Cut-Off Vitamin D

Cut-Off Vitamin D

KENAPA orang Indonesia banyak yang kekurangan vitamin D? Padahal kita hidup di negara tropis? Yang lebih sering terkena sengatan sinar matahari?

Baru kemarin malam saya tahujawabnya. Yakni ketika saya diminta jadi pembicara di pertemuan Zoom diaspora Indonesia.

"Memang sinar matahari itu sumber vitamin D. Tapi perlu protein tertentu yang bisa menjadi perantara. Agar sinar matahari itu benar-benar bisa menjadi vitamin D-3," ujar dr Roy Panusunan yang juga jadi salah satu pembicara.

Moderator forum Zoom ini beberapa orang. Satu di New York, Lia dan James Sundah. Satu di Austria, EA Adoracion. Satu lagi di Belanda, Sisca Hotrop dan Titiek van Houten, Lainnya di Jakarta. Pembicaranya banyak. Ada yang dari Atlanta (USA), Moskow (Rusia), Washington DC, dan juga Shanghai.

Semua berbicara tentang pengalaman vaksinasi. Yang di Moskow mendapat vaksinasi merek Sputnik –bikinan Rusia. Tidak ada masalah. Tidak merasakan efek samping apa-apa.

Yang di Atlanta mendapat vaksin Moderna. Buatan Amerika. Juga tidak merasakan apa-apa. Hanya lengan kirinya sakit. Tidak bisa tidur miring ke kiri. Pun hari berikutnya sakit itu hilang. Padahal ia punya gula darah dan hipertensi –yang terkontrol karena disiplin minum obat.

Daniel Fu, orang Atlanta itu, juga baru menjalani operasi jantung –triple bypass. Yakni setelah ia kembali dari Jakarta. "Waktu di Jakarta saya banyak makan macam-macam," kata Daniel.

Ia merasa tidak punya keluhan apa-apa. Olahraganya juga kuat. Menjelang kembali ke Amerika pundaknya terasa tegang –sampai ke punggung. Ketika tiba di Atlanta ia dipaksa istri untuk periksa ke dokter keluarga. Hasilnya: ia harus operasi bypass.

Intinya: vaksinasi ini aman. Pun bagi orang seperti Daniel.

Lia Sundah –moderator yang di New York– juga sudah suntik vaksin. Yakni di stadion Queen, New York. Yang melakukan penyuntikan adalah marinir AS.

Lia mendapat vaksin Pfizer. Juga tidak mengalami masalah apa-apa.

Lia Sundah sudah 20 tahun di New York. Lia menjadi pengacara di sana. Lia memang doktor hukum lulusan Boston –meski lulus S-1 dari jurusan musik, juga di Boston.

Di New York Lia hidup bersama suami: James Sundah –pencipta lagu ''Lilin-Lilin Kecil'' yang terkenal itu. Karena itu di awal dan di akhir forum ini dimeriahkan oleh konser musik. Yang menampilkan lagu ciptaan James itu. Yang dinyanyikan oleh penyanyi dari banyak negara. Pemain musiknya pun dari segala macam penjuru dunia.

Lia selama ini dikenal sebagai "anak ideologis" tokoh pers senior saya: Aristides Katoppo –pemimpin redaksi harian Sinar Harapan. Tapi Lia sebenarnya anak pengusaha hotel di Jakarta. Namanya Suntoso Jacob. Bermarga Yap.

"Cita-cita awal saya memang menjadi wartawan. Ternyata jadi lawyer di New York," ujar Lia.

Menurut dokter Roy, protein yang bisa mengubah sinar matahari menjadi vitamin D-3 adalah yang datang dari susu, yogurt, atau mentega. "Di sinilah yang kita kurang. Mataharinya melimpah tapi minum susu atau yogurt-nya kurang," ujar Roy.

Roy sendiri ahli hormon. Lulus S-1 dan S-2 dari Universitas Indonesia, Jakarta. Lalu mendalami hormon sampai ke Harvard Medical School, Boston.

Saat di Harvard itulah Roy tahu soal hubungan sinar matahari dengan protein dari susu. Banyak data ia pelajari. Mengejutkan. Terutama data mengenai orang Indonesia.

"Dari 1.000 orang Indonesia yang kekurangan vitamin D sebanyak 950 orang," katanya. Berarti hanya 50 orang yang vitamin D-nya cukup. Tentu termasuk istri saya. Yang tidak bisa minum susu. Yang level vitamin D-nya 55. Yang karena itu tidak tertular Covid dari saya.

Saya sendiri, saat terkena Covid, baru ketahuan: vitamin D saya hanya 23,4. Bahkan anak wedok saya, Isna Iskan, payah sekali. Level vitamin D Isna hanya 16. Padahal dia itu gila sepeda. Praktis tiap hari menempuh jarak setidaknya 50 Km –kadang 150 Km.

Ternyata sinar matahari saja tidak cukup. Sinar itu harus diantarkan oleh protein susu agar bisa menjadi vitamin D.

Dokter Roy –alumnus SMAN 3 Jakarta itu– kini bekerja di RS Pertamina. Ia ingin agar suatu saat ditemukan cut-off vitamin D khusus untuk orang Indonesia.

"Selama ini belum ada patokan berapa vitamin D minimal yang harus dimiliki orang Indonesia," ujar dokter Roy.

"Kan minimal 40," kata saya.

"Itu cut-off untuk orang kulit putih," jawab dokter Roy. "Belum ditemukan berapa cut-off untuk orang Indonesia," katanya. "Siapa tahu lebih rendah dari 40 itu," katanya.

Tentu saya juga menunggu-nunggu laporan satu ini: apakah semua orang Indonesia yang terkena Covid itu level vitamin D-nya rendah. Kalau dibuka ke publik akan sangat membantu.

Tentu RS khusus Covid sudah menghimpun datanya.

Jam 00.00 forum Zoom ini baru ditutup. Saya sudah sangat mengantuk. Tapi yang di New York baru bangun pagi.(Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 111

  • Abu As
    Abu As
  • Arief Budiman
    Arief Budiman
  • Dr. Sputpainem
    Dr. Sputpainem
  • Dr Richard Husada
    Dr Richard Husada
  • Ngacheng cino
    Ngacheng cino
    • Kadir
      Kadir
  • Chen fu
    Chen fu
  • Chen fu
    Chen fu
  • Arijani
    Arijani
  • Dwi Bambang Irawan
    Dwi Bambang Irawan
  • Ambyar
    Ambyar
  • emma
    emma
  • Motivator Kuncoro Y.
    Motivator Kuncoro Y.
  • wiwi
    wiwi
    • 1liter
      1liter
  • E.A. Adoracion
    E.A. Adoracion
  • Muhammad HG
    Muhammad HG
    • Arif
      Arif
    • Sains
      Sains
  • 2cents
    2cents
  • maya
    maya
    • Mer
      Mer
  • Aziz
    Aziz
  • Macca Madinah
    Macca Madinah
  • Promomerk
    Promomerk
    • onos
      onos
  • Nurkolis
    Nurkolis
  • Aziz
    Aziz
    • adamantium
      adamantium
  • Thamrin Dahlan
    Thamrin Dahlan
  • minji
    minji
    • Lambemu
      Lambemu
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • WaliBroto
    WaliBroto
    • Xfang
      Xfang
  • nur rochemat
    nur rochemat
    • Mer
      Mer
  • Arif
    Arif
    • Annette
      Annette
  • Brodin
    Brodin
    • Dul
      Dul
    • Logs Khan
      Logs Khan
  • Dinosaurus
    Dinosaurus
    • Dea
      Dea
  • Arief
    Arief
  • Santoso
    Santoso
    • Buzzerp
      Buzzerp
    • Santoso
      Santoso
  • Fahmi
    Fahmi
  • Gloria
    Gloria
    • Susukembar
      Susukembar
    • donwori
      donwori
  • Fauzan
    Fauzan
  • Aryo mBediun
    Aryo mBediun
  • Bram
    Bram
  • Tom's
    Tom's
  • John
    John
  • Pak Ponidi
    Pak Ponidi
  • Dwija
    Dwija
    • Logs Khan
      Logs Khan
    • Promomerk
      Promomerk
    • Duaja
      Duaja
  • Vavai
    Vavai
  • D-mon
    D-mon
    • tatang
      tatang
  • Bunda
    Bunda
  • Bejo Subejo
    Bejo Subejo
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • oi
    oi
  • Ayahnamu
    Ayahnamu
  • Hariyanto
    Hariyanto
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
    • Wong nganggur
      Wong nganggur
  • Mikhailo
    Mikhailo
    • Pâijô
      Pâijô
    • Otole
      Otole
    • Mesothelioma
      Mesothelioma
    • Miftahul
      Miftahul
    • Mesothelioma
      Mesothelioma