Negara ASEAN Dukung Timor Leste jadi Anggota Baru

Negara ASEAN Dukung Timor Leste jadi Anggota Baru

Presiden Jokowi (enam dari kiri) bersama para pemimpin ASEAN dalam ASEAN Summits and Related Summits di Phnom Penh, Kamboja, 11 November 2022. Pertemuan itu menyepakati masuknya Timor Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN.-Laily Rachev-Setpres-

KAMBOJA, DISWAY.ID-Negara Timor Leste resmi jadi anggota baru ke-11 ASEAN

Hal ini disepakati para Pemimpin Negara ASEAN di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-40 dan ke-41 ASEAN di Phnom Penh Kamboja, 11 November 2022 lalu. 

Meski begitu, negara yang merdeka dari Indonesia sejak 1999 itu pun perlu memenuhi prosedur formal lain supaya disahkan menjadi anggota. Kini statusnya sebagai pengamat dalam KTT ASEAN. 

BACA JUGA:Ramos Horta Berhadapan Langsung Dengan Lu Olo, Putaran Kedua Pemilu Presiden Timur Leste

Bakal ada “peta jalan berbasis kriteria objektif” untuk keanggotaan penuh Timor Leste. 

Para pemimpin telah membahasnya pada sesi pleno. Namun, saat ini semua negara anggota dan pihak eksternal akan mendukung penuh Timor Leste.

Pun dengan Indonesia, sebagai presidensi ASEAN 2023 berkomitmen memberi dukungan. Mengingat Timor-Leste telah mengajukan keanggotaan ASEAN sejak 2011. 

Presiden Timor Leste Ramos Horta juga sudah menyampaikan keinginan itu kepada Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada Juli lalu.

Dalam KTT ASEAN kali ini, krisis Myanmar tetap menjadi sorotan para negara anggota. 

BACA JUGA:Ramos Horta Bakal Kembali Pimpin Timur Leste, Ungguli Francisco ‘Lu Olo’ Guterres Dengan 59 Persen Suara

Tentu saja Pemimpin Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing kembali tidak masuk dalam daftar tamu undangan. Min dikucilkan dalam pertemuan tertinggi kepala negara se-ASEAN tersebut. 

Setelah menyepakati Konsensus Lima Poin pada April tahun lalu, pemimpin kudeta militer itu dinilai membuat kondisi Myanmar makin buruk. Alias gagal menciptakan perdamaian antara Tatmadaw -militer Myanmar- dan gerakan anti kudeta.

Akibatnya, perang saudara yang menewaskan ribuan orang terus terjadi. Perekonomian Myanmar terus mengalami kemunduran dan membuat jutaan warga makin sengsara. Kerusuhan dan kekerasan politik mengganggu perdagangan dan perbankan.

"Indonesia sangat kecewa. Tidak ada kemajuan signifikan terhadap implementasi Konsensus Lima Poin. Dan tidak ada komitmen Junta Militer Myanmar untuk menerapkan Konsesi Lima Poin,” tandas Presiden Jokowi dalam sambutannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway