya pembangkit listrik di Indonesia yang PPA-nya fix dollar. Rupiah nyungsep, revenue makin melonjak. Udah gitu, PLN tetep bayar sesuai kurs USD saat due-date. Gak salah kan, kalo investor asing sampai rela puasa ngebleng, tapa geni, semedi 365 hari, di Gunung Lawu, alias rela doing anything buat bisa masuk, soalnya risk-hedging nya cakeeepppp!!! Trus, cashflow. Aih, geothermal itu flat, stable, guaranteed selama 3 dekade. Mana ada instrumen finansial kayak gini, ha? Listrik dari geothermal itu base-load, bukan intermittent. PLN pun wadjib serap 100% kapasitas kontrak. Hasilnya? Cashflow bulanan stabil, persis cicilan, tapi ini kebalik, justru Pak Bos Guru Bahtiar yang terima, bukan yang bayar. Dan berapa lama? 30 tahun, Bos! Setelah sumur beroperasi pun, operational expenditure-nya pun konyol murahnya buat ukuran pembangkit. OPEX cuma 1,5 cent USD per kWh, tarif jual bedebah bisa sampai 11,76 cent USD per kWh! Artinya, margin kotor bisa di atas 80% untuk sumur mature, EBITDA margin tembus 70% ke atas! Dan ini angka beneran, bukan brosur! Dari perspektif investor kelas kecoak sekali pun, ini bukan pembangkit listrik, tapi pabrik margin! Begitu reservoir stabil, production cost segitu2 aja. Ini rahasia besar investasi geothermal --> panas bumi = resource yg gak butuh bahan bakar, gak kena inflasi komoditas, Pak Boooossss!!!
Bahtiar HS
Bicara soal pembangkit listrik geothermal atau PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi), saya pernah handle maintenance support software CMMS PTLP Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) di Lahat, Sumatera Selatan. Letaknya menantang di lahan pegunungan dengan elevasi tinggi sekira 2600 mdpl. Sy pernah ke sana, bermobil dari Palembang ke Lahat, lalu ganti mobil off-road naik ke pedalaman Rantau Dedap. Masuk gerbangnya spt masuk ke kamp militer seluas 350 km2. Kapasitas produksi 91,2 MW. Bisa utk menerangi 90-120 ribu rumah. Jika mampu full load akan produksi listrik 787.968 MW-hour per tahun. Saat ini harga jual listrik ke PLN USD 11,76 sen / Rp 1.964 per kWh. Jadi setahun dpt cuan Rp1,547 T. Kalau investasi USD 700 juta atau sekitar Rp 12 T-an. Maka perkiraan BEP (tanpa melihat cost lain) sekira 7,8 tahun. Padahal Power Purchase Agreement (PPA) dg PLN berlaku 30 thn. Artinya 30 thn ke depan yg beli udah pasti. Katakan bener2 BEP hingga 15 thn aja, SERD di sisa 15 thn berikutnya tinggal kipas2 hingga PPA habis. Makanya meski medan sulit (di atas gunung yg gak rata), ngebor bumi sekian km utk dpt panas bumi, tetap dilakukan konsorsium SERD. Bahkan mrk rencana pengembangan kapasitas prod jadi 2 x 110 MW. Gmn nggak enak? Sdh ada pembeli-tinggal produksi, cuannya tambah berember2. Apalagi skemanya Build-Own-Operate (BOO). Bangun, dimiliki, dioperasikan sendiri. Tak ada kewajiban diserahkan pemerintah jk PPA habis. Msh punya aset itu dan bs cetak cuan besarlah meski kontrak habis.
Komentator Spesialis
Nonton Youtube podcastnya Awalil Rizky dengan bung Yanuar soal "GoTo - Grab merger, apa dampaknya buat kita ??" sangat bagus dan mencerahkan. Gamblang apa yang terjadi ketika Telkom masuk investasi di Gojek sampai membukukan rugi bengkak gajah. Bagaimana mereka memakai investasi Telkom itu hanya untuk mengembungkan valuasi saham 270 kali lipat. Apa yang telah dan akan dilakukan investor pendiri, sampai terakhir mereka merencanakan aksi korporasi merger GoTo-Grab yang membuka jalan angle investornya exit. Dan aksi penyelamatan "ganti rugi" investasi Telkom untuk mencegah penyidikan Kejaksaan. Semua dikupas dengan bahasa yang mudah dipahami. Yang jelas, KPPU harus mencegah merger ini. Karena, pertama, gabungan 2 entitas ini menguasai 90% lebih pangsa pasar. Dimana berpotensi merugikan masyarakat dan driver. Kedua, jangan sampai Danantara masuk mengulangi kesalahan yang dibuat Telkom. Karena diduga aksi korporasi ini hanya dijadikan sebagai exit strategi angle investor Grab dan GoTo, yang mana disitu ada nama nama besar seperti Blackrock, JP Morgan, Softbank sampai Temasek. Ketiga, Indonesia berpotensi kehilangan GoTo sebagai perusahaan nasional. Karena keduanya sama sama listed company. Grab yang berpusat di Singapura, listed di Nasdaq. Punya kapitalisasi Pasar yang jauh lebih besar dari GoTo. Ada kemungkinan setelah merger, GoTo akan delisted dari IDX dan dibawa kabur ke Nasdaq dan Singapura.
mario handoko
selamat pagi bp ks, bp liam. sebelum beli saham goto di tahun 2021. ternyata telkom juga sudah invest saham TELE 25%, yg dibeli di th 2014 seharga 1.395 ton. hasilnya? malah lebih parah dari investasi di goto. di laporan keuangan telkom 2021, telkom mengakui full impairment atas investasi di TELE. alias duit 1.395 ton itu bablas. amsyongg
Liam Then
Dulunya hanya teh, beberapa tahun terakhir, orang Tiongkok mulai gemar minum kopi. Berita Starbuck buka gerai di Tiongkok, sampai beberapa unit per minggu. Kemudian disusul yang lokal Luckin Coffee itu, sangking suksesnya sampai balas buka cabang gerai di Amerika dan listing di bursa saham Amerika. Mungkin inilah sebabnya, beberapa tahun terakhir kopi makin tambah mahal. Bayangkan konsumsi gabungan dari persentase tertentu dari 1,5 miliar orang di Tiongkok. Jangan sampai orang India gemar minum kopi, bisa jadi orang bertamu di Indonesia nanti, ada yang mulai hanya disuguhi air putih, hehehe. Pemerintah harusnya senang, ini jalur baru, untuk makmurkan petani kopi nasional. Industri biji dan bubuk kopi spesial Indonesia bisa tumbuh subur, kalau pemerintah mau turun tangan, sat set bangun jalur logistik, kampanye informasi, untuk hubungkan pasar luar negeri dengan produsen di dalam negeri. Bayangkan skenario ini, produsen biji atau bubuk kopi spesial bisa terima kiriman dollar langsung lewat Paypal dari konsumen. Kemudian barang dikirim lewat jalur logistik yang dibangun oleh pemerintah. Tentu ini kerja tak mudah. Kepikiran, jika misalnya pasar penerbangan domestik dibuka saja untuk maskapai asing, entah ini nanti bisa jadi jalur logistik baru, yang nanti bisa jadi akses langsung masyarakat ke pasar internasional. Mana tahu, dengan begitu nanti jalur penerbangan baru ke berbagai penjuru dunia akan terbuka. Kalau sudah terbuka, tentu kiriman barang akan lebih gampang
Liam Then
Mentrans ingin undang investor Tiongkok masuk Papua. Karena lingkup kerjanya, saya jadi curiga, jangan-jangan mentrans ingin undang investor Tiongkok masuk, lahan di Papua nanti bisa jadi tempat mereka bercocok tanam. Pikiran sempit saya, langsung ketakutan, nanti orang Papua sana , jadi gigit jari dong. Lihat lahan suburnya jadi tempat bertanam orang asing. Pasalnya di beberapa negara Afrika, sudah ada beberapa industri pertanian, yang dikelola oleh investor asal Tiongkok. Saya takut, di bidang kopi misalnya, namanya kopi Papua, bisa nanti yang punya malah orang Tiongkok. Orang Papuanya hanya bisa bengong lihat. Padahal harusnya yang diusahakan adalah bagaimana produk pertanian orang Papua, masuk ke Tiongkok atau negara lain. Jika pendapatan lancar bertambah, mereka yang populasinya minim di sana tentu bakal butuh tenaga kerja ekstra, pemerintah nanti tak butuh kirim-kirim orang lagi. Orang Papua yang keluar pulau cari dan bawa saudara dari pulau lain masuk, untuk barengan raup rezeki.
Murid SD Internasional
Terakhir. Soal apakah enggak bisa kontrol anak buah? Jawaban realistis nya, ya kadang nggak bisa, Pak Bos. Ngontrol ASN itu enggak kayak ngontrol karyawan warung. Ada: - mutasi - clash kepentingan politic - senioritas - pengaruh partai - tender diganggu oknum preman lokal - perubahan leadership tiap 5 tahun Kalo pemerintah salah kelola PLTP: - cost meledak lagi - molor bertahun2 lagi - accountability jadi diganjar SP3 lagi Makanya pemerintah pilih jalur aman: "udah deh, lu aja (swasta) yg bangun, gue beli jadi listriknya aja". Kesimpulannya? Bangun PLTP itu kayak nikah sama janda tajir, tapi galaknya minta ampun. Nah, pemerintah mikir: "ngapain gue harus nikah sama janda galak duluan, kalo ada swasta yg sudi nikahin duluan dan ngerasain semua risikonya duluan?" Oke, analoginya gak cocok blas. Tapi ya, intinya gicu.
Taufik Hidayat
Artikel kali ini tentang kopi.. jadi saya juga mau dongeng tentang kopi . Tentu bukan kopi “Starbucks” atau kopi kekinian lainnya. Tapi kopi yang pernah saya cicipi dalam perjalanan . Salah satunya ada kisah kopi yang saya dapat sebagai oleh oleh dari Kolombia. Kopi Kolombia umumnya termasuk kopi Arabika dan yang premium misalnya kopi Supreno. Sementara kalau di Kolombia sendiri kita akan banyak ketemu Cafe Juan Valdez. Kopi Kolombia seperti juga Kopi Kenya atau Kilimanjaro biasanya menjadi pilihan minuman di pesawat juga. Tentunya kalau kita naik maskapai premium di kelas yang premium. Ingat kata Kilimanjaro tentunya ingat gunung tertinggi di Afika. Tapi jangan salah yah kalau naik pesawat menuju Kilimanjaro kita akan sampai bukan ke gunungnya tetapi ke kota Arusha atau Moshi. Jadi bandara Kilimanjaro memang dijadikan sebagai magnet untuk membuat kawasan ini menjadi terkenal dan jadi pintu gerbang untuk yang mau naik ke kilimanjaro atau mungkin hanya bersafari di Ngorongoro atau Serengeti . Oh yah Bandara Kilimanjaro itu kodenya JRO.
Wilwa
@Liam @suhartono :):):). Kalau saya pribadi percaya surga neraka ada di bumi ini. Miskin dan sakit-sakitan adalah neraka. Hidup berkecukupan dan badan sehat bugar adalah surga. Dan perbuatan / karma / action diri kita sendiri yang menentukan. @Liam sebaiknya hentikan merokok. Cepat lambat akan membuat Anda masuk neraka (baca: sakit-sakitan).
Wilwa
@Suhartono. Omong omong mengenai Jay Smith, menurutnya ada 3 hal dalam mengkritisi Islam sebagaimana Kristen dulu juga dikritisi: The Book, The Man, The Place. Link youtube 7 menit kemarin baru bahas The Book. Ini youtube 1 jam lengkapnya: Why the Foundations of Islam Are Now Crumbling with Dr. Jay Smith @pfanderfilms. 19 Jul 2025. Cross Examined. Mengapa tak ada orang Kristen yang teriak-teriak istilah Kristen-phobia ketika diserang skeptic? Karena Kristen telah mengalami “kritik” itu sejak Revolusi Amerika 1776 dan Revolusi Perancis 1789 bahkan Revolusi Bolshevik 1917. Menurut Jay Smith itu yang membuat Kristen menjadi CENDERUNG lebih manusiawi kini. Namun tetap mempercayai Yesus sebagai Tuhan. Islam masih CENDERUNG “ngamukan” dan ingin “membunuh” para kritikus Islam khususnya bila dikritisi sejarah The Book, The Man, The Place. Persis Kristen abad pertengahan. Dan playing victim. Dan teriak Islam-phobia kepada para pengkritik Islam khususnya The Book (many men made), The Man (Mhmd never exist, Jesus was called Mhmd), The Place (Petra, Damaskus, Baghdad not Mekah)
Ahmed Nurjubaedi
Dahsyat!!! Yang dilakukan Mas Naufal itu adalah aplikasi dari yang namanya model pembelajaran Problem-based Learning dan Project-based Learning. Sudah mulai dirintis penerapannya oleh Kemendikbud sejak SD sampai SMA pada 2013. Sampai sekarang. Hal yang sama juga dilakukan oleh Melati Wijsen dan Elizabeth Wijsen, 2 siswa luar biasa Green School Bali aat mereka baru kelas 4 dan 6. Mendapat tugas sekolah, 2 gadis kecil itu melakukan riset: masalah terbesar apa yg sedang dihadapi Bali. Ketemu: sampah plastik. Tapi mereka juga diajari mengukur diri: masalah itu terlalu besar buat mereka. Lalu mereka melihat ke lingkup yang kira-kira dalam jangkauan mereka. Keputusan mereka: tas plastik. Dan pada usia 10 dan 12 tahun, mereka memulai gerakan bye-bye plastic bags di Bali. Apa yg Melati dan Isabel lakukan sungguh seperti dongeng. Dan pada tahun ke-3, karena konsistensi dan keberhasilannya, mereka diundang bicara di TED Talk. Yang dilakukan Mas Naufal, Melati, dan Isabel, itulah mestinya yang menjadi salah satu standar output sekolah maupun kuliah di Indonesia. Seperti diungkapkan oleh Melati dan Isabel: di Green School Bali, kami dijari untuk menjadi pemimpin sesuai jaman. Something a normal textbooks cannot match. Selamat menempuh hidup baru, Mas Naufal. Semoga hidup Mas Naufal dan keluarga selalu diberkahi oleh Allah SWT... Aaamiin Allahumma Aaamiin...
Liam Then
Kepikiran komentar Bang Sadewa. Di surga nanti mau kopi apa, jenis apa tentu tinggal pikir, barang bakal langsung ada. Masalahnya, entah di surga nanti ada smoking area gak yah?
Liam Then
@Bang MZA Kira-kira bahan obrolannya apa yah? Nanti kita panggil Tuhan dengan panggilan apa? Apakah Tuhan saja. Atau yang Termulia Tuhan? Kalau misal Tuhan bilang panggil saya "bro" saja. Apakah berani?
Jokosp Sp
Bea Cukai Surabaya. Menteri keuangan : ramenya biasanya malam-malam kalau di pelabuhan Surabaya dan Semarang. Pas saya cek siang-siang di Surabaya semua barang sudah disusun rapi. Mereka salah perhitungan, ternyata saya cek bukan dari jumlah barangnya, tapi dari harga barangnya. Ternyata permainan harganya ada di situ. Harga marketplace 50 juta, ternyata di harga barang 100 ribu. Ternyata saya yang pintar. Biar tidak pintar-pintar amat. :) :) :).....tertawa. Sebenarnya yang pintar siapa?. Menteri keuangannya atau pegawai Bea Cukainya, atau juga para importirnya??????. Yang pintar ngakali jelas para importirnya. Bisa merubah harga dari 50 juta jadi 100 ribu. Pegawai Bea Cukai juga pintar dalam hal memeras importir dan melakukan kong kalikong pajaknya, sehingga harga 50 juta bisa dirubah jadi harga di dokumen 100 ribu. Hebat kan para pegawai Bea Cukai itu. Jadi kalau mau negara tidak boncos maka tidak cukup hanya sekedar pengawasan. Karena ternyata pengawasnya sami mawon, ikut main mata dengan para pegawainya. Habisin, ganti dengan orang baru. Mereka sudah bermain puluhan tahun. Makanya ekonomi indonesia remuk diakibatkan dari kasus impor yang tidak terkendali. Sementara pemasukan pajaknya bocos banyak masuk kantong para pegawainya saja. Dan industri dalam negeri yang akhirnya banyak kolap. Tidak ada obatnya selain harus dibersihkan. Kalau perlu harus dibasmi dengan baygon.
Muh Nursalim
Berarti itu juga bisa untuk.mengeringkan padi. Selama petani pafi hanya dijemur tradiosional. Di musim seperti sekarang susahny minta ampun. Tiap hari hujan. Jam 11 siangpun sudah turun hujan. Akibatnya gabah njjamur. Saat jadi beras konyit. Hanya dihargai 5000 perkilo. Sementara pabrik2 beras punya mesin pengering luar biasa. Mereka himpun gabah petani yg kewalahan njjemurnya. Dengan harga semaunya.
Liáng - βιολί ζήτα
Anda Pasti Tahu.....Uap Geothermal itu mengandung zat-zat apa saja !! Sayang sekali, Abah DI tidak menginformasikan : Apakah zat-zat tersebut mengkontaminasi kopi yang dikeringkan dengan cara dialiri Uap Geothermal selama 10 hari tersebut dan apakah sudah ada riset pendukungnya ??
Lagarenze 1301
Santai Sejenak. Suatu pagi, dua pria lansia nongkrong di Warung Kopi Daeng Anas di Makassar. Mereka membawa istri masing-masing. Maklum, sudah 70-an, sudah agak pikun, jadi perlu ada yang menemani. Sembari menyeruput kopi 70:30 ditemani dua telur setengah matang, kedua pria ngobrol dengan topik sendiri. Berbeda dengan kedua istri yang juga punya topik sendiri. Salah satu pria lansia bercerita tentang kopi nikmat yang ia temukan di warung kopi, akhir pekan lalu. "Sungguh luar biasa, kopinya enak, sepertinya kopi yang didatangkan dari Kamojang, hasil pengeringan dengan panas bumi. Kamu harus mencobanya," katanya. "Apa nama warung kopi itu? Lokasinya di mana?" si teman jadi berminat. "Warung kopinya tak jauh dari Pantai Losari. Di deretan gedung-gedung CPI. Itu lho, kawasan baru hasil reklamasi.Tapi, saya lupa nama warung kopinya...." Pria lansia itu berpikir keras, tapi tetap tak bisa mengingatnya. Ia lalu bertanya ke temannya, "Tolong bantu saya. Apa nama bunga yang biasanya berwarna merah, berduri, yang diberikan kepada seseorang yang kita cinta?" "Mawar," sahut temannya. "Oh, iya. Eh, bukan. Apa nama bunga itu dalam bahasa Inggris?" "Rose...." "Ah, ya, itu," kata pria lansia lalu memanggil istrinya, "Ros, apa nama warung kopi yang kita kunjungi pekan lalu?"
djokoLodang
-o-- Selingan --Intermeso Doni masuk ke klinik praktik dokter langganannya dan duduk di ruang tunggu. Saat ia menunggu giliran untuk diperiksa, seorang kenalan masuk dan duduk di sebelahnya. Si pendatang baru bertanya, "Appppa yang kkk kau lakkkk kukan di sini, Ddddoonnni?" Doni menjawab, "Saya sedang menunggu untuk bertemu dokter." "Kekk keennapa kkkaamu? S ss sakit?" Doni menjawab, sabar "Kalau memang kamu ingin tahu. saya punya masalah prostat." "Ppp pros tt aaat, aappppaa itu?" "Begini gampangnya. Pipis saya seperti cara bicaramu." --0-
Juve Zhang
Bos CHDI ajaklah ke Tiongkok yg belum kesana misal Prof Wilwa.....jago nya bahasa Mandarin nampak beliau belum ke Tiongkok....yg belum pernah saja biar ada Unsur kejutan....wujud terimakasih Disway ke Prof Wilwa dkk....biar mereka melihat adakah Pengemis disana....adakah pemulung disana ...adakah Preman Jalanan disana.....Jangan bayangkan seperti saya backpakeran keliling Tiongkok ketika miskin dan melarat.....Pengemis berjibun Pencopet banyak Preman Jalanan Gak kurang.....saya itu petualangan saat Tiongkok gila gilanya ....banyak cerita gak bisa dibuka disini.... melanggar HAM ...tapi itulah kisah nyata zaman Tiongkok susah melarat.....biar.prof Wilwa Wajib nulis sekian hari di Disway bagaimana Tiongkok zaman modern....sila yg lain yg minat lihat kejaiban kemajuan Tiongkok....anda gak usah takut di culik disana wkwkqk
djokoLodang
-o-- + Nek, aku menemukan ini tergeletak di dekat kursi. Nenek tahu ini apa? - Itu tas pinggang Kakekmu. Aku tidak tahu kenapa ia ngotot pakai benda konyol itu. Tas itu isinya cuma benda-benda tak berguna. + Hei, lihat, Nek! Ada foto Nenek di dalam tas ini. ... (Nenek ambil tas itu, dan keluar menghampiri Kakek yang sedang bersiap jalan-jalan sore) - Kangmas! Kamu nggak mau pakai tas pinggangmu ini, sayang? Tertinggal dekat kursimu, tadi. --koJo.-
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:

Komentar: 119
Silahkan login untuk berkomentar