Harga Minyak Dunia Kembali Moncer Usai Tiongkok Perlonggar Lockdown Shanghai

Harga Minyak Dunia Kembali Moncer Usai Tiongkok Perlonggar Lockdown Shanghai

Harga minyak mentah dunia mengat pada perdagangan akhir pekan Jumat 29 April 2022-freepik-

JAKARTA, DISWAY.ID - Harga minyak dunia kembali menguat pada perdagangan hari ini, Rabu 13 April 2022. 

Lonjakan harga minyak dunia disebabkan oleh relaksasi lockdown Covid-19 yang diberikan Pemerintah Tiongkok di Shanghai.

Dikutip dari CNBC, Rabu 13 April 2022, harga minyak mentah berjangka Brent naik 6,26 persen menjadi USD 104,64. 

Sementara West Texas Intermediate AS 6,69 persen ​​lebih tinggi pada USD 100,60 per barel. Kedua kontrak kehilangan sekitar 4 persen pada hari Senin.

Shanghai mengatakan pada hari Senin bahwa lebih dari 7.000 unit perumahan telah diklasifikasikan sebagai daerah berisiko rendah setelah melaporkan tidak ada infeksi baru selama 14 hari dan distrik sejak itu telah mengumumkan kompleks mana yang dapat dibuka.

Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), memperingatkan bahwa tidak mungkin mengganti 7 juta barel per hari (bph) minyak Rusia dan ekspor cairan lainnya yang hilang jika terjadi sanksi atau tindakan sukarela.

Uni Eropa belum menyetujui embargo minyak Rusia, tetapi beberapa menteri luar negeri mengatakan opsi itu ada di atas meja.

“Pasar minyak masih rentan terhadap guncangan besar jika energi Rusia dikenai sanksi, dan risiko itu tetap ada di meja,” tulis Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Harga minyak dunia kembali tertekan seiring permintaan melambat, sedangkan produksi minyak melimpah dan kekhawatiran ekonomi global.

OPEC pada hari Selasa menurunkan perkiraan produksi cairan Rusia sebesar 530.000 barel per hari (bph) untuk tahun 2022, tetapi juga memangkas perkiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak dunia.

Mengutip dampak invasi Rusia ke Ukraina, kenaikan inflasi karena harga minyak mentah melonjak dan kebangkitan kembali. dari varian coronavirus Omicron di Cina.

Indian Oil Corp (IOC), yang membeli Ural Rusia dalam tender sebelumnya, telah menghapus grade dari tender minyak mentah terbarunya. 

Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri India Narendra Modi pada Senin malam bahwa membeli lebih banyak minyak dari Rusia bukanlah kepentingan India.

Negara-negara anggota IEA berencana untuk melepaskan 240 juta barel selama enam bulan ke depan dari Mei dalam upaya untuk menenangkan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads