Gunung Teresa
WAJAH XI JINPING terpampang di layar raksasa yang menayangkan kongres partai di Shanghai.-HECTOR RETAMAL-AFP-
LIBURAN seminggu di Tiongkok Oktober 2022 membuat Huangshan padat.
Itulah ”bapaknya” gunung di Tiongkok. Lebih tinggi daripada yang tertinggi. Lebih besar daripada yang terbesar. Lebih indah daripada yang terindah.
Setidaknya, begitulah promosinya.
Teman saya kirim video dari Huangshan. Gunung Huang. Gunung Kung. Di Provinsi Anhui.
Huangshan memang sudah disepakati sebagai gunung terindah di seluruh Tiongkok. Sampai ada pemeo yang terkenal: Tak perlu ke gunung-gunung Tiongkok lainnya jika sudah pernah ke Huangshan.
Anda tentu pernah ke sana. Setidaknya melihatnya di kalender atau di video. Kumpulan gunung itu memang sering muncul di film dan lukisan mitologi Tiongkok.
Di hari libur kemarin itu, lautan manusia berbaris di tebing Huangshan. Seperti tak begerak. Berfoto di sana, minggu lalu, sudah tak lagi elok. Tidak instagramable lagi, kata anak saya.
Kecuali Anda punya keahlian yang sedang populer sekarang: edit menghilangkan latar manusia di foto. Jadilah, foto yang tinggal Anda sendiri beserta pemandangan. Semua manusia dan ”gangguan” lain dihapus dari latar foto.
Saya terakhir ke Huangshan enam tahun lalu. Bersama rombongan Everyday Mandarin, yang mengurus anak-anak kuliah ke Tiongkok. Dari Hangzhou, naik kereta malam yang tidur di ranjang tingkat di dalam kereta. Tidak ada kereta cepat saat itu untuk jurusan Huangshan.
Kereta cepat ke Huangshan baru ada mulai akhir 2018. Kami tiba di kota di kaki Gunung Huangshan pagi hari. Nama kotanya persis nama gunungnya, Kota Huangshan. Kota kecil.
Huangshan tak bisa dilukiskan dengan kata. Itu untuk dinikmati mata. Setelah menjelajah Huangshan, saya mampir ke Hongcun dan Xidi, dua desa kuno yang dekat dengan Huangshan.
Desa itu saya kunjungi karena dua hal: masuk situs warisan dunia UNESCO dan lokasi syuting film Crouching Tiger, Hidden Dragon. Pemainnya: Chow Yun-fat, Michelle Yeoh, Zhang Ziyi, dkk.
Desa yang kuno, tapi bersih. Perabot-perabotnya sudah tua, tapi masih sangat terawat. Ada danau utama di dalam desa. Jadi sumber air untuk seluruh rumah tangga di sana.
Saat rakyat Tiongkok sudah mulai masuk kerja, 10 Oktober, giliran rakyat Taiwan yang libur Hari Kemerdekaan. Sudah libur sejak akhir pekan lalu sebenarnya. Hari Kemerdekaan yang telah berusia 111 tahun. Dihitung sejak 1 Januari 1912. Tadi pagi, peringatan Hari Kemerdekaan berlangsung di Kantor Kepresidenan Taiwan.
Kebetulan ada presiden Palau, negara pulau di Samudra Pasifik, sedang hadir di Taiwan. Yang bendera Palau-nya dikibarkan di tiang-tiang sepanjang Kantor Kepresidenan Taiwan di Hari Kemerdekaan Taiwan hari ini. Mungkin bendera negara sahabat itu lupa diturunkan.
Atau Taiwan ingin menunjukkan ke dunia, ”Hei, masih ada lho negara yang mengakui kami.” Hingga dikritik media seolah-olah hari ini Taiwan memperingati Hari Kemerdekaan Taiwan dan Palau sekaligus. Pidato Presiden Tsai Ing-wen lebih menitikberatkan ke hubungannya dengan Tiongkok.
Hari Kemerdekaan itu juga disambut gempita oleh rakyat Taiwan. Taiwan mulai membebaskan karantina ketat mulai 13 Oktober nanti. Tiket wisata ke Jepang sudah diborong rakyat Taiwan. Jepang menjadi tujuan teratas turis asal Taiwan.
Taiwan punya koneksi kuat dengan Jepang karena Taiwan pernah dianeksasi selama 50 tahun. Tentang budaya, Taiwan ini berbudaya Tiongkok, tapi dengan tata krama Jepang. Banyak ungkapan Mandarin di Taiwan yang disadap dari bahasa Jepang.
Yang Mandarin itu akan terdengar aneh jika diucapkan di Tiongkok. Singkatnya: Taiwan is little Japan. Saya sudah ke Jepang beberapa kali hingga terakhir sebulan sebelum Covid-19 menghantui dunia. Terlalu banyak kebiasaan yang sama antara Jepang dan Taiwan. Dengarlah lagu-lagu Hokkien (orang Taiwan menyebutnya lagu Taiyu). Nada-nadanya mirip dengan lagu Jepang.
Minggu-minggu ini, masih ada rombongan pelajar dan mahasiswa dari Everyday Mandarin yang masuk Taiwan. Hingga akhir November 2022. Di Taiwan, saya suka mengisi waktu kosong dengan berendam air panas alias wenquan/onsen 溫泉 (hot spring).
Mungkin sudah bosan dengan kehidupan mal dan dalam kota. Anak-anak muda alias pelajar dari Indonesia tak begitu suka wenquan. Mungkin belum pernah mencoba sensasinya. Sekali coba, pemeo Gunung Huangshan berlaku: Tak mau ke Taipei 101 Tower lagi jika sudah pernah wenquan.
Di seluruh Taiwan bertaburan permandian wenquan. Bersih dan bergaya bangunan model Jepang. Karena wenquan juga budaya yang dipopulerkan Jepang 100 tahun lalu. Karena pergi wenquan dengan teman laki-laki juga, saya tak tertarik pesan bak mandi yang privat.
Saya lebih pilih kolam umum yang tak ramai. Kira-kira bisa menampung maksimal delapan orang saja. Umum di sini maksudnya orang lain, asal laki-laki, pun boleh ikut berendam juga di sana. Semua wajib bugil saat wenquan. Itu memang salah satu aturan. Ada aturan lain: Tidak boleh sengaja menatap orang lain yang bugil. Pertama kagok, lama-lama akan terbiasa.
Terlalu lama wenquan juga tak bagus buat kualitas testosteron. Saya bisa pilih hiking ke gunung. Baru minggu lalu saya hiking ke Gunung Datun, gunung tertinggi di seluruh Taipei.
Tingginya 1.076 meter. Tidak tinggi-tinggi amat sebenarnya. Tapi, lumayan bagus karena sekelilingnya warna hijau semua. Dan bisa melihat Kota Taipei dari puncak gunung.
Gunung tertinggi di seluruh Taiwan adalah Yushan. Lokasinya dekat Alishan, sebuah nama yang sangat populer dan dinyanyikan oleh Teresa Deng. Artis yang terkenal di tahun 1980-an.
Sampai ada pemeo orang Tiongkok dekade 80-an hanya mendengar suara dua orang ”Deng” ini saja sepanjang hari. Siang mendengar pidato Deng senior, malam mendengar lagu Deng junior (白天听老邓,晚上听小邓 Baitian ting Lao Deng, wanshang ting Xiao Deng). Deng junior adalah Teresa Deng tadi. Deng senior? Siapa lagi kalau bukan Presiden Tiongkok Deng Xiaoping. (Alfonso Indra Wijaya)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
Komentar: 31
Silahkan login untuk berkomentar
Masuk dengan Google