Ren Big Joke

Ren Big Joke

Ia jarang sekali bicara pada publik. Kalau pun sesekali berkomentar isinya amat sopan. Menghargai orang. Seperti umumnya pengusaha besar.

Tapi kali ini beda. Mungkin sudah saking jengkelnya. Terhadap Donald Trump. Presiden Amerika itu ia anggap hanya dagelan.

Itulah kesimpulan saya. Tentang wawancara langka yang diberikan oleh Ren Zhengfei. Kepada TV Amerika, Bloomberg. Senin lalu.

Yang Ren maksud dagelan adalah ucapan Trump berikut ini: "Kalau perlu, persoalan dengan Huawei, dengan rumusan tertentu, masuk dalam kesepakatan dagang antara Amerika dan Tiongkok".

Pendiri Huawei itu tertawa. 

"Huawei itu tidak punya hubungan kepemilikan dengan pemerintah Tiongkok," ujar Ren kepada Bloomberg.

Ucapan Trump itu memang mengejutkan. Ia telah mencampuradukkan antara pemerintah dan perusahaan. Ucapannya itu juga bisa dimanfaatkan pengacara Sabrina Meng Wanzhou. Sebagai bukti bahwa persoalan Huawei memang ada campur tangan politik. Kongkritnya, campur tangan presiden itu.

Dalam sidang terakhir di pengadilan Vancouver 14 Mei lalu, campur tangan itu pulalah yang diungkapkan. Oleh pengacara Sabrina. Untuk membela Sabrina. Agar tidak diekstradisi ke New York. Seperti yang diminta Amerika.

Kini pengacara Sabrina punya satu tambahan bukti lagi. Tentang campur tangan politik itu. 

Di Kanada hukum sangat steril. Sebuah perkara hukum yang bisa dibuktikan bermotif politik akan ditolak pengadilan. 

Tentu sidang lanjutan Sabrina akan lebih seru. Sayangnya, sidang berikutnya masih lama. Baru dilakukan lagi tanggal 14 September yang akan datang. Berarti Sabrina juga masih akan lama jadi tahanan kota di Vancouver. 

Ia tinggal di rumahnya sendiri yang besar di Vancouver. Yang diawasi secara ketat. Oleh security perusahaan swasta atas biaya Sabrina. Selama 24 jam. Pun kalau keluar rumah kakinya harus dipasangi gelang digital. Agar bisa dimonitor. Apakah Sabrina melampaui batas yang diperbolehkan. Misalnya tidak sampai ke dekat bandara.

Trump memang mengincar Huawei seperti Huawei itu sebuah negara. Anggaran tahunan Huawei memang melebihi satu negara. Termasuk negara sebesar Indonesia.

Trump telah mengeluarkan dekrit: pemerintahnya tidak boleh membeli peralatan Huawei. Bukan lagi alat-alat pokok. Termasuk yang tidak penting sekali pun.

Ditambah lagi: perusahaan Amerika dilarang menjual onderdil apa pun ke Huawei. Kalau pun harus menjualnya ke Huawei harus mendapat izin pemerintah.

Doktrin ini ditantang habis oleh Ren Zhengfei. "Selama ini pun pemerintah Amerika belum pernah membeli peralatan Huawei", ujar Ren. "Ke depan, kalau pun pemerintah Amerika akan membeli peralatan Huawei belum tentu akan kami layani", tambah Ren.

Dari wawancara ini kelihatan sekali Huawei sangat percaya diri. Tujuan di balik Trump memblokir Huawei adalah agar Amerika tidak dipermalukan. Di bidang teknologi tinggi. Dengan bungkus 'kepentingan keamanan nasional'. Dikira Huawei akan langsung kolaps. Akibat tidak bisa mendapat pasokan chips. Dari perusahaan-perusahaan teknologi Amerika.

Berarti Ren sangat pede pada chips bikinan anak perusahaan Huawei sendiri: HiSilicon. Yang selama ini ternyata sudah terbukti berhasil. Bahkan dipakai Huawei untuk produk premiumnya. Untuk HP yang harganya lebih mahal dari iPhone.

Ren tidak habis pikir bagaimana Trump ingin memasukkan Huawei dalam perjanjian dagang. Jalur mana yang akan dipakai untuk memasukkan Huawei dalam perundingan negosiasi?

“Trump kan tidak punya nomor HP saya?" ujar Ren dengan lucunya.

Kalau pun Trump bisa mendapatkan nomor teleponnya Ren bertekad akan menghindar. "Kalau saya terus  menghindar Trump mau berunding dengan siapa?“ tambahnya. Ketus sekali.

Mungkin, kata Ren, Trump akan meneleponnya. Tapi Ren tidak akan mengangkat telepon Trump itu.

Ren memang membaca tweet-tweet Trump. Pun saat membaca itu Ren mengaku hanya tertawa. "Isi tweet itu sendiri sudah saling bertentangan," katanya.

Ren pun ganti mengejek Trump. Yang selalu mengunggulkan kemampuan dalam bernegosiasi. "Dengan caranya seperti itu bagaimana ia bisa bilang jago negosiasi?" tanya Ren. Mengejek. 

Sabrina Meng sendiri kini terlihat kian pede. Di sidang terakhir lalu itu pakaiannya tidak lagi 'low profil'. Juga tidak perlu lagi menutup wajah dengan tasnya.

Hari itu Sabrina tampil sangat 'eksekutif'. Pakaiannya setara dengan kedudukan tingginya di perusahaan raksasa dunia. Langkahnya juga sangat tegap. Pun saat melintasi wartawan di depan gedung pengadilan. Sabrina menengok sebentar ke arah kerumunan. Melemparkan senyum.

Trump kini seperti lebih versus Ren daripada lawan Xi Jinping. Presiden Tiongkok itu tidak bicara apa pun tentang perang dagang itu belakangan ini.

Trump terus menabuh gendangnya. Yang kini menari ternyata Ren Zhengfei.(Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 92

  • Thamrin Dahlan
    Thamrin Dahlan
  • Dss
    Dss
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • wisdom
    wisdom
    • wisdom
      wisdom
  • Sunan Kalijodo
    Sunan Kalijodo
    • herry
      herry
  • maspri.id
    maspri.id
  • sri dewi
    sri dewi
  • zak
    zak
    • dokter e
      dokter e
    • Nur Rakhman
      Nur Rakhman
    • petjoet
      petjoet
    • maspri.id
      maspri.id
    • Deka
      Deka
    • akal sehat
      akal sehat
    • ayuwa
      ayuwa
  • lbs
    lbs
  • dendi romi
    dendi romi
  • Pete
    Pete
  • Djatmiko
    Djatmiko
  • Pipit
    Pipit
  • Latif faiz
    Latif faiz
  • Saga
    Saga
  • agus bintang
    agus bintang
  • Whatever
    Whatever
  • david k
    david k
    • Setiawan
      Setiawan
  • Indra bin Sapto
    Indra bin Sapto
    • Whatever
      Whatever
    • rudy
      rudy
    • herry
      herry
  • Fredi
    Fredi
  • Mito
    Mito
  • petjoet
    petjoet
  • Junaedi
    Junaedi
    • Roro
      Roro
    • wisdom
      wisdom
  • Guawei
    Guawei
    • Agungs
      Agungs
  • Agus Agus
    Agus Agus
    • Ipong
      Ipong
    • Ihsan
      Ihsan
  • mujib
    mujib
  • Jati Tirto
    Jati Tirto
    • Kamil
      Kamil
    • Yong
      Yong
    • Alris
      Alris
    • sri dewi
      sri dewi
  • Sleepyasever
    Sleepyasever
  • Danny
    Danny
    • sri dewi
      sri dewi
  • Mita
    Mita
  • Lek git
    Lek git
  • Polo
    Polo
    • Alvaro Lumajang
      Alvaro Lumajang
  • Cak rinem
    Cak rinem
    • Setiawan
      Setiawan
  • Najih
    Najih
  • Hariyanto
    Hariyanto
    • Kampret Reman
      Kampret Reman
    • Hariyanto
      Hariyanto