Dunia Terancam Resesi Seks, Apa Penyebab dan Dampaknya

Dunia Terancam Resesi Seks, Apa Penyebab dan Dampaknya

Ilustrasi hubungan seksual. (Pixabay)--

Angka itu menurun ketimbang 2020, di mana angka kelahiran di China mencapai 8,52 kelahiran per 1.000 orang.

Tak hanya itu, angka kelahiran pada 2021 dikatakan yang paling rendah terjadi di China sejak 1949.

3. Amerika Serikat

Editor senior The Atlantic, Kate Julian, merilis tulisan terkait resesi seks di Amerika Serikat pada 2018.

Dalam artikel itu, Julian mengungkapkan kekhawatiran atas kelompok remaja dan dewasa muda AS yang melakukan lebih sedikit seks.

Julian merujuk pada data Survei Perilaku Risiko Remaja, yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Data tersebut menemukan bahwa persentase murid SMP dan SMA yang telah melakukan hubungan seks turun dari 54 persen ke 40 persen sejak 1991 hingga 2017.

"Dengan kata lain, di jeda generasi, seks berubah dari sesuatu yang paling sering dilakukan anak SMP dan SMA, ke sesuatu yang paling jarang dilakukan [oleh generasi muda sekarang]," tulis Julian.

Julian menuturkan beberapa aspek penyebab resesi seks terjadi karena sejumlah orang merasa tak harus melakukan seks jika tidak mereka tak menginginkannya.

Julian juga menyoroti kemungkinan sejumlah orang yang lebih memprioritaskan sekolah dan pekerjaan, ketimbang cinta dan seks.

Sebagaimana diberitakan Insider, faktor lain penyebab resesi ini adalah perubahan norma budaya.

Masyarakat kini lebih mudah mendapatkan hiburan di dunia maya, seperti menonton Netflix dan menyelam di Instagram. Ini membuat orang tak lagi sering ingin melakukan seks.

4. Jepang

Jepang menjadi salah satu negara yang generasi mudanya melakukan lebih sedikit seks ketimbang generasi sebelumnya.

Berdasarkan Survei Fertilitas Nasional Jepang, satu dari sepuluh pria Jepang yang berumur 30-an masih perjaka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: