Indonesia Dikepung Bencana, BNPB: 1,67 Juta Jiwa Menderita

Indonesia Dikepung Bencana, BNPB: 1,67 Juta Jiwa Menderita

Ilustrasi/Tim gabungan BNPB dan BPBD melakukan evakuasi terhadap korban banjir di Kabupaten Serang, Banten belum lama ini. -Dok. BNPB -

Selain korban jiwa, terdapat juga kerusakan pada rumah dan beberapa fasilitas umum. 

Sebanyak 7.372 rumah mengalami kerusakan yang terbagi menjadi 652 rumah rusak berat, 1.173 rumah rusak sedang, dan 5.547 rumah rusak ringan.

Selain itu kerusakan juga menimpa 92 fasilitas pendidikan, 64 fasilitas peribadatan, 32 fasilitas kesehatan, 12 perkantoran, dan 14 jembatan. 

Perbandingan Bencana pada bulan Januari di tahun 2021 dan 2022 menunjukkan terjadi kenaikan kejadian bencana sebanyak 26,78 persen yaitu naik dari 295 kejadian bencana di tahun 2021 menjadi 374 kejadian di tahun 2022. 

Kenaikan kejadian bencana ini berbanding terbalik dengan jumlah korban jiwa dan kerusakan yang mengalami penurunan pada tahun 2021. 

Korban meninggal dunia dan hilang mengalami penurunan 93,46 persen, dengan penurunan dari 214 jiwa pada tahun 2021 dan 14 jiwa pada tahun 2022. 

Korban luka-luka turun sangat signifikan sebanyak 99,50 persen, sebanyak 12.047 jiwa luka-luka pada tahun 2021 dan 60 jiwa pada 2022.

Penurunan juga terjadi pada korban terdampak dan mengungsi yang turun 70,84 persen, dengan total 1.643.804 jiwa pada tahun 2021 dibandingkan dengan 479.331 pada tahun 2022.

Kerusakan rumah mengalami penurunan yang cukup signifikan sebanyak 80,94 persen.

Rumah rusak sebanyak 38.680 unit pada 2021 turun di tahun 2021 sebanyak 7.372 unit. 

Banyaknya korban jiwa, luka-luka, terdampak dan mengungsi serta rumah rusak pada tahun 2021 sebagian besar disebabkan oleh Gempa yang melanda Sulawesi Barat di pertengahan bulan Januari 2021

Memasuki bulan Februari Tahun 2022, hujan dan angin kencang semakin sering melanda di wilayah Indonesia. Kejadian bencana hidrometeorologi juga semakin sering terjadi di Indonesia. 

Tercatat di bulan Februari 2022 terdapat 340 kejadian bencana. Dengan bencana hidrometeorologi mendominasi sebanyak 99,7 persen dan sisanya sebanyak 0,3 persen merupakan bencana geologi.

Dari 99,7 persen bencana hidrometeorologi yang terjadi sebanyak 97 persen merupakan kejadian hidrometeorologi basah seperti banjir, cuaca ekstrem (angin kencang), tanah longsor, serta gelombang pasang/abrasi, dan sisanya merupakan kejadian hidrometeorologi kering seperti kebakaran hutan dan lahan.

Bencana cuaca ekstrem (angin kencang) mendominasi kejadian bencana bulan Februari 2022, tercatat telah terjadi sebanyak 132 kejadian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bnpb