Dua Tombol

Dua Tombol

 

JAWABNYA enteng saja. Padahal ini forum debat calon presiden negara adi kuasa Amerika Serikat. 

Ketika ia disalahkan karena korban tewas Covid-19 di Amerika sampai lebih 200.000 orang, Donald Trump mengatakan: kalau bukan ia presidennya bisa jadi yang meninggal lebih dari 1 juta orang.

Ketika dikatakan angka korban Covid-19 di Amerika itu jauh lebih tinggi dari Tiongkok, dengan enteng Trump mengatakan: Anda tidak tahu berapa angka yang sebenarnya di Tiongkok.

Ketika Trump mengatakan justru sheriff di Oregon hari itu memberikan dukungan padanya, sheriff di Oregon segera unggah Twitter: mereka tidak akan pernah mendukung Trump.

Ketika Biden mengatakan juru bicara Trump telah mengakui bahwa Trump mengambil keuntungan dari kerusuhan-kerusuhan itu, dengan enteng Trump mengatakan sang juru bicara tidak pernah mengatakan begitu. Padahal setelah debat itu pun video ucapan tersebut masih utuh di YouTube.

Itulah contoh yang membuat Trump dikecam. Kata-katanya dalam debat itu sama sekali ''tidak presiden''. Maksudnya: itu bukan kata-kata ''kelas presiden''.

Seorang peneliti hebat dari aliran konservatif sendiri, Frank Luntz, bertanya kepada  16 orang responden. Masing-masing hanya boleh menjawab satu kata. Yakni mengenai penilaian mereka atas  penampilan Trump dalam debat itu.

Inilah 16 kata dari 16 orang itu:

Mengerikan, kacau, kasar, gila, membingungkan, tidak-Amerika, tidak nyambung (dua kali), keledai tapi keledai yang percaya diri, klasik Trump klasik, kuat, penindas, sombong (dua kali), dan tipikal.

Lalu peneliti tersebut bertanya ke 16 orang tersebut tentang Joe Biden, lawan debat Trump. Hasilnya:

Terkejut melihat seberapa baik ia melakukannya, lebih baik dari yang diharapkan, lebih profesional, percaya diri, politisi (dua kali), mengendalikan diri dan kasih sayang, dapat diprediksi (tiga kali), pria baik tetapi kurang visi, koheren, pemimpin, perhatian dan terlatih, mengelak, kemanusiaan, dan integritas.

Tentu saya juga mengirim pertanyaan ke teman saya, John Mohn. Ia seorang Republik tapi juga pengagum Barack Obama. Tinggalnya di Kansas, basis Republik. 

Inilah komentarnya setelah nonton debat itu:

Berikut beberapa kata yang bisa Anda gunakan untuk menambah kosakata dan menulis deskripsi akurat tentang Trump dan penampilannya tadi malam: non-presidensial, pengganggu, pemarah, pendebat yang tidak efektif, pria yang kasar, menyinggung perasaan, menghindar, tidak jujur, menyela, dan udik.  

"Ia seorang pria yang sama sekali tidak memiliki kualitas kepemimpinan yang menarik sifat paling dasar dari para pengikutnya yang rasis," kata John.  

"Perdebatan itu begitu kacaunya hingga mirip api yang tidak terkendali di tempat sampah di dalam bangkai kereta api," katanya. 

Maka format debat pun kini diperdebatkan publik. Umumnya orang mengusulkan agar ada perubahan format debat. Agar jalannya debat bisa lebih tertib. Tidak lagi kacau seperti debat pertama lalu.

Umumnya orang mengecam Trump. Yang sejak awal sudah terus memotong pembicaraan Biden. Sampai moderatornya agak kewalahan. Sampai Biden nyeletuk dengan sinisnya:  ''badut itu tidak tahu harus ngomong apa''. Biden juga sempat menyemprot Trump: ''tutup mulut''.

Sehari setelah debat, Trump menilai moderator malam itu telah memihak Biden. Selesai debat, Trump tidak menyapa Biden. Pun tidak menyapa moderator, Chris Wallace.

Justru Biden yang masih punya rasa humor. Selesai debat Biden menghampiri moderator sambil mengatakan ini: saya yakin Anda dikontrak di sini tidak untuk sebuah arena tinju kan?

Maka publik kini sibuk ngrumpi: seperti apa debat berikutnya dua minggu lagi. 

Kalau pun akan ada perubahan tampaknya akan tetap sulit mengendalikan Trump. Ia harus dalam posisi agresif. Hasil surveinya kedodoran. Dengan agresif begitu Trump bisa mewakili ''kelompok yang suka debat kusir'' atau ''kelompok yang pokoknya''. Yakni kelompok yang kurang berpendidikan. Yang sering disebut lebih nasionalis. 

Itulah basis Trump yang harus dijaga. 

Maka muncullah ide ini: di moderator disediakan dua tombol. Begitu giliran Biden yang bicara tombol mikrofon Trump di off-kan.

Mungkin juga kurang efektif. Suara Trump cukup keras untuk bicara tanpa mikrofon. 

Dan pertunjukan ini terjadi di Amerika. Jadi tontonan buruk sedunia.(Dahlan Iskan)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 170

  • Ibnu
    Ibnu
  • PamanKura
    PamanKura
  • Arief
    Arief
  • Habibie
    Habibie
  • Api Tidak Abadi
    Api Tidak Abadi
    • Ojo Iku
      Ojo Iku
    • Sentot
      Sentot
    • Ki Ageng Penasaran
      Ki Ageng Penasaran
  • Rekaman Rahasia
    Rekaman Rahasia
  • aaa
    aaa
    • Ki Ageng Penasaran
      Ki Ageng Penasaran
  • Man Su.
    Man Su.
    • Ambyar
      Ambyar
  • Mochammad Arief Hermawan Sutoyo
    Mochammad Arief Hermawan Sutoyo
    • twitter
      twitter
    • asal komen
      asal komen
    • asal komen
      asal komen
  • James Atlee
    James Atlee
    • Johnny Gudel
      Johnny Gudel
    • Prasetyo
      Prasetyo
    • Ko Muni S.
      Ko Muni S.
    • asal komen
      asal komen
    • best comment
      best comment
    • test
      test
    • Ki Ageng Penasaran
      Ki Ageng Penasaran
    • alert
      alert
    • Medista
      Medista
  • asal komen
    asal komen
  • My2Cents
    My2Cents
    • asal komen
      asal komen
  • Fauzan
    Fauzan
  • Aron Leonard Sihombing
    Aron Leonard Sihombing
  • Yanto
    Yanto
  • phenom_x8
    phenom_x8
  • Angga
    Angga
    • Angga
      Angga
  • nur rochemat
    nur rochemat
    • asal komen
      asal komen
  • Ari
    Ari
    • Ifan
      Ifan
  • Andi
    Andi
    • kagase
      kagase
    • warga NU biasa
      warga NU biasa
    • Telkomsel Lancar
      Telkomsel Lancar
  • Niko
    Niko
    • kulo
      kulo
  • rrrr
    rrrr
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Luqi Khoiriyah Latif
    Luqi Khoiriyah Latif
  • masno
    masno
    • Tukiyem
      Tukiyem
    • Pembaca Setia
      Pembaca Setia
    • Naksi Nalhadd
      Naksi Nalhadd
    • donwori
      donwori
    • Naksi Nalhadd
      Naksi Nalhadd
    • Naksi Nalhadd
      Naksi Nalhadd
  • Bab 1
    Bab 1
    • Bab 2
      Bab 2
    • Bab 3
      Bab 3
    • Bab 4
      Bab 4
    • Bab 5
      Bab 5
    • Bab 6
      Bab 6
    • Bab 7
      Bab 7
    • Bab 8
      Bab 8
    • Bab 9
      Bab 9
    • Bab 10
      Bab 10
    • Bab 11
      Bab 11
    • Bab 12 (closing)
      Bab 12 (closing)
    • Pacarnya Cansu Dere
      Pacarnya Cansu Dere
    • whatever
      whatever
  • Demiko
    Demiko
    • Arief
      Arief
  • Man Su
    Man Su
  • jawa sandho
    jawa sandho
    • donwori
      donwori
    •  Sapu
      Sapu
  • chenfu
    chenfu
    • Bossman sontoloyo
      Bossman sontoloyo
    • Pembaca Setia
      Pembaca Setia
  • Beauty and teh Beast
    Beauty and teh Beast
  • putra
    putra
  • Panggiring
    Panggiring
    • Pembaca Setia
      Pembaca Setia
    • Randu
      Randu
    • kewe
      kewe
  • Panda
    Panda
    • Poni
      Poni
    • Nardi
      Nardi
    • Kik Kuk
      Kik Kuk
    • donwori
      donwori
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
  • Denik
    Denik
  • Thamrin Dahlan
    Thamrin Dahlan
    • Hartono
      Hartono
  • Hoho
    Hoho
  • Aziz
    Aziz
    • teman Aziz
      teman Aziz
    • donwori
      donwori
    • Panda
      Panda
    • Dufu
      Dufu
    • Lia
      Lia
    • DI idolaku
      DI idolaku
  • anto hoed
    anto hoed
    • anto hoed
      anto hoed
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Sisi
      Sisi
  • Ahmad Prasetyo AJI
    Ahmad Prasetyo AJI
  • Sodik
    Sodik
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
    • Pak Ponidi
      Pak Ponidi
  • Eko Banyuwangi
    Eko Banyuwangi
  • Hariyanto
    Hariyanto
    • Hariyanto
      Hariyanto
  • Qie
    Qie
  • Jumadi
    Jumadi
  • Nur Halim
    Nur Halim
    • Otole
      Otole
  • Kwik print
    Kwik print
    • Bukan no 4
      Bukan no 4
    • Nn
      Nn