Jam Dua Malam

Jam Dua Malam

TENTU ada maksudnya mengapa baru jam 02.00 menjelang subuh Presiden Donald Trump memulai "pidato kemenangannya".

Jam 02.00 Rabu dini hari itu (waktu Washington DC) berarti jam 12.00 malam di California. Detik itulah tanggal 3 November 2020 –yang ditetapkan sebagai hari Pemilu– lewat.

Menurut logika hukum ketatanegaraan yang dianut Trump: pemilu sudah selesai pada detik itu. Suara yang belum dihitung setelah lewat detik itu tidak boleh dihitung lagi. Pemilu sudah selesai.

Berdasarkan perhitungan suara sampai pada tanggal 3 November 2020 jam 24.00 itu Trump menang. Ya sudah. Trump-lah yang menang.

Ia tidak peduli dengan jutaan suara yang belum dihitung –akibat waktu yang tidak cukup. Yakni lantaran banyaknya suara yang dikirim lewat pos.

Itulah sebabnya meskipun Trump menyatakan sudah waktunya merayakan kemenangan ia masih mengatakan akan menggugat ke Mahkamah Agung.

Mana ada orang yang sudah merasa menang besar masih akan menempuh jalur hukum?

Itu tadi. Trump rupanya ingin apa yang jadi prinsipnya tadi menjadi produk hukum: bahwa suara yang belum dihitung setelah lewat tanggal 3 November 2020 adalah suara yang dianggap rusak.

Tentu akan menimbulkan pro-kontra. Tapi setidaknya Trump punya alasan untuk menggugat. Lalu, apa pun putusan Mahkamah Agung nanti, aturan pemilu di AS menjadi lebih terinci.

Maka bagi Trump, Pemilu di AS sudah selesai. Yakni tepat pukul 24.00 tanggal 3 November 2020. Dan ia yang menang besar. Biar pun di lapangan penghitungan suara masih terus berjalan. Masih jutaan suara yang belum dihitung.

Panitia Pemilu sendiri berpegang pada peraturan yang di keluarkan negara bagian. Di AS, semua urusan Pemilu adalah urusan negara bagian. Beberapa negara bagian itu –termasuk Pennsylvania– sudah mengeluarkan produk hukum: penghitungan suara boleh terus dilakukan sampai seminggu setelah tanggal 3 November.

Bagaimana dengan adanya produk hukum daerah seperti itu?

Itulah yang membuat Trump tetap menggugat ke Mahkamah Agung. Maksudnya, termasuk produk hukum negara bagian seperti itu harus dinyatakan tidak sah: melanggar konstitusi.

Tentu tidak hanya itu hukum yang ada di negara bagian. Dua negara bagian di AS misalnya–Nebraska dan Maine– tidak menganut prinsip winner takes all. Di Nebraska itu yang diperebutkan adalah 4 ''kursi''. Pemenang Pemilu di Nebraska tidak bisa mengambil semua 4 ''kursi'' itu. Pemenangnya hanya boleh mendapat 3 "kursi". Yang satu "kursi" untuk yang kalah.

Demikian juga pendaftaran calon presiden. Calon yang tidak mendaftar di negara bagian tidak akan dimasukkan surat suara di negara bagian itu. Jadi, Capres seperti Trump dan Joe Biden, harus mendaftarkan diri di semua negara bagian. Tidak ada tempat pendaftaran di pusat yang berlaku untuk semua negara bagian.

Bentuk kartu suara, cara mencoblos dan tempat memasukkan surat suara, boleh tidak sama. Misalnya ada negara bagian yang membolehkan surat suara yang sudah dicoblos dimasukkan di kotak-kotak suara di pinggir jalan.

Nama-nama Capres di surat suara pun tidak sama. Ada negara bagian yang Capresnya 2 orang: Trump dan Biden. Tapi negara bagian lain ada yang Capresnya tiga orang. Ada juga yang 4 orang. Pun ada yang 5 orang.

Di negara bagian New York misalnya, Capres yang ikut Pilpres 2020 lima orang: Trump, Biden, Ibu Jo Jorgina, Pak Howie Hakins, dan Pak Brock Pierce.

Di Florida Capresnya juga lima. Tidak ada nama Brock tapi ada nama Capres wanita Gloria La Vira.

Ada juga negara bagian yang Capresnya tiga orang: Trump, Biden dan bintang terkenal penyanyi rap: Kanye West. Suami selebriti Kim Kardashian itu. Di negara bagian Colorado penyanyi rap itu mendapat suara 0,2 persen. Tapi namanya tidak ada di banyak negara bagian lain.

Dari apa yang sudah dihitung sampai jam 24.00 itu Amerika ternyata tidak berubah: semua negara bagian yang dulu dimenangkan Trump kali ini juga menang. Kecuali Arizona. Semua yang dulu Hillary Clinton menang, kali ini Biden juga menang.

Padahal semua jajak pendapat mengunggulkan Biden. Sampai selisihnya 12 persen. Michigan yang dulu Trump menang, diramalkan Biden menang. Ternyata tetap Trump yang menang. Pennsylvania, tempat kelahiran Biden, yang diramal menang, tetap sama: dimenangkan Trump.

Hanya Robert Cahaly yang benar. Pemilik perusahaan jajak pendapat Trafalgar Group itu adalah satu-satunya yang memaparkan hasil risetnya bahwa Trumplah yang akan menang. (Disway 26 Oktober 2020). Baca ulanglah Disway dari itu. Begitu sangat masuk akal uraian Robert di situ.

Begitulah, menurut Trump dirinyalah yang menang. Ia puji pemilih di negara-negara bagian yang ia menang.

Bagi Indonesia barangkali memang lebih baik kalau Trump yang menang. Pabril-pabrik yang di Tiongkok bisa pindah ke Indonesia –kalau tidak didahului Vietnam, Kamboja atau Thailand. (Dahlan Iskan)

BACA JUGA: Arek Suroboyo Coblos Trump

---

Ini juga soal kabar dari dunia internasional. Ada orang Indonesia menjadi juara dunia gowes di aplikasi Strava pada Oktober kemarin. Cylist yang juga dosen itu dalam satu bulan bisa gowes seauh 8.505 kilometer. Selengkapnya ikut Podcast Main Sepeda bersama Azrul Ananda dan Johnny Ray:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 154

  • QQHARIAN
    QQHARIAN
  • QQHARIAN
    QQHARIAN
  • sisi
    sisi
  • Asep
    Asep
    • hehe
      hehe
    • reevkl
      reevkl
  • Haunted
    Haunted
    • Orlando
      Orlando
    • Sober
      Sober
    • Fans Kajol
      Fans Kajol
  • Kempos
    Kempos
    • Sober
      Sober
  • Sober
    Sober
  • Jati Tirto
    Jati Tirto
    • Ripcord
      Ripcord
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • John
    John
    • Sober
      Sober
    • NOTrump
      NOTrump
  • Andi
    Andi
  • Denik
    Denik
  • Orlando
    Orlando
  • satrio
    satrio
  • Kris
    Kris
    • erik
      erik
  • Don Su
    Don Su
    • Buahahahaa
      Buahahahaa
    • Drun Pret
      Drun Pret
    • donwori
      donwori
  • Paul Ivan
    Paul Ivan
  • sisi
    sisi
    • donwori
      donwori
  • Hariyanto
    Hariyanto
  • bandem
    bandem
  • Firman
    Firman
  • Anto Hoed
    Anto Hoed
  • entahlah
    entahlah
    • Wawan
      Wawan
    • USA rasa Indonesia
      USA rasa Indonesia
    • USA rasa Indonesia
      USA rasa Indonesia
  • nur rochemat
    nur rochemat
  • Irfan
    Irfan
  • Hehehe
    Hehehe
  • Saga
    Saga
  • Nurkolis
    Nurkolis
  • sisi
    sisi
    • Katrok
      Katrok
  • sisi
    sisi
  • Denik
    Denik
    • Whatever
      Whatever
  • sisi
    sisi
    • Denik
      Denik
  • Guthop
    Guthop
  • Aprilio
    Aprilio
  • Sisi
    Sisi
  • Coco
    Coco
    • Sisi
      Sisi
    • COLORKARET
      COLORKARET
    • Panda
      Panda
  • Wong Ndeso
    Wong Ndeso
    • Gitu aja
      Gitu aja
    • Panda
      Panda
  • Alfan
    Alfan
    • Satria
      Satria
  • Ponco
    Ponco
  • aa
    aa
  • Sapapua
    Sapapua
    • Angkasa
      Angkasa
  • Zaenul
    Zaenul
  • Bedjo
    Bedjo
  • Ahmad karni
    Ahmad karni
  • Taufiq
    Taufiq
  • Aziz
    Aziz
  • Novam Margono
    Novam Margono
  • Leman khan
    Leman khan
  • Josh
    Josh
  • Quote Of Dis Day by 0x
    Quote Of Dis Day by 0x
    • donwori
      donwori
  • Opo Tumon
    Opo Tumon
    • kevin
      kevin
    • Ichal
      Ichal
    • Wali Paidi
      Wali Paidi
  • Eko Prasetiyo Cahya risk
    Eko Prasetiyo Cahya risk
  • Abd Ghofur
    Abd Ghofur
  • Biden
    Biden
  • Kamis
    Kamis
    • hancock
      hancock
  • Trump
    Trump
  • Via Vallen
    Via Vallen
    • Otole
      Otole
  • Tesla
    Tesla
    • Wali Paidi
      Wali Paidi
    • Teddy 98
      Teddy 98