Porang Komersial

Porang Komersial

Dulu saya yang anjur-anjurkan. Sekarang giliran saya yang harus belajar. Ternyata porang sudah jadi tanaman komersial. Bukan lagi sekedar tanaman sela.

Saya diminta membuktikan sendiri. Ke pegunungan. Ke pedesaan di antara Ponorogo-Trenggalek-Pacitan. Sekarang lagi musim panen Porang.

"Saya mengaku kalah," kata saya pada pak Marnianto, petani Porang di Desa Ngrayun, pedalaman Ponorogo. Kemarin. Ketika saya ke sana. 

Pak Marnianto bisa hasilkan porang 30 ton/ha. Pengetahuan saya selama ini jauh dari itu. Paling hanya 10 ton per hektar.

Pak Marni sebenarnya pendatang baru di dunia porang. Aslinya Pak Marni seorang guru SD di desa itu. Ia kena 'virus' porang dari Pak Suparno. Sesama guru di situ. Suparno-lah yang sering ke Nganjuk. Bertemu aktivis porang Nganjuk: Riyanto dan Hartoyo. Yang dulu sering diskusi porang dengan saya.

Kawasan kaki Gunung Kendeng (Nganjuk, Bojonegoro, Saradan, Caruban) itu memang jadi pusat porang Indonesia.

Awalnya hanya memanfaatkan lahan kosong Perhutani. Di sela-sela pohon jati itu bisa ditanami porang. Ribuan petani sekitar hutan bisa hidup dari porang. 

Lalu saya dibuat lupa pada porang. Diberi kesibukan luar biasa yang sia-sia. Selama empat tahun terakhir.

DI's Way melakukan penanaman porang di lahan Perhutan di Blora. Waktu masih
menjadi sesuatu. 27 April 2013 silam. Foto Atas: DI's Way panen porang
di Desa Ngrayun, Ponorogo.

Tiba-tiba dunia porang sudah lebih sibuk dari saya. Berkembang ke mana-mana. Sampai ke Ponorogo. Bahkan sudah menjadi tanaman komersial. Yang saya maksud komersial adalah: tanahnya sewa. Khusus untuk porang. Punya karyawan khusus. Untuk menanam dan memelihara. Investornya pun sudah bisa dapat untung.

Investor pertamanya ya pak guru Marni itu. Kini sudah bisa sewa tanah 5 ha. Punya 12 karyawan. Baru saja panen 40 ton. Harga perkilogramnya Rp 7.000. Dapat uang Rp 280 juta. "Seluruh biayanya hanya sekitar Rp 90 juta. Termasuk sewa tanahnya," ujar Pak Marni. Hitung sendiri untungnya.

DI's Way dengan Pak Lurah dan petani porang di Desa Ngrayun, Ponorogo.

Tahun ini jutaannya itu masih akan bertambah banyak. Lima hektar tanah sewaannya akan menghasilkan semua.

Bagaimana pak guru itu bisa memproduksi porang lebih produktif dari Nganjuk?"Saya beri pupuk," kata pensiunan guru berumur 64 tahun itu. 

Pupuknya kotoran hewan. Ditaruh di lubang menjelang penanaman. Setelah tumbuh, mulai diberi pupuk urea, Sp36 dan sedikit ZA. Saat tumbuh tunas baru dipupuk lagi Ponska. Beberapa kali.

Umbi porang baru bisa dipanen di tahun kedua. Agar umbinya mencapai 4 kg. Paling tidak. Atau, seperti yang saya lihat kemarin, banyak yang satu umbi beratnya 7 kg.

Pak Marni punya rumus: porangnya minimal harus 2 kg/umbi. Yang 1 kg untuk mengembalikan biaya tanah dan biaya produksi. Yang 1 kg lagi untuk laba investornya.

"Kalau per umbi bisa di atas 2 kg itu anggap saja bonus," tambahnya.

Begitu banyak bonus pak guru itu. Bisa 5 kg per umbi. "Alhamdulillahhhh," ucapnya.

Belakangan ini kian banyak petani yang ikut jejak Pak Marni. Jangan kaget. Sudah lebih 20.000 hektar tanaman porang di Kecamatan Ngrayun.

Dengan pola tanam yang baru. Bukan tanaman liar lagi.

Di Ngrayun saya juga bertemu Koko Suprapno. Orang Pacitan timur. Yang lagi belajar tanam porang. Tanahnya di Pacitan kini ditanami cengkeh. Koko akan menanam porang di sela-sela cengkehnya itu.

Lain lagi dengan Pak Warno. Dulu ia tidak tertarik porang. Tiap hektar hanya menghasilkan 10 ton. Kini ia ikut jejak Pak Marni.

Hanya saja Pak Warno sulit dapat benih. Yang disebut katak. Yakni buah porang yang muncul di daun. Satu daun bisa ditumbuhi 40 katak. Tapi tetap saja tidak cukup memenuhi minat baru tanam porang. "Harga katak sudah 80 ribu per kg," ujar Pak Suwarno yang akan all out jadi petani baru porang. Setelah pensiun dari Perhutani.

Inilah yang disebut katak. Buah porang yang muncul di daun.

Pak Warno tidak khawatir akan pasar. Pasar ekspor seperti tidak terbatas. Pasar dalam negeri sangat besar.

Pabrik porang terus dibangun. Terakhir di Caruban. Kapasitas tampungnya 60 ton/jam. Mulai beroperasi Juni nanti. 

Porang petani dikirim ke pabrik. Diiris-iris. Dikeringkan. Dibuat tepung. Dipisahkan kadar glukomanannya. Dari asam oskalatnya.

Campuran terbaik daging bakso adalah tepung porang. Bisa mengembang dengan tekstur yang eksotik. 

Banyaknya petani baru juga tidak membuat Pak Marni gentar. 

Pak Marni tambah pinter lagi. Saya dibawa ke lokasi lain. "Ini pak. Di sela-sela porang saya tanami kacang tanah. Bisa dapat 1,5 ton/hektar," katanya. Di lokasi lain sela-selanya ditanami singkong.

DI's Way dan para petani porang di Desa Ngrayun, Ponorogo.

Bagi Pak Marni hidup dimulai sejak pensiun.

Salah. 

Sebenarnya sudah lama ia ingin hidup. Tapi selalu gagal.

Awalnya mencoba tanam jarak. Tergiur oleh program pemerintah untuk atasi krisis harga BBM dulu. Setelah panen tidak ada yang beli. Dijual tidak laku.

Lalu tanam pohon jabon. Ia tunggu selama enam tahun. Hasilnya tidak seperti yang digembar-gemborkan. Lalu tanam sengon laut. Tunggu lagi enam tahun. Hasilnya hanya Rp 10 juta. Kehilangan waktu lagi enam tahun.

Sukses baru datang setelah gagal 15 tahun.(Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 135

  • Herman semsi
    Herman semsi
  • M.Nasir Husin
    M.Nasir Husin
  • qaulam
    qaulam
  • AMAR MA'RUF
    AMAR MA'RUF
  • Cholis
    Cholis
  • Sumarji/jigo
    Sumarji/jigo
  • Mudji Muttaqin Hasan
    Mudji Muttaqin Hasan
  • Abiabiz
    Abiabiz
  • Basrin
    Basrin
  • Suhari
    Suhari
  • Hadi
    Hadi
  • Yan razif
    Yan razif
  • Hasiholan Simanjuntak
    Hasiholan Simanjuntak
  • Abdul Rosyid
    Abdul Rosyid
    • IIM Nurhakim
      IIM Nurhakim
  • Slamat
    Slamat
  • Budi. Santoso
    Budi. Santoso
  • Cucuk
    Cucuk
  • Mulyadi porang
    Mulyadi porang
    • Zain
      Zain
    • Zain
      Zain
  • Editianto
    Editianto
  • BUDIONO
    BUDIONO
  • Afifuddin
    Afifuddin
  • Agus suradi
    Agus suradi
  • Ngurah Agung ; A A Gede
    Ngurah Agung ; A A Gede
  • Su Warno
    Su Warno
  • Kristiono Wicaksono
    Kristiono Wicaksono
  • Jamaluddin
    Jamaluddin
  • muhammad  yudha iswara
    muhammad yudha iswara
  • Ida
    Ida
  • Yulia
    Yulia
    • Samuel Handoko
      Samuel Handoko
    • Rudi
      Rudi
  • Wiwien Salehudin
    Wiwien Salehudin
  • Wiwien Salehudin
    Wiwien Salehudin
  • Tony Sagala
    Tony Sagala
    • Zakri Wahyu Widodo p
      Zakri Wahyu Widodo p
    • Kristiono Wicaksono
      Kristiono Wicaksono
  • Sakura
    Sakura
  • Aji Keristianto
    Aji Keristianto
  • Ajat
    Ajat
  • I Nyoman Laken
    I Nyoman Laken
    • irfan
      irfan
  • Evan
    Evan
  • Fahmil
    Fahmil
  • Rudianto
    Rudianto
    • Samudra
      Samudra
  • mapri.id
    mapri.id
    • edi susilo
      edi susilo
    • edi susilo
      edi susilo
    • Samudra
      Samudra
    • Yuno Prasetyo
      Yuno Prasetyo
  • revi firmansyah
    revi firmansyah
  • Muhammad Rajabi
    Muhammad Rajabi
  • Kuncoro Y.
    Kuncoro Y.
  • Pipit
    Pipit
  • maspri.id
    maspri.id
  • Sugeng Riyadi
    Sugeng Riyadi
  • Badriyah1
    Badriyah1
  • agus
    agus
  • igusti
    igusti
    • Lek git
      Lek git
  • lbs
    lbs
    • Soewarno
      Soewarno
  • Afif Jaladara
    Afif Jaladara
  • Iwan
    Iwan
  • Aries273
    Aries273
  • Dahlan Batubara
    Dahlan Batubara
  • Rony anchovy
    Rony anchovy
  • Latif faiz
    Latif faiz
  • Buyung
    Buyung
  • sandoz siregar
    sandoz siregar
  • Didin
    Didin
  • kingQoar
    kingQoar
  • sri dewi
    sri dewi
    • lbs
      lbs
  • Nur Khabibah
    Nur Khabibah
    • Lek git
      Lek git
  • fajar
    fajar
  • Anita Amier
    Anita Amier
  • Ibnu Shonn
    Ibnu Shonn
  • Yanuar
    Yanuar
  • Hariyanto
    Hariyanto
  • Taufiq huda
    Taufiq huda
  • Fajar Sugiono
    Fajar Sugiono
    • loroati
      loroati
  • petjoet
    petjoet
  • Himam
    Himam
    • Bento
      Bento
  • indra
    indra
    • pembaca budiman
      pembaca budiman
    • Joko
      Joko
  • Wiro Tapi Ora Sableng
    Wiro Tapi Ora Sableng
  • Jembret
    Jembret
  • Irwan
    Irwan
    • Lek git
      Lek git
  • Zulkifli
    Zulkifli
  • Rosihan Aji
    Rosihan Aji
  • Lek git
    Lek git
  • Umar
    Umar
  • Rofiq
    Rofiq
    • Porang suweg
      Porang suweg
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Munawir
    Munawir
  • Taufiq
    Taufiq
    • Noorza Japara
      Noorza Japara
  • Mujiburohman Abas
    Mujiburohman Abas
    • Lek git
      Lek git
  • Pisces123
    Pisces123
    • Bejo
      Bejo
    • Aries273
      Aries273
    • Pipit
      Pipit
  • zaenul
    zaenul
    • Dumo
      Dumo
  • Rudianto
    Rudianto
  • mukh saiful
    mukh saiful
  • Rinrin
    Rinrin
  • Yuli Ihwan Purnomo
    Yuli Ihwan Purnomo
  • mulyadi
    mulyadi
  • lbs
    lbs
  • Teguh
    Teguh
  • Jati Tirto
    Jati Tirto
  • tetryanjuno
    tetryanjuno
  • Ahmad Karni
    Ahmad Karni
  • Denik
    Denik
  • Dian
    Dian