Andreas Longping

Andreas Longping

TIDAK kurang-kurangnya diperjuangkan. Agar tokoh ini mendapat hadiah Nobel. Jasanya dianggap luar biasa. Terutama dalam menyelamatkan miliaran manusia dari kelaparan. Sampai ia meninggal pun, tiga hari lalu, perjuangan itu belum berhasil.

Itulah nasib Prof Yuan Longping. Yang di Tiongkok mendapat gelar ''Bapak Hibrida''. Berkat jasanya ditemukanlah padi bibit unggul. Profesor inilah yang menemukan cara meningkatkan produksi beras lewat hibrida.

Itu tahun 1964.

Ketika umurnya 34 tahun.

Minggu lalu, Prof Yuan Longping masih bekerja. Bahkan masih keliling di pulau Hainan. Di umurnya yang 95 tahun. Ia terjatuh. RS di Hainan mengirimnya ke Tiongkok daratan. Ke RS di Changsa. Dekat dengan rumahnya. Di ibu kota Provinsi Hunan itulah ia menetap. Di kota Changsa itu pula –kota kelahiran Mao Zedong– Prof Yuan meninggal dunia.

Meski lahir di Beijing, leluhur Prof Yuan berasal dari Jiujiang –kota kecil di pinggir sungai Jiangxi. Saya mengenal baik daerah-daerah yang saya sebut itu.

Saat Prof Yuan menemukan padi hibrida Tiongkok lagi dilanda kelaparan. Kelaparan yang sangat amat hebat luar biasa –maafkan kalimat itu salah tapi saya pakai untuk menggambarkan kehebatan kelaparan saat itu.

Kelaparan itu sendiri sebagai hasil program ''lompatan ke depan'' yang salah. Yang dilancarkan Pak Ketua Mao Zedong.

Tapi Mao sendiri melemparkan kesalahan itu pada kaum borjuis dan intelektual. Maka, untuk mengatasi kelaparan itu, Mao melancarkan revolusi kebudayaan. Semua orang kaya dan intelektual dipaksa ke desa. Bekerja di sawah. Yang menentang dikerangkeng. Termasuk Deng Xiaoping. Yang dipaksa bekerja sendirian di bengkel di desa dekat Nanchang. Tempat pembuangan Deng ini sekarang jadi museum. Bagus sekali untuk dilihat. Terutama bagi politisi yang lagi merasa disingkirkan.

Prof Yuan waktu itu berumur 34 tahun. Ia melihat kelaparan yang begitu hebat. Ia mengalami sendiri. Lalu berpikir bagaimana bisa mengatasi kelaparan itu.

Prof Yuan berhasil menemukan bibit unggul telo (sweet potato). Tapi telo dianggap bukan makanan pokok. Maka Yuan mengalihkan penelitiannya ke padi. Ditemukanlah padi hibrida pertama di dunia.

Ketika Mao jatuh dan Deng Xiaoping naik padi hibrida temuan Yuan dijadikan fokus mengatasi kekurangan pangan. Akhirnya Tiongkok swasembada beras.

Di saat yang sama, di Amerika, juga terjadi kekurangan pangan. Panen gandum gagal di seluruh negeri. Penyakit gandum merajalela. Musim kering juga sangat kerontang.

Saat itulah seorang ilmuwan di Iowa menemukan benih unggul gandum. Yang lebih tahan hama. Juga lebih produktif.

Nama penemu itu: Norman Borlaug. Umurnya 16 tahun lebih tua dari Yuan. Norman lantas mendapat gelar sebagai bapak revolusi hijau dunia. Juga dianggap berhasil menyelamatkan kelaparan miliaran manusia.


Norman Borlaug.

Prof Norman-lah yang kemudian mendapat hadiah Nobel.

Ia meninggal dunia 12 tahun lalu di usia 95 tahun. Dua penemu pangan ini sama-sama diberkati usia panjang sekali.

Apa yang ditemukan Prof Norman masih tetap dilestarikan oleh para petani gandum di Amerika. Juga di India, Pakistan, dan benua gandum lainnya.

Temuan Prof Yuan tidak sepenuhnya diikuti negara lain yang makanan pokoknya nasi. Di hari tuanya, Prof Yuan menyaksikan: banyak negara beras yang memilih jalan inbrida. Bukan hibrida. Produktivitas padi hibrida belakangan sudah bisa dikalahkan oleh padi inbrida. Tapi pada tahun-tahun kelaparan itu hibrida adalah juru selamat di Tiongkok.

Kelemahan hibrida adalah: petani tidak bisa menjadikan gabah panennya untuk benih berikutnya. "Petani harus selalu mendapat benih hibrida baru dari perusahaan benih," ujar Prof Dwi Andreas Santoso, guru besar Institut Pertanian Bogor. Prof Andreas memperoleh gelar doktor ilmu tanah.

Prinsip hibrida adalah benih padi laki-laki dan perempuan dimurnikan sampai sempurna.

Sedang inbrida adalah hasil persilangan dua padi unggul.

Indonesia mengatasi krisis pangan di tahun 1964 itu dengan padi inbrida. Yakni di zaman awal Presiden Soeharto. Dengan benih PB5 dan PB8.

Prof Andreas sendiri belakangan menemukan inbrida IF16. Bersama para petani yang tergabung dalam Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI).

Itulah jenis padi unggul paling unggul saat ini di Indonesia. Yang keberadaannya mungkin senasib dengan Vaksin Nusantara.

Prof Andreas memang memilih jalan langsung ke petani. Lewat AB2TI itu Prof Andreas terus melakukan penelitian dan uji coba. IF16 sekarang ini misalnya adalah hasil uji coba yang panjang. Selama bertahun-tahun. Di uji coba ke-11 barulah ditemukan IF16.  Dengan produktivitas 16 ton/0,8 hektare (bau).

Sebelum itu mereka telah melakukan berbagai uji coba benih unggul untuk jagung. Usaha itu akhirnya dihentikan. Mereka ditangkap polisi. Dianggap melanggar UU Pertanian.

Itu tahun 2005.

Sejak itu Prof Andreas tidak pernah lagi potong rambut menjadi pendek. Rambutnya dibiarkan memanjang. Sampai sekarang. Profesor ini, sejak itu, juga mengganti warna bajunya. Menjadi hitam-hitam. Sampai sekarang. (Dahlan Iskan)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 195

  • Juki
    Juki
  • Bj
    Bj
  • Dahlun Iskon
    Dahlun Iskon
  • Mbah Sangkil
    Mbah Sangkil
    • Udin din
      Udin din
  • asal komen
    asal komen
    • Komentar
      Komentar
    • Komen
      Komen
  • om
    om
    • Bènjarnowaé
      Bènjarnowaé
    • asal komen
      asal komen
  • Liam
    Liam
    • asal komen
      asal komen
    • Open mind
      Open mind
  • Komen
    Komen
  • Moh. Aris
    Moh. Aris
    • Komen
      Komen
    • Liam
      Liam
  • Adi
    Adi
  • Sydney
    Sydney
    • donwori
      donwori
    • asal komen
      asal komen
  • Kalila
    Kalila
  • Palestinaadalahkita
    Palestinaadalahkita
  • Rudianto
    Rudianto
  • Sisa Sumbangan
    Sisa Sumbangan
    • Rudianto
      Rudianto
    • Free palestine
      Free palestine
    • Kulkul
      Kulkul
  • Bung Hari
    Bung Hari
  • bla
    bla
    • Rudianto
      Rudianto
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
  • Liam
    Liam
  • Snetot
    Snetot
    • Snetot
      Snetot
    • Logika Ancur
      Logika Ancur
    • Jlat
      Jlat
    • worried
      worried
    • asal komen
      asal komen
  • Heru Ef
    Heru Ef
  • Erik
    Erik
  • Tk men
    Tk men
  • Scenk007
    Scenk007
  • Fauzan
    Fauzan
  • Retno
    Retno
    • Lampakok
      Lampakok
    • Ratna
      Ratna
    • Nana
      Nana
    • donwori
      donwori
    • cerdas
      cerdas
  • Paidi
    Paidi
  • mandel
    mandel
    • mandel
      mandel
    • mandel
      mandel
    • mandel
      mandel
    • mandel
      mandel
    • worried
      worried
  • Bam'shary
    Bam'shary
  • Nurkolis
    Nurkolis
  • Soro tenan uripmu
    Soro tenan uripmu
  • Politisi yg dikucilkan
    Politisi yg dikucilkan
  • Alexs
    Alexs
    • Sony Ichsan
      Sony Ichsan
  • Hariyanto
    Hariyanto
  • Macca Madinah
    Macca Madinah
  • Arif priyono
    Arif priyono
  • Prof
    Prof
    • Trmma
      Trmma
  • Manom
    Manom
  • Eva Kwaci
    Eva Kwaci
    • Lia
      Lia
  • Didin
    Didin
    • Didin
      Didin
  • Agil Rachmat Qoisman
    Agil Rachmat Qoisman
    • Hihi
      Hihi
    • Hihi
      Hihi
    • Eva Kwaci
      Eva Kwaci
    • Manoarfa
      Manoarfa
    • kojo
      kojo
    • Hariyanto
      Hariyanto
    • donwori
      donwori
    • Liam
      Liam
    • Uut pert
      Uut pert
  • Asrul
    Asrul
    • Feb
      Feb
    • Liam
      Liam
  • Hihi
    Hihi
  • Yoyok
    Yoyok
  • Aryo mBediun
    Aryo mBediun
  • Sapapua
    Sapapua
  • anto hoed
    anto hoed
    • worried
      worried
  • Mizmiz
    Mizmiz
  • Tari
    Tari
  • Thamrin Dahlan
    Thamrin Dahlan
  • Chen fu
    Chen fu
    • Feb
      Feb
  • Lealy nur awaly
    Lealy nur awaly
    • Wan Cin
      Wan Cin
  • sugiri
    sugiri
  • Djoko
    Djoko
  • Bos
    Bos
  • Suhari
    Suhari
    • betihi
      betihi
    • Feb
      Feb
  • Denny
    Denny
  •  Arif
    Arif
  • Mboh
    Mboh
  • blog.bocor.id
    blog.bocor.id
  • Heru
    Heru
    • Liam
      Liam
  • Denik
    Denik
    • Uun Sero
      Uun Sero
  • Benady
    Benady
    • Otole
      Otole
    • itang itung
      itang itung
    • Pengamat
      Pengamat
  • Mikhailo
    Mikhailo
  • Ifan
    Ifan
    • Sentot
      Sentot
    • sugiri
      sugiri
    • mana fadil
      mana fadil