Pendakwah Asal Lampung: Kalau Ada yang Rayakan Idul Adha 9 Juli, Salat Ied dan Kurbannya TIDAK SAH!

Pendakwah Asal Lampung: Kalau Ada yang Rayakan Idul Adha 9 Juli, Salat Ied dan Kurbannya TIDAK SAH!

Ustaz Suparman Abdul Karim Jelaskan Soal Konsep Idul Adha Berbeda- Ustadz Suparman Abdul Karim-YouTube Channel

"Sekarang yang ngeyel orang Indonesia inilah, kecil-kecil ngeyel. Makanya penting ini saya tegaskan karena sudah menyebar itu di grup-grup WhatsApp itu ajakan agar rakyat itu tidak ikut pengumuman pemerintah, ngacunya ke Arab. Saya tahu itu penulisnya, tokoh HTI. Apa saja momen dia manfaatkan agar rakyat tidak percaya dengan pemerintah yang sah, HTI memang begitu," tambahnya.

 BACA JUGA:Aneh Tapi Nyata, Seorang Walikota Nikahi Buaya Berusia 7 Tahun, Alasannya Ternyata...

BACA JUGA:Kenapa Idul Adha di Indonesia Diperdebatkan? Ustaz Adi Hidayat: Suka Agak Keliru, Sebagian Orang Mengatakan...

Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) angkat bicara mengenai alasan Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah di Indonesia berbeda dengan Arab Saudi.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Adib menjelaskan, perbedaan waktu Iduladha disebabkan karena letak Arab Saudi lebih barat dari Indonesia, sehingga kemungkinan hilal terlihat lebih dahulu di sana.

"Waktu di Indonesia lebih cepat 4 jam, tetapi hilal justru mungkin terlihat lebih dahulu di Arab Saudi, karena terlihatnya di sebelah barat pada saat matahari terbenam atau dikenal dengan istilah ghurub asy-syams," kata Adib dalam keterangan resmi, Jumat 1 Juli 2022.

"Semakin ke barat letak geografis suatu negara, maka posisi hilal semakin cepat terlihat," sambungnya.

 BACA JUGA:Dituding Bongkar Aib Angga Wijaya di Ranjang, Dewi Perssik: Loh Kalau Bukan Suami, Siapa?

BACA JUGA:Kabasarnas Ungkap Kenangan Dengan Tjahjo Kumolo: Beliau Merupakan Sosok Figure Besar

Menurut Adib, pandangan yang menyebut Indonesia seharusnya bisa merayakan Hari Raya Iduladha lebih dulu ketimbang Arab Saudi karena memiliki waktu lebih cepat 4 jam keliru.

"Jelas pemahaman ini kurang tepat," ujarnya.

Adib memaparkan, ketinggian hilal pada akhir bulan Zulkaidah di Indonesia adalah antara 0 derajat 53 menit sampai 3 derajat 13 menit dengan elongasi antara 4,27 derajat sampai 4,97 derajat. 

"Pada tanggal yang sama, posisi hilal di Arab Saudi lebih tinggi dari Indonesia. Jadi kemungkinan hilal terlihat di Arab Saudi sangat besar," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait