Gegeran Gergeran
Pertemuan PBNU di Pondok Pesantren Miftachussunnah, Jalan Kedungtarukan, Surabaya-ist-
NERACA merah NU di tahun 2025 ditutup dengan tinta biru. Sebenarnya neraca itu sudah membiru di hari Natal tanggal 25 Desember. Neraca itu baru kelihatan benar-benar biru pada 28 Desember.
Tiga hari sebelum tutup tahun itu, ada pertemuan khusus di rumah rais aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Di Surabaya Timur. Dua tokoh utama yang berseberangan hadir: KH Miftachul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf –rais aam syuriyah dan ketua umum tanfidziyah.
Bahkan, Saifullah Yusuf duduk di sebelah Gus Yahya. Gus Ipul dan Gus Yahya-lah yang dikabarkan berseberangan –sekjen dan ketua umum. Sempat beredar pula rais aam berseberangan dengan Gus Yahya karena memihak Gus Ipul.
Anda sudah tahu: Gus Yahya memberhentikan Gus Ipul. Sekjen itu dianggap melalaikan banyak tugas –utamanya menandatangani pengesahan pengurus cabang NU. Sampai berkasnya menumpuk. Itu konon bukan karena Gus Ipul sibuk merangkap jabatan sebagai menteri sosial kabinet Prabowo, melainkan merasa kurang sependapat dengan komposisinya: akan memilih Gus Yahya semua di muktamar NU tahun depan.
Sebelumnya Gus Yahya diberhentikan oleh rais aam November bulan lalu.
Resmilah terbentuk dua kubu di PBNU. Keduanya sama-sama berkantor di gedung PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta. Gedung itu berlantai sembilan –cukup untuk berkantor dua pengurus besar, bahkan seandainya tiga sekalipun.
Lalu heboh. Di elite dan di medsos. Tapi, perpecahan itu tidak sampai ke akar rumput –bahkan tidak sampai batang bawahnya.
Arus bawah NU justru berubah menjadi kelompok penekan yang dahsyat. Mereka tidak peduli apa yang menyebabkan pecah. Juga, tidak peduli siapa yang salah dan benar. Pokoknya pecah itu jelek. Mereka harus utuh. Islah. Berdamai.
Mereka juga tidak peduli cara berdamainya: yang penting islah. Sebagian dari mereka berkumpul di rumah Gus Dur di Ciganjur, Jakarta, pada 20 Desember. Sebagian lagi kumpul di pondok ”bintang sembilan” Lirboyo menggelar Musyawarah Kubro pada 21 Desember.
Pondok Pesantren Lirboyo terletak di pinggiran barat Kota Kediri. Para peziarah Gua Bunda Maria pasti melewati Lirboyo.
Pertemuan yang di Lirboyo itu dahsyat. Kiai-kiai ”bintang sembilan” hadir –termasuk KH Ma’ruf Amin, mantan wapres, hadir via Zoom. Ketua-ketua wilayah hadir. Para ketua cabang hanya sedikit yang absen.
Hasilnya: harus islah. Dipaksa islah. Caranya: yang tidak mau islah harus meletakkan jabatan. Atau dicabut mandatnya. Batas waktu islah hanya tiga hari.
Ternyata keesokan harinya kembali heboh. Gus Yahya ke Pesantren Buntet, Cirebon. Di situ Gus Yahya merespons hasil Musyawarah Kubro di Lirboyo. Gus Yahya pun bercerita. Panjang. Detail. Njlentreh. Menurut versinya.
Begitu kuatnya penjelasan Gus Yahya sehingga yang menontonnya bisa langsung memihaknya. Sangat runtut dan logis. Menurut kesan saya: kubu rais aam ”habis” di situ.
Begitu jelasnya kronologi itu sehingga Gus Yahya heran mengapa masih ada pihak yang menyebut diri netral. ”Kan sudah sangat jelas siapa yang salah dan siapa yang benar.” Kira-kira begitu penjelasannya.
”Kalau pemecatan saya itu dianggap sah, sama dengan menganggap saya ini kafir harbi yang layak dibunuh,” ujar Gus Yahya.
Maka, katanya, islah yang akan dilakukan harus jelas dulu, siapa yang salah dan siapa yang benar. Setelah itu, baru islah.
Sejak menyimak video itu, saya menjadi pesimistis: islah ini islah bersyarat. Maka, saya ragu islah bisa berlangsung –seberapa kuat pun tekanan dari Lirboyo.
Apalagi, hari itu juga, video Gus Yahya itu disambut oleh kubu rais aam –juga lewat video. Kiai Miftachul Akhyar berpendapat bahwa pemecatan Gus Yahya adalah sah dan tidak melanggar aturan organisasi. Lalu, pertemuan Lirboyo dianggap sebagai ”pertemuan informal” yang tidak punya kekuatan organisatoris untuk dilaksanakan.
Itulah sebabnya, Kiai Miftach tidak menghadiri Musyawarah Kubro di Lirboyo. Sebenarnya ia sendiri ingin hadir. Tapi, ia diingatkan bahwa tidak ada kewajiban secara organisasi harus hadir.
Setelah menyimak dua video itu, saya pun mengontak berbagai sumber di internal NU. ”Saya bingung,” kata saya. ”Ini islah atau tidak, sih?”
Situasi kembali reda setelah digelar rapat konsultasi syuriyah, mustasyar, dan tanfidziyah di Lirboyo pada 25 Desember 2025. Kiai-kiai sepuh hadir. Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU KH Yahya Cholil Staquf juga hadir. Mereka saling bertabayun. Hasilnya, kedua pihak sepakat islah.
Media pun ramai menyambut keputusan Lirboyo itu. Perpecahan berakhir. Happy ending. NU kembali rukun. Segera pula dilaksanakan muktamar perdamaian di NU.
Jagat NU makin terang pada 28 Desember. Semua pihak yang bertikai berkumpul di rumah Rais Aam Miftachul Akhyar. Lengkap. Acaranya informal: silaturahmi. Tapi, yang dibahas tentang muktamar.
Bertengkar seru, dalam bahasa Jawa, disebut "gegeran". Menurut Gus Dur si humoris, di NU itu "gegeran" sudah biasa. Jangan khawatir. "Gegeran" itu akan selalu diakhiri dengan "gergeran" –bersenda gurau yang penuh tawa. (Dahlan Iskan)
Indonesia kini bisa membuat sendiri Kapal Selam Tanpa Awak dan Kapal Perang Merah Putih lewat PT PAL. Penasaran siapa sosok di balik terobosan luar biasa ini? Ikuti ceritanya di podcast terbaru Energi Disway, di bawah ini
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 29 Desember 2025: Kaya Miskin
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
AIR NAIK GUNUNG, LOGIKA TURUN KE LEMBAH.. Ini cerita luar biasa: air sungai dipaksa melawan kodrat, naik gunung, masuk terowongan, jatuh 100 meter, lalu jadi listrik. Teknologi sipilnya jenius. Tapi setelah itu, akal sehat justru hilang di pintu keluar turbin. PLTA Renun membuktikan Indonesia mampu berpikir sangat jauh—belasan kilometer ke dalam gunung. Sayangnya, berpikir dekat ke rakyat sekitar masih sering gagal fokus. Air dari Dairi dikumpulkan, diperas, diputar, lalu dibuang dengan sopan ke Danau Toba. Rakyat Dairi? Dapat pemandangan. Tujuan utamanya mulia: menjaga Danau Toba. Listrik hanya bonus. Tapi bonusnya 80 MW, bukan recehan parkir. Setelah 50 tahun, investasi sudah balik, turbin sudah kenyang, generator sudah pensiun dini berkali-kali. Namun kemiskinan lokal tetap lembur. Ini bukan soal nasionalisme sempit daerah. Ini soal akal sehat ekonomi: daerah penghasil diberi peran, bukan cuma plakat. Kalau air saja bisa dipaksa berbalik arah, masa kebijakan tidak bisa sedikit saja diarahkan ke desa asalnya?
djokoLodang
Mangkuk Pecah ... Ceritanya begini: Danau Toba ibarat mangkuk di atas meja. Yakni mangkuk besar yang cuil di bagian timurnya. ... *) Di sebuah desa hiduplah seorang pemuda. Ia sangat miskin, tetapi ada satu hal yang sangat ia hargai: sebuah mangkuk tanah liat sederhana pemberian neneknya. Setiap hari, ia mencuci mangkuk itu dengan hati-hati, mengeringkannya, dan meletakkannya di rak kayu. Ia berpikir: "Selama aku masih memiliki mangkuk ini, aku akan bahagia." ~ Suatu sore, seorang bijak melewati desa itu. Orang-orang berkumpul di bawah pohon besar untuk mendengarkan ajarannya. Pemuda itu juga datang, masih memegang mangkuk di tangannya. Ketika orang-orang bertanya, ia menjawab, "Ini barang paling berharga yang kumiliki. Jika aku kehilangannya, aku tidak akan punya apa-apa lagi." Orang bijak menatap mangkuk itu dan berkata, "Kalau begitu mangkuk ini tidak hanya ada di tanganmu, tetapi juga menyimpan hatimu." Saat mereka sedang berbicara, seorang anak laki-laki berlari dan tanpa sengaja menabraknya, dan mangkuk itu terlepas dari tangannya. Benda itu jatuh ke tanah dan pecah. Semua orang tersentak. Ia terdiam membeku. Jantungnya berdebar kencang, dan dalam benaknya hanya ada satu jeritan: "Ini tidak boleh terjadi!" Orang bijak menatapnya dan bertanya, "Saat ini, di mana penderitaanmu? Di pecahan-pecahan di tanah, atau di dalam pikiranmu?" ~ Ia menatap pecahan-pecahan itu. Mangkuk itu tidak menangis. Tanah itu tidak menangis. Hanya ia yang menangis. ---
djokoLodang
--- Perlahan, ia menyadari: Rasa sakit itu bukan pada mangkuk yang pecah, melainkan pada keterikatannya pada gagasan bahwa segala sesuatu "harus" berjalan sesuai keinginannya. Didengarnya orang bijak berkata lirih, "Segala sesuatu yang lahir suatu hari akan hancur, segala sesuatu yang dimulai suatu hari akan berakhir. Kau tak bisa menghentikan ini. Tetapi kau bisa memilih bagaimana kau menyimpannya di dalam hatimu." Air mata masih mengalir di wajahnya, tetapi dadanya tiba-tiba terasa lebih ringan. Ia membungkuk hormat dan berbisik, "Jadi... aku bisa menderita karena mangkuk yang pecah... atau aku bisa belajar melepaskan dan terus berjalan." Orang bijak tersenyum, “Tepat sekali. Melepaskan bukan berarti kau tak pernah mencintai. Melepaskan berarti kau bebas mencintai tanpa terbelenggu olehnya.” Malam itu, dalam hati ia mengucap syukur kepada mangkuk di dalam hatinya, dan untuk pertama kalinya, ia merasakan kebebasan mulai tumbuh dengan tenang di dalam dirinya. --0-
Ima Lawaru
Abah belum bisa disebut keliling Indonesia kalau belum sampai juga di Kabupaten Wakatobi. Yang merupakan akronim dari nama empat pulau di kabupaten itu: Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, Binongko. Melihat lansung geliat kehidupan masyarakat dari empat pulau kecil itu lebih dekat. Yang empat pulau ini didominasi alam tandus, tanah berbatu-batu karst tajam. Yang tanam singkong pun butuh 1 tahun baru bisa lihat hasil. Itupan kalau berhasil. Tapi kalau orang pendatang, datang ke Wakatobi, umumnya mereka biasanya kagum: "Kok Wakatobi setandus ini, rumah penduduknya banyak yang bagus-bagus, anak-anaknya bersekolah sampai perguruan tinggi dan hidup bisa cukup sejahtera? Orang di sini kerja apa?" Ini yang saya lihat dari falsafah hidup orang Wakatobi pada umumnya: makan apa adanya yang penting anak sekolah dan bisa bangun rumah. Di Wakatobi umumnya orang berlomba-lomba bekerja keras untuk dua cita-cita itu. Dan mendapat bonus kadang bisa sukses umroh dan pergi haji berkali kali. Dan banyak sekali orang Wakatobi merantau ke daerah-daerah subur untuk mengejar sukses itu.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
RENUN BELUM 50 TAHUN.. Di CHDI hari ini Pak Dahlan menulis PLTA Renun sudah berumur lebih 50 tahun, bahkan layak ulang tahun emas. Menurut saya, perlu sedikit diluruskan. Karena menurut kenalan saya yang bekerja di PLN, Renun belum setua itu. Ia bukan proyek era 1970-an seperti Sigura-gura. Perencanaan Renun memang panjang, tetapi baru benar-benar selesai dan mulai beroperasi awal 2000-an. Artinya, umur operasionalnya sekarang sekitar 20–25 tahun, belum setengah abad. ### Lamanya pembangunan bukan karena santai, melainkan karena kerumitan teknis yang luar biasa. Renun bukan PLTA biasa. Ia menembus gunung batu lewat terowongan belasan kilometer, lintas daerah aliran sungai, dan memaksa air “melawan arah alam”. Kompleksitas itu bahkan membuat proyek ini tiga kali berganti pimpinan proyek—tanda betapa berat tantangan di lapangan. Justru di situlah nilai Renun. Ia bukan bangunan tua yang dihormati karena usia, melainkan karya rekayasa modern yang matang sebelum waktunya. Masih relatif muda, tetapi sudah stabil, berfungsi menjaga Danau Toba, dan memberi listrik regional. Belum ulang tahun emas, tapi jelas bukan proyek murahan.
DeniK
Banyak masyarakat awam yang terprovokasi lewat media sosial oleh aktivis dan konten kreator jahat , menolak PLTA dan yang terbaru di Cianjur masyarkat menolak Geothermal .padahal kalau listrik mati mereka mengamuk duluan.
Hasyim Muhammad Abdul Haq
Saya pernah dengar cerita Pak Dahlan menasihati Mas Azrul Ananda putranya untuk terus menulis suoaya tidak pikun. Saat dengar cerita itu saya sadar ternyata menulis bisa mencegah pikun. Jsdi kita tahu kenapa Pak Tohari tidak pikun di usia 77 sekarang ini.
Murid SD Internasional
Ahmad Tohari. Pramoedya. Leila S Chudori. Tommy F Awuy. Seno Gumira Ajidarma. Saut Situmorang. Eka Kurniawan. Ki Pandjikusmin. Sapardi Djoko Damono. Nasjah Djamin. Andrea Hirata. Dee Lestari. Tere Liye. M Kasim. AA Navis. Kuntowijoyo. Iwan Simatupang. Hamsad Rangkuti.
Ibnu Shonnan
Mengikuti acara haul Guru Sekumpul lewat media sosial, terpantau jama'ah yang hadir luar biasa. Menurut Kapolda Kalsel diperkirakan 4 juta orang yang hadir. Mereka semua hadir dengan suka rela. Tanpa ada undangan resmi. Rasa mahabbah yang tinggi, menguatkan mereka datang untuk hurmat. Dan rasa ini tidak akan lahir, kecuali dari kerendahan sosok yang dihauli. Sebagaimana air, akan mengalir, datang ketempat yang rendah. Selamat untuk masyarakat Sekumpul dan sekitarnya.
Juve Zhang
Teknik sipil seperti PLTA renun tentu master piece....warisan UNESCO seperti candi Borobudur itu master piece.... PLTA itu dibuat kan terowongan dalam bukit ....sebagai anak muda saya ikut PLTA Singkarak sebentar masuk terowongan gelap bersama kereta kecil dan dalam terowongan ada rel kereta api....kalau antar bukit ada celah maka itu ditutup dengan lapisan baja anti karat sehingga aliran air tetap mengalir ke bukit dibawah....panjang terowongan 17 km kalau gak salah ...saya cukup 2 bulan kerja gak kuat badan memimpin unit Kuantiti...karena item super banyak dan proyek sudah jalan 3 tahun ....dari rencana 7 tahun....dua bulan di Singkarak tidak digaji hanya belajar item yang super banyak .. pulang ongkos sendiri naik ANS. Bis eksekutif Padang Rawamangun.....kisah perjalanan panjang diBus ..... kontraktor PLTA Singkarak Perancis gabung Italia plus BUMN karya sebagai pendamping... Tapi semua kontrol oleh Perancis dan Italia....kembang desa Singkarak dibuatkan rumah bagus oleh insinyur Perancis kelak proyek selesai rumah bagus milik anda....sang kembang desa tentu setuju ..apalagi masih muda masih bisa kawin lagi....begitu kebiasaan proyek ....konon PLTA Jatiluhur banyak anak anak ganteng dan cantik lahir dari campuran Perancis dan Desa Jatiluhur..... kebiasaan lama sebuah proyek lama....
Juve Zhang
Dua konsultan top jepang NIPPON KOEI dan PACIFIC COnSultant Internasional.....dua dua nya Raja Konsultan di Indonesia tahu seluk beluk Indonesia lebih dari kita.....saya kira bukan Nippon Koi ini bukan Jenis Ikan Koi .....wkqkqk...tapi Nippon KOEI....mereka memang raja nya alam Indonesia semua mendisain dan penelitian di berbagai daerah....
ALI FAUZI
Dari CHD bersambung terkait tanah Batak sejak Kamis (25/12), satu hal yang baru saya temukan hari ini: Start block (balok start). Itulah alat untuk membantu tolakan awal yang kuat bagi peserta lomba lari cepat. Balok start CHD berseri itu rupanya Bupati Dairi, Vicker Sinaga, yang pernah menjadi direktur PLN --BUMN yang pernah dinakhodai Pak DIS. Pada CHD tanah Batak pertama, Natal Dairi, saya masih bertanya-tanya balok start apa yang jadi pijakan/tolakan CHD itu? Kunjungan Bupati Dairi Vicker Sinaga ke rumah Pk DIS di Surabaya? Rasanya itu moment biasa-biasa saja. Vicker juga, maaf, belum menjadi tokoh terkenal luas. Pada CHD hari inilah balok start itu saya ketahui. Karena ada keterangan bahwa Vicker pernah menjadi dikrektur PLN. Dari tolakan blok start itulah CHD lari cepat. Dan menghasilkan tulisan bersambung yang memberikan banyak informsi baru.
Alamsta Suarjuniarta
Wah PLTA renun ternyata di danau Toba. Btw PLTA ini selain menghasilkan listrik dia juga menghasilkan uang digital yang didapatkan dari penjualan pengurangan emisi karbon. Istilah keren karbon kredit. Bahkan PLTA ini menggunakan standar global yaitu verra. Beda dg saudara nya di Jawa Tengah (pltmh gunung wugul) yg standar lokal yaitu srn) Harusnya profit dari karbon kredit itu sekian persen untuk kemakmuran warga lokal disana. Semoga manajemen PLN melihat kondisi lokal masyarakat disana
Jokosp Sp
Benar Om Juve. Di satu daerah di Binuang Kal Sel saya pernah bertetanggaan dengan Tambang milik kontraktor China dengan sistem Undeground Mining. Pas bersebelahan tambangnya dari yang kami kerjakan dengan sistem open pit. Fasilitas mess jelas mereka jauh dari yang kami miliki, bangunannya malah cukup dari papan kayu saja. Jauh dari bangunan permanen. Fasilitas kesehatan untuk karyawannya malah ke puskesmas di daerah setempat jika terjadi ada kecelakaan kerja, sementara kalau di kami dalam komplek office dan mess sudah ada mandiri khusus tenaga medis perusahaan yang dikontrak. Mode transportasi memang sangat terbatas. Jarang terlihat ada mobil 4x4WD ada di sekitaran tambangnya. Justru yang terlihat seringnya di pagi hari dan sepulang jam kerja para pekerja Chinanya olahraga jalan kaki yang bagi kami sangat jauh perjalanannya. Rerata mereka lebih konsisten dan kuat dalam olahraga jalan kaki. Sedang di kami lebih suka di olahraga sepedaan, badminton, dan tenes meja. Sifat ngulinya mereka lebih ekstrim jika dibanding dengan kami. Tapi kami membandingkannya sama, seperti ketika kami masih diantara tahun 1980-1990 saat memulai kerja di proyek rental.
Murid SD Internasional
Film fiksi khayalan tentang alien kok sejak 1980 sampai 2025 sekarang tetap tidak ada perubahan? Gitu-gitu terus ceritanya. Membosankan. Ini yang lebih seru, dan berdasarkan fakta perkembangan teknologi AI. Di masa depan, 2040 ke sana, dunia akan mengalami ini: 1. Kanker, tumor, cacat fisik, bisa diperbaiki oleh Medical AI Technology dalam hitungan detik. 2. Gangren, kaki diabetes membusuk yang sebelumnya mustahil diobati, bisa sembuh normal kembali dengan rekayasa genetika teknologi kedokteran berbasis AI. 3. Penuaan biologis bisa dilambatkan dengan teknologi AI, sehingga orang dengan usia 80 tahun bisa tetap bugar lincah seperti masih usia 25. 4. Otak bisa menerima copy-paste jutaan informasi tanpa perlu belajar lagi. Misal seseorang ingin bisa ahli hukum pidana, 1.000 halaman kitab Undang-Undang Hukum Pidana bisa di-copy ke memory otak dalam hitungan detik menggunakan AI. Bahkan ingatan seseorang bisa digandakan ke otak orang lain, sehingga orang lain bisa mengerti seluruh perjalanan hidup orang yang ingatannya di-copy tersebut. Ini akan membawa dunia psikiatri ke level yang di luar nalar. 5. Dan penelitian terbaru yang saya pelajari, kelak alam semesta -- batu, tanah, gunung, kayu, pohon, lantai, air, matahari, udara -- bisa berbicara kepada manusia, dengan teknologi sensori-neural LLM AI.
Jokosp Sp
Kita lebih banyak menguras energi untuk membahas betapa sulitnya mengubah cara kerja pemerintahan ini. Betapa amburadulnya sistem yang ada saat ini. Solar Subsidi di POM Bensin yang harganya Rp 6.800,-/ltr tetapi sangat sulit ketika mau antri membelinya. Seringnya terpasang rambu "Maaf Minyak Kosong, Dalam Prosess Pengiriman". Namun sebaliknya di eceran yang tak sampai 1 km jaraknya dari POM Bensin justru kita bisa dapatkan dengan mudah. Namun dari harga sudah naik bisa sampai 100% menjadi Rp 13.000,-/ ltr. Ini negara apa coba?. Sama juga dengan Pertalite subsidi yang di POM Bensin Rp 10.000,-/ltr, namun harga di luar dengan jarak yang sama tak sampai 1 km justru harganya bisa sampai Rp 13.000,-/ltr. Subsidi yang mana yang dinikmati rakyat?. Ini justru pemalakan nyata ke rakyat jelantah. Ini kasus korupsi yang antara pejabat/ aparat pengawasan dengan operatornya terus dilakukan. Dilakukan secara berjamaah dari Hulu sampai Hilirnya.
Murid SD Internasional
SOLUSI JUTAAN PENGANGGURAN RI. STRATEGI 3: SAWIT UNTUK RAKYAT, BUKAN UNTUK KONGLOMERAT. Saat ini 16,4 juta hektar lahan sawit tersebar di Indonesia. 42% dikelola rakyat, namun bisa menyumbang 65% penyerapan tenaga kerja. Per hektar, perkebunan rakyat butuh (rasio) 0,4 pekerja. Sementara perusahaan besar per hektar hanya butuh (rasio) 0,15 pekerja. Sekarang bayangkan jika pemerintah meng-alokasikan 1 juta hektar konsesi baru per tahun selama 5 tahun, 100% untuk kelompok tani terdaftar, koperasi, atau BUMDes. Hasil langsung? 2 juta tenaga kerja baru (rasio 0,4 x 1 juta x 5 tahun). Tapi itu baru awal. Setiap petani sawit pasti butuh: 1. Bibit unggul > memicu industri pembibitan lokal > menciptakan 10.000 tenaga kerja. 2. Pupuk organik > memicu ribuan UMKM agro-kimia ramah lingkungan. 3. Truk pengangkut tandan buah sawit > mendorong ratusan industri karoseri kecil dan ratusan bengkel desa. 4. Tempat pengolahan > memicu puluhan pembangunan pabrik minyak sawit skala desa / mini CPO mill. 1 hektar sawit rakyat = ekosistem ekonomi mikro. Kalikan dengan jutaan hektar, kita sudah menciptakan jutaan pusat pertumbuhan ekonomi di luar Jakarta dan Jawa. Dan yang paling penting, uangnya tidak minggat ke Singapura. Uangnya berputar di warung-warung, di bengkel-bengkel, di sekolah-sekolah, di rekening dan di dompet-dompet ibu-ibu yang belanja dan nabung untuk kuliah anak.
Murid SD Internasional
(lanjut) Industri galangan kapal Indonesia saat ini menganggur 60-70% karena minim order. Tapi jika pemerintah RI menjamin pemesanan 10.000 unit kapal nelayan modern per tahun, dengan subsidi bunga dan jaminan pembelian hasil, maka: 1. Galangan kapal di Batam, Surabaya, Bitung, Makassar, hidup kembali. 2. Sekitar 250 ribu pekerja galangan kapal terserap. 3. Industri baja nasional dapat pasokan demand yang stabil. 4. Perguruan tinggi teknik kapal dapat mitra riset nyata. Dan, kapal-kapal tersebut tidak berhenti di laut. Mereka juga butuh: 1. Pelabuhan rakyat, yang menciptakan 18.000 pekerja konstruksi dan operator. 2. Cold chain darat, yang memicu investasi triliunan rupiah di truk berpendingin dan gudang es beku. 3. E-marketplace hasil laut, yang mendorong munculnya 2.500 startup logistik dan fintech UMKM. Dari satu kebijakan "bangun 10.000 kapal nelayan modern", MEMICU RANTAI VALUE yang menyerap 1 juta lapangan kerja dalam waktu 3 tahun. Kalikan skenario serupa di perikanan budidaya, di rumput laut, di ekowisata bahari, maka kita sudah bicara 6 juta hingga 8 juta lapangan kerja baru hanya dari sektor maritim, dalam 1 dekade. (bersambung)
Murid SD Internasional
Malam tadi Pak Guru @Liam Then menulis 18 komentar "solusi konkret problem jutaan pengangguran di Indonesia". Seluruh gagasannya substansial, tidak normatif, out of the box, fresh, otentik original, tools GPT AI mana pun tidak akan ada yang kepikiran. Saya rapikan gagasannya, dan saya tambahkan>Macca Madinah
Makasih infonya Pak @AS. Danau Singakarak itu indah sekali dan mudah dinikmati khalayak karena letaknya mudah dicapai, beda misalnya dg Danau Kembar Ateh-Bawah atau Maninjau. Sayang oh disayang, pjnggirannya yg bagus itu, 'dijajah' oleh rjmah makan dan bangunan2 lain dr kayu. Itu dulu pas ke sana sebelum.covid. semoga skrg sdh gak gitu lagi, akses danau 100% bisa dinikmati masyarakat.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
PLTA SINGKARAK JUGA BUKAN PLTA BIASA.. (Bagian 1). PLTA Singkarak itu juga bukan PLTA biasa. Kalau PLTA Renun memaksa air sungai kecil berbalik arah demi menjaga Danau Toba, maka Singkarak melakukan hal yang tak kalah berani: yautu membelokkan arah aliran danau. Semula, Danau Singkarak mengalir wajar. Airnya keluar lewat Sungai Batang Ombilin menuju pantai timur Sumatra. Mengalir seperti sungai pada umumnya—indah, panjang, tapi tidak memberi nilai tambah energi. Lalu datang ide besar itu. Air Danau Singkarak dipaksa tidak lagi ke timur, tetapi dibalik ke barat, ke arah Samudera Hindia. Caranya bukan kanal biasa. Dibuatlah terowongan utama (Headrace Tunnel) sepanjang 18,5 kilometer, diameter 5,8 meter, menembus pegunungan Bukit Barisan, rata-rata lebih dari 100 meter di bawah tanah. Penggaliannya penuh drama. Ada batu keras—justru mudah. Ada tanah lumpur—itulah mimpi buruk. Digali dengan ledakan, digali dengan TBM. Tanah galian diangkut dengan dump truck dan kereta. Ya, kereta di dalam gunung. PLTA Singkarak mulai dibangun 1992 dan beroperasi 1998. Kapasitasnya 175 MW. Terbesar di Sumatra pada zamannya.
Murid SD Internasional
Mario - Ling Ling. Ling Ling, Ling Ling, oh, kekasihku. Dara lincah tetanggaku. Diam-diam, aku jatuh cinta. Kepadanya, oh, Ling Ling, Ling. Pada suatu hari yang indah. Di pesta ulang tahunku. Diam-diam, dia menciumku. Hadiah ulang tahunku. Ling Ling sekarang sudah tiada lagi. Dia kembali ke negerinya. Tinggallah daku hanya seorang diri. Cinta bersemi di hatiku. Ling Ling, Ling Ling, oh, kekasihku. Bila kau kembali lagi? Bersamaku seperti yang lalu. Kekasihku, oh, Ling Ling, Ling.
sigit
Menjadi miskin itu mudah...tapi jauh lebih mudah untuk menjadi kaya...karena...dengan memberi manfaat kepada orang lain dalam berbagai bentuknya menjadikan seseorang kaya raya... kebanyakan orang miskin karena tidak berkarya untuk kemanusiaan.. Orang kaya pasti dia telah berkarya banyak bagi manusia... Penulis di Disway pastilah orang kaya karena telah berkarya melalui ide, Inspirasi, memberi ilmu dan informasi, semakin banyak yang diberikan semakin kaya dia...itulah hukum Alam dan rahmat Tuhan..
Liam Then
Semua tentu sudah baca, tentang ratusan ribu hektar kebun sawit yang telah disita oleh pemerintah. Juga sekitar 3,3jt hektar lahan sawit yang disita negara. Sebenarnya ini kesempatan emas, untuk pulangkan 250rb lebih pekerja migran warga negara RI dari Malaysia. Tinggal keluarkan beritanya, pasti pecah dahsyat ikutannya. Selama ini, pekerja sawit migran di Malaysia, tak punya daya tawar, makan gaji kelas dua. Untuk apa? Mumpung ada kebun sawit ada disita, bagaimana kalau mereka kita panggil pulang, kemudian kebun sawit fisik ini dibagikan kepada mereka? Tentu mereka langsung bisa urus. Efek berita ini, apapun ujung hasilnya, tetap akan positif. Yang pertama, jika mau pulang semua, pemerintahan Pak Prabowo, tentu akan dapat sentimen positif dari publik, bayangkan prestasi besar seperti ini, pulangkan 250 pekerja sawit di Malaysia, kemudian diberikan kebun sawit fisik oleh pemerintah ntuk mereka merenda masa depan. Ini akan diingat lama oleh publik, bisa jadi sampai pemilu 2029. Yang kedua, ancaman kehilangan 250rb pekerja murah secara total, akan jadi daya tawar super ekstra bagi pemerintah RI, untuk perjuangkan tingkat upah yang lebih tinggi bagi buruh sawit asal Indonesia di Malaysia. Buruh asal Indonesia susa tergantikan di Malaysia, jadi pemerintah harusnya keras dalam posisi tekan Malaysia untuk beri upah lebih. Buruh asal Indonesia punya kelebihan kesamaan bahasa, budaya, dibanding misalnya buruh murah asal Bangladesh atau Myanmar, yang butuh adaptasi
Liáng - βιολί ζήτα
Vindkraftværk Kebutuhan listrik di negara-negara Skandinavia sangat tinggi, salah satunya - dikarenakan pada musim dingin, suhu udara bisa di bawah 0⁰C. Semua rumah-tangga menggunakan pemanas ruangan. Secara umum kebutuhan listrik di Denmark per sektornya hampir berimbang, ⅓nya untuk rumah tangga, ⅓nya lagi untuk kepentingan publik, dan ⅓nya lagi untuk industri. Kebutuhan listrik tahunan Denmark mendekati 40 TWh (terawatt-hours). Lebih dari setengahnya dipenuhi oleh pembangkit listrik tenaga angin (Vindkraftværk) Denmark dikelilingi oleh laut sebagai sumber angin yang stabil sepanjang tahun, dan angin dari Laut Utara yang lebih kuat berkontribusi lebih besar terhadap Vindkraftværk. Memperhatikan Vindkraftværk di Øresund Bridge, Copenhagen..... terbayang dalam pikiran saya betapa luasnya laut yang mengelilingi kepulauan Indonesia..... Mungkin, kelak, sebagian besar kebutuhan listrik Indonesia akan dipenuhi oleh pembangkit listrik tenaga angin. Asalkan..... "kincir anginnya tetap berputar"..... Dan..... entah mengapa justru saya teringat akan lagu berbahasa Korea "kincir angin yang tidak berputar"..... meski dalam pengertian yang berbeda. 돌지 않는 풍차 (dolji anhneun pungcha) - The Windmill That Doesn't Turn (kincir angin yang tidak berputar)..... Jo A Ram (electric violin cover) : https://youtu.be/vmJR5b7NXX0?
Liam Then
Akhir 2025, hari ini baca tulisan Pak DI. Jepang 50 tahun lalu, sudah bisa bangun terowongan air, diameternya bikin truk bisa anteng lewat. Saluran kapasitas besar, kubikan air 10m³ per menit. Meskipun saya bukan orang teknik elektro. Kayaknya ini salah tulis, 10 kubik per menit itu sedikit, mana mungkin cukup untuk generator listrik 60MW, mungkin 10 kubik per detik, terpaksa cek AI, rupanya benar, "unlikely" katanya 10m³/menit, tak cukup untuk putar generator 60 MW. Cocok juga kata Mas Ai, kalo debit air 10m³ / detik dengan ketinggian minimal 72m, bisa jadi sumber gerak generator 60MW. Mas Ai, memang rajin, sekalian ditampilkan rumusnya yang saya tak pacak ngerti. Jepang malah bikin ekstra 28 meter, genapkan 100m . Hebat...itu tahun 1950-an. Sekarang, di Jakarta yang sering banjir, kenapa masih tak dibangun gorong-gorong raksasa seperti yang ada di Singapura ? Ndak usahlah sampai bertingkat-tingkat ke bawah seperti di sana, setingkat saja sudah cukup, di bawahnya seluruh jaringan jalan Jakarta yang lebar itu, kayaknya masih cukup lahan. Kalau dibangun seperti itu, got dan parit kiri kanan jalan, bisa ditutup , yang sempit jadi pedestrian, yang lebar jadi jalan.
Liam Then
Ingatan kabur dari tahun 1988-an. "Ada bule banyak di jalan!!" Langsung saya lari keluar rumah, langsung ke jalanan. Itulah pertama kali, saya lihat langsung bule asli. Putih ,rambut kuning. Ramai sekali, tak hanya orang dewasa, pun ada remaja. Saya masih ingat,bule remaja itu, melongok ke dalam parit kecil/got di samping jalan. Mungkin ia heran, ini parit/got, lain dengan yang ada di negara mereka. 1998, saya tiba di Taipei Taiwan. Tiba di mess malam hari, besok paginya selepas sarapan digiring naik bus, rupanya ke sebuah klinik, antri ambil darah, setelah lihat kawan di depan disedot darahnya banyak lewat lengan, pas giliran saya, lihat jarum suntik, saya klinyengan, hampir pingsan. Suster Amoi Taiwan cantik itu, cepat tangkap tangan saya, diapit tangan saya ke ketiaknya, kemudian pelan-pelan disedot darah saya. "Kamu sengaja kan?" Tanya kawan saya curiga "Ndaklah, aku asli tiba-tiba pusing" "Lembut ndak" ? "Mana ingat, orang mau pingsan" Di Taipei, ternyata kurang lebih sama seperti di Pontianak, banyak amoy-nya, cuma di Taiwan 99,9999 amoy semua. Yang tak sama adalah got/paritnya. Saya kesusahan cari parit/got seperti yang ada di Pontianak di sana. 2015-an , Jakarta. Kemana-mana ternyata kecuali beberapa daerah khusus elit, mayoritas got/paritnya sama seperti yang ada di Pontianak. Entah, apakah ada turis bule, yang melongok ke dalam got Jakarta?
Thamrin Dahlan YPTD
Soal Tenaga Listrik Abah Pakar nya. Saran Beluau perlu di catat Pejabat terkait guna memberikan dampak kesejahteraan bagi rakyat sekitar PLTA. Meleleh itulah istilah ekonomi ketika hasil bumi memberikan manfaat bagi rakyat. Entah dalam bentuk CSR atau bentuk kepedulian lain sehingga rakyat ikut merasakan kenikmatan hidup didesa nya. Salamsalaman
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:

Komentar: 19
Silahkan login untuk berkomentar