Drama Drama

Drama Drama

--

AKANKAH ''pembajakan'' KTT G20 akan terulang di Bali? G20 pernah dibajak habis-habisan secara politik: 2018. Itu bisa terulang di KTT G20 sekarang ini. Yang dibuka oleh Presiden Jokowi hari ini.

Waktu itu pembajaknya Presiden Donald Trump. Dia membuat drama besar di KTT G20 di Argentina 2018: Trump melakukan personal KTT dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Maka perhatian dunia tidak lagi ke KTT G20. Pertemuan Trump dengan Jinping lebih menarik. Hubungan dagang kedua negara lagi seperti bara pemanggang sate. Membakar seluruh sate di 20 negara besar. Bahkan seluruh dunia.

Maka kalau ada pertanyaan: apakah hasil KTT G20 di Argentina?

Tidak hanya Anda yang ingat jawabnya: drama duo kepala negara.

Hanya drama Trump-Jinping yang diingat: sate itu gosong. Tidak bisa dimakan. Dua negara justru saling tinju: meningkatkan tit-for-tat.

Pun sampai sekarang: belum ada sate baru yang bisa dibakar. Justru yang sudah gosong itu dibuat abu sekalian. Lewat Ukraina.

Tanpa ingin bertemu Jinping barangkali Trump tidak ingin datang ke KTT G20 Argentina. Ia termasuk tokoh yang ogah-ogahan menghadiri forum seperti G20. Hasilnya dianggap tidak langsung bermanfaat bagi negaranya. Padahal Trump punya moto: America First.

Di KTT G20 tahun berikutnya, di Osaka, Trump menyiapkan drama yang lain: ia ajak putrinya, Ivanka, ke Osaka. Heboh. Ivanka tidak punya legalitas sebagai diplomat Amerika. Tapi ia anak Trump.

Di Osaka, Ivanka aktif mingle dengan banyak kepala negara. Yang diajak bicara juga terlihat senang-senang saja. Maka foto-foto Ivanka dengan tokoh dunia lebih mendominasi media. Ivanka begitu sering tertawa lebar. Tertawa lepas. Medsos, waktu itu, sampai membahas khusus tawa Ivanka itu secara khusus.

Trump tampaknya memang perlu mempromosikan Ivanka kepada tokoh-tokoh utama dunia. Bahkan juga kepada Kim Jong-un. Maka drama berikutnya: Trump bertemu pemimpin Agung Korea Utara Kim Jong-un.

Memang KTT dengan Kim itu tidak di forum G20, tapi itulah yang diingat publik ketika ditanya apakah hasil KTT G20 di Osaka tahun 2019.

Setelah dua drama itu, tahun berikutnya muncullah ''drama'' sunyi. Yakni di KTT tahun 2020 di Riyadh. Tidak ada yang hadir. Covid-19 melanda dunia. KTT G20 dilaksanakan secara virtual.

Apakah akan drama lagi di KTT Bali tahun 2022 ini?

Kalau saja Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Zelenskyy hadir mungkin ada drama besar sekali. Tapi Putin tidak hadir. Zelenskyy yang statusnya hanya undangan khusus hanya ikut KTT lewat online.

Memang tetap akan ada drama –yang lebih kecil: Presiden Joe Biden ber-KTT khusus dengan Presiden Xi Jinping di Bali. Waktunya: tadi malam waktu Bali. Boleh dibilang itulah agenda penting pertama dua tokoh tersebut setiba di Bali.

Berarti pertemuan Biden-Jinping mendahului KTT G20. Tempatnya juga di hotel yang dipergunakan untuk KTT G20, di The Apurva Hotel Kempinski Nusa Dua. Hanya ruangnya yang berbeda.

Meski tidak seheboh zaman Trump di Argentina, hasil KTT dua orang ini pasti lebih dinanti daripada hasil KTT G20 itu sendiri. Ketegangan seluruh dunia bisa reda oleh kesepakatan dua orang itu. Memang itu bisa mengganggu fokus G20. Tapi kapan lagi mereka bisa bertemu untuk kali pertama sebagai sama-sama presiden.

Suasana pertemuan mestinya lebih terang. Hasil Pemilu tengah periode di Amerika tidak terlalu memukul Biden. Jumlah gubernur dari Demokrat memang tetap kalah, tapi bertambah dua. Mayoritas di DPR mungkin hilang, tapi kalahnya hanya tipis. Bahkan sudah dipastikan Senat tetap dikuasai Demokrat. Bukan lagi 50-50, tapi setidaknya 51-49 –Demokrat dapat mengambil satu kursi Republik.

Hati Xi Jinping juga sudah lega. Muktamar Partai Komunis Tiongkok sudah selesai dengan gemilang. Maksud saya: Jinping terpilih lagi untuk kali ketiga. Itu sudah jadi jaminan Jinping akan terpilih sebagai presiden Tiongkok bukan Maret tahun depan. Untuk periode ketiga.

Dua hati yang lagi tidak gundah gulana harusnya bisa berpikir lebih jernih. Menentukan garis merah itu pun sudah satu kejernihan tersendiri. Apalagi bisa sepakat menaatinya. Perang di Ukraina pun bisa selesai. Sudah terlalu lama perang itu: 9 bulan. Dunia sudah megap-megap, termasuk dunia Barat. Pun yang tidak ikut punya urusan seperti Pakistan.

Itulah realitas hidup: sakitnya tuh di sini, enaknya di sana.

Topik KTT Biden-Jinping sudah dikisi-kisikan oleh Biden: untuk saling mengerti di mana garis merah Amerika dan garis merah Tiongkok. Itu diucapkan Biden sebelum berangkat dari Washington DC. Dalam pembicaraan itu akan disepakati agar masing-masing jangan ada yang melewati garis merah itu.

Garis merah Tiongkok, Biden pasti sudah tahu, karena Anda pun sudah tahu: Taiwan. Garis merah kedua: Xin Jiang. Garis merah ketiga: Tibet. Garis merah keempat: mencampuri urusan dalam negeri.

Pertanyaannya: seberapa tahan Amerika untuk bisa mengerem diri tidak melewati garis merah itu.

Garis merah Amerika, jangan-jangan Xi Jinping tidak tahu. Maka Anda yang harus memberi tahu: defisit neraca perdagangan, bermata nakal dengan Rusia dan jangan merangkul bahu Kim Jong-un.

Apakah Biden dan Jinping bisa sepakat untuk tidak saling melewati garis merah itu? Harusnya Selasa pagi ini kita sudah tahu apa yang mereka hasilkan. Atau mereka merahasiakannya.

Kalau saja mereka bisa sepakat, alangkah bersejarahnya Bali. Dan Presiden Jokowi: bisa mencairkan persoalan berat dunia.

Kalau mereka sudah sepakat yang diperlukan tinggal siapa wasitnya. Yang bisa diterima dua belah pihak. Yakni wasit yang akan menilai siapa yang melewati garis merah itu. Profesor Pry pasti mengusulkan wasit dari Indonesia: si kebaya merah.

Maka tiga agenda besar KTT G20 –restrukturisasi sistem kesehatan dunia, transisi energi, dan ekonomi digital– bisa jadi ikut tenggelam oleh KTT Biden-Jinping. Gak masalah. Toh inti keruwetan dunia adanya di situ.

Bagi Indonesia yang penting tiga agenda KTT Bali disepakati. Lalu tim monitor pelaksanaannya diperkuat. Siapa yang melanggar  diumumkan di KTT tahun depan di New Delhi.

Memang masih ada sorotan lain lagi: KTT antara Jinping dan pemimpin Australia. Mumpung keduanya bertemu di Bali. Australia menghendaki agar Jinping mau mengakhiri boikotnya.

Sudah lebih 2 tahun Tiongkok tidak mau membeli batubara dari Australia. Juga bijih besi. Ekonomi  Australia sangat terpukul.

Penyebab boikot itu, Anda juga sudah tahu: Australia ngotot minta dunia untuk menyelidiki Tiongkok sebagai sumber Covid-19. Padahal Tiongkok sudah membuka diri ke WHO. Belakangan Australia tidak ngotot lagi.

Mendung tidak akan selamanya menggelayut di satu tempat. Tapi mendung di atas Ukraina itu sudah terlalu lama. Mungkin tuah Bali bisa menggesernya ke atas Samudera Hindia.(Dahlan Iskan) 

Komentar Pilihan Dahan Iskan di Tulisan Edisi 14 November 2022: Jenny Mei

Herman Gunawan

Gara-gara pak DI di olok-onok, saya sampai balik lihat fotonya yang terbit kemarin. Ternyata oh Ternyata, bener ! Hahahaha

 

Adian AlFatih

Semoga komen ini terbaca oleh Abah. 2 hari ini abah membahas tentang Jenny mie dan mei. Abah berharap semoga tepung sagu lebih murah dari pada tepung terigu. Coba Abah googling dengan key word "meranti kota sagu". Yah di kabupaten Kepulauan Meranti propinsi riau. Kabupaten terluar yang salah satu pulaunya (pulau Rangsang) langsung berhadapan dengan selat melaka. Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan salah satu pengembang perkebunan dan penghasil sagu terbesar di Indonesia. Hampir tiap hari melakukan ekspor tepung sagu ke Jepang, Korea, Singapura dan Malaysia. Mungkin Abah dan Armada Perusuhnya berminat bermain tepung sagu di Meranti untuk mewujudkan harga tepung sagu lebih murah dari pada tepung terigu. Di Meranti juga banyak aneka olahan makanan yang terbuat dari bahan sagu yang saya yakin akan membuat lidah Abah bergoyang2. Tak tanggung2 banyaknya jenis makanan yang terbuat dari bahan sagu meranti. Mie Sagu, bisa di buat mie sagu tumis basah, tumis kering, berkuah. Ada sagu rendang yang bisa di oseng renyah dan juga bisa buat campuran bubur, cendol serta dari tepungnya bisa dibuat lempeng sagu, uuntuk olahan yang satu ini adalah olahan faforit masyrakat jawa di kabupaten meranti, kata jawa adalah untuk penekanan bahwa lempeng sagu ini Abah pasti bakal ketagihan kalau sudah mencobanya.

 

Agus Suryono

NAMA SAYA AGUS SURYONO.. Tetapi tahun 1976-1984, kalau ditanya orang, nama fam nya sapa, saya jawab: Latuhalat. Padahal Latuhalat sebenarnya adalah nama tempat, tidak jauh dari kota Ambon. Nah, suatu saat saya LUPA na fam saya. Maklumlah, saya bohong. Saat ada yang menanyakan nama fam, saya jawab sekenanya, seingatnya, daripada ketahuan bohong, saya jawab: Tantui. (Sebenarnya ini nama tempat juga di Ambon). Sehingga, saya punya 2 nama fam Ambon "pura-pura". Meski begitu, sebagai "warga Ambon" kewargaan saya "sah..!!". Karena saya juga lulusan S1 Universutas Pattimura Ambon. Selain S1 FE UGM Yogyakarta. @He he..

 

Johannes Kitono

Cerita tentang Bakmi. Ada ortu yang sudah capek didik anaknya yang bandel. Nilai akademis pas pasan dan setiap hari kerjanya hanya main basket saja. Dengan biro jasa seperti EVDM, anak itu dikirim ke Xia Men, China seberang Taiwan. Targetnya sederhana asal bisa bahasa Mandarin dan boleh teruskan hobby basket. Nanti pulang ke Indonesia bisa jadi pelatih Basket atau Tukang Kua Mia juga ok. Ternyata saat di sana ada Warung Bakmi yang adakan kompetisi makan Bakmi. Si anak bandel ikut dan menghabiskan 26 mangkok. Jadi juara 1 dan hadiahnya setiap hari dapat 1 mangkok Bakmi gratis sampai ada yang memecahkan rekornya.Setengah tahun di Xia Men si anak pulang ke Jakarta tanpa bawa ijazah. Prestasinya hanya pernah juara makan bakmi saja. Apakah Bakmi Sagolisious juga ada event kompetisi makan bakmi ? Supaya juara makan bakmi Xia Men bisa test ilmunya disana.

 

Leong putu

Hari Senin makan Labu / Hari Selasa makan Keju / Kalau permasalah sagu / Maaf saya tidak bisa bantu / .. 365_mantun Disway.

 

Amat Kasela

Sembunyi tangan melempar batu Tangannya luka terkena kawat Saya juga tidak bisa bantu Mohon maaf mau numpang lewat Permisiii ....

 

yea aina

+62 adalah pengimpor gandum no 1 di dunia, berjumlah 10,29 juta ton (sumber data FAO 2020). Sepanjang 2021 impor gandum +62 dari negeri kangguru meroket hingga 515% dibanding tahun sebelumnya (sumber data trademap 2021). Penyebabnya anda sudah tahu. Negeri ini konsumen besar gandum yang juga anggota G20. Karena konsumsi gandum kita "penentu" perekonomian negeri pengekspor gandum dunia kwkwkw.

 

Johan

Masa panen pohon sagu terlalu lama. Butuh 5 tahun atau lebih baru siap diambil batang pohonnya. Kurang ekonomis untuk budidaya bersifat komersial. Masalah selanjutnya setelah ditebang, menggarap ulang lahannya juga tidak mudah, karena akar pohon sagu yang berserabut tebal. Mirip-mirip pohon kelapa dan sawit. Perlu alat berat untuk menggarap tanah bekas lahan pohon sagu. Pilihan lain setelah di panen, lahan bekas sagu dialihfungsikan untuk budidaya tanaman lain. Tapi jika begitu, tentu menjadi tidak berkelanjutan. Pendapat saya, budidaya sagu hanya bisa dikerjakan oleh perusahaan bermodal besar. Untuk petani kecil terlalu banyak kendalanya.

 

Rihlatul Ulfa

Sekarang polisi kena blunder. diawal dikatakan karena kelaparan penyebab kematian, terus diubah lagi ternyata ada sisa makanan dan bedak bayi, ternayta ada berita lagi para korban mempunyai tabungan milyaran. cek saja buku tabungan keempat korban tersebut, cek saja semua mutasinya. jika ini pembunuhan, pun masih masuk akal. untuk si pembunuh merapihkan seluruh tkp. agar terkesan 'bukan pembunuhan' apalagi dikatan dr dokter forensik rumah sakit polri, bahwa mayat sudah meninggal kurang lebih 3 minggu. polisi biasakan mulai sekarang. kalau baru 1, 2 hari dr penemuan kasus jangan mudah menyimpulkan secara tergesa-gesa. wajar saja jika para wartawan bertanya 'apa penyebabnya' tapi polisi juga bisa menjawabnya dengan kata ' masih kita dalami, butuh proses, puslabfor lagi menangani ini, jenazah sudah kita bawa untuk di autopsi. butuh beberapa hari, akan saya sampaikan jika sudah ada titik terang'

 

Johan

Kasus 4 orang meninggal dalam 1 rumah. Saya curiganya terpapar sekte ajaran meditasi. Tidak perlu sebut nama sekte, nanti dituntut karena bikin fitnah kan repot. Ajaran sekte ini agak aneh. Kalau sakit tidak boleh berobat. Rasa sakit yang diderita justru bisa mencuci segala dosa dan mengantarkan mereka ke nirwana. Ya iyalah kan mati kalau sakit dibiarkan terus. Hhh Di negara asalnya mereka lebih ekstrim lagi, tidak segan membakar diri dan merobek perut sendiri untuk menunjukkan sikap melawan terhadap pemerintah. Di daerah pecinan atau pemukiman yang banyak Chinese, sekte ini rajin membagi buku, kaset, koran, dan brosur. Misinya untuk mengajak mempelajari ajaran meditasi mereka, minimal bersimpati dan ikut membenci pemerintah asal sekte tersebut. Karena menurut mereka, sekte mereka dilarang dan dianiaya ditempat asal mereka. Sampai disini, saya yakin banyak yang bisa menebak sekte apa itu. Hhh

 

Rihlatul Ulfa

pak Johan. saya baca tentang kemungkina sakte ini. bebrapa orang menyebut demikian. polisi mungkin harus telusuri tkp, apakah ada buku, gambar atau apapun yang menunjukan mengarah kepada sekte. maka kalau 'kelaparan menjadi alasan utama yg kuat' kepolisian melihat terlalu dengan mata telanjang.

 

Rihlatul Ulfa

Kadang polisi kita tuh lucu, terlalu cepat untuk menyimpulakn suatu kasus. kasus 4 jenazah di Kalideres dikatakan diawal karena kelaparan makanya menyebabkan kematian. saya pernah mendengar, manusia akan mati jika tidak makan dalam 20 hari. masalahnya itu bukan 1 orang. jika 1 orang itu sudah mati karena kelaparan sedangkan 3 hari setelah itu tubuh akan mulai mengeluarkan bau tidak sedap. nah apakah orang ke 2 dan ke 3 pun yg ke 4 belum mati? apakah ke 3 orang sisanya itu tahan untuk mencium bau mayat? apalagi ada yg masih berumur 42 tahun. itu masih sangat muda untuk bisa dikatakan meninggal dalam keadaan kelaparan. lihat saja jejak telepon yg berusia 42 tahun tersebut. apakah dia tidak pernah berkomunikasi dengan teman-temannya. walaupun dinilai kepribadian keluarga tersebut sangat tertutup, agak aneh jika benar-benar mengakhiri hidup secara bersama-sama. anehnya orang yg tidak punya rumahpun tidak ada kasus sekeluarga meninggal karena kelaparan. apalagi tepat tinggal 4 orang tersebut di perumahan. bukankah mereka bisa menjual rumah tersebut untuk kelangsungan hidup mereka? jika mereka mati karena kelaparan, bukankah mereka sangat rugi rumah yg mereka tempati akan dijual dan keluarga yg lain yg akan mendapatkan uangnya?!

 

Rihlatul Ulfa

Di cakap-cakap Tempo. disebutkan perputaran obat sirup anak yg diproduksi di Indonesia ada sekiar 200an merek dengan perputaran uang 5 triliun. BPOM dan Kemenkes berbeda arah dalam menangani kasus gagal ginjal akut pada anak yg menyebabkan kematian lebih dari 150 anak. BPOM menyangkal bahwa kejadian gagal gijnal akut bukan disebabkan oleh obat syirup tersebut. tetapi Kemenkes berfikir kejaidan luar biasa itu karena dari obat syirup tersebut. apalagi WHO saat itu sudah merilis beberapa nama merek obat syirup dengan kasus di India. apakah BPOM ada kongkalikong dengan perusaan2 obat?

 

Liam Then

Dugaan Bang YA, hampir pasti tidak benar. Saya kasih tahu. Orang Tionghoa, urusan duit sama sodara sendiri saja, genggam kuat,apalagi aset segede itu ke keluarga lain. Juga kuat secara hukum. Jadi secara logika budaya dan logika hukum peluang terjadi hampir tidak mungkin. Di dunia bisnis modern memang banyak keajaiban. Apalagi di pasar modal. Orang bisa menjadi triliuner dalam beberapa pekan. Pak Sandiaga Uno yang mantab meroket, Big Bosnya RCTI yang juga meroket. Ada lagi akhir-akhir ini perusahaan penyedia server data yang luar biasa meroket. Pada akhirnya menelisik latar belakang semua orang tersebut. Mereka mainnya sangat jauh, pengetahuan dan skill nya luar biasa, stamina dan will power , daya jauh jangkau pandangan, semangatnya ,bukan orang biasa punya. Itulah hasil bakat alami+pendidikan. Di kita sini bakat alami banyak, pendidikan yang kurang. Ada juga yang merangkak ke atas, tertatih-tatih dari bawah seperti Bos kita yang anda sudah tahu, mau belajar bikin pabrik kertas sama teman tidak di kasih tahu, karena alasannya ia sudah tahu. Akhirnya sibuk cari tahu sendiri. Yang ini lebih langka lagi, dari asal pegang cangkul, sampai jadi punya pabrik listrik. Yang saya duga lagi pening ,karena gas dan batu bara naik luar biasa. Makanya kemarin itu ke Kaltim, mau survey sekalian belajar gali batu bara. Sama bos yang punya kebun binatang itu. Tapi pesan saya jangan liat enaknya. Siapkan cash tiap bulan untuk ratusan ,ribuan karyawan. Itu pening besar.

 

Liam Then

Olahhan Singkong ,lebih cocok untuk jadi pangan pengganti. Perut orang Indonesia , yang sudah bisa terbiasa dengan mie. Tentu bisa "kembali" dibiasakan dengan olahan singkong. Saya sebenarnya mau langsung aja nyebut tiwul,tapi malu. Dari dulu riya di kolom komentar , bahwa saya penggemar tiwul dilabur parutan kelapa dan gula merah. Orang Indonesia itu latah dan suka meniru, suka ikut trend. Bisa itu coba di tayangkan di tv, di edarkan press release, pejabat tinggi kita makan pagi ,siang dan sore pakai tiwul + lauk pauk. Jangan kawula di suruh makan tiwul , sagu. Yang diatas malah tetap nasi dari beras impor dari Jepang, yang ternyata hasil ekspor porang ,steak, lobster, dan sebagainya. Semakin banyak macam pangan utama, semakin bagus ketahanan pangan Indonesia. Biarlah Sagolicious, jadi leader dalam pemasaran high end produk Sagu. Buat kalangan umum, terpenting itu yang cepat, terjangkau, bikin kenyang lama , juga sama gizi. Saya pernah baca , uraian seorang penjawab di internet, atas pertanyaan, kenapa tinggi rata-rata orang Indonesia rendah. Ada jawaban, 2 saudara kembar, satu di adopsi oleh orang negeri, satunya oleh kerabat di dalam negeri. Belasan tahun kemudian, dua saudara ini bertemu, tinggi badan beda belasan senti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 179

  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • petteng calemot
    petteng calemot
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Leong putu
    Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Arief gianto
      Arief gianto
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
  • Tikno
    Tikno
  • Mamak Edi
    Mamak Edi
  • Hendro Purba
    Hendro Purba
  • Sama Konomaharu
    Sama Konomaharu
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • yea aina
      yea aina
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
  • Impostor Among Us
    Impostor Among Us
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Liam Then
    Liam Then
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Farwadi Barma
    Farwadi Barma
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Liam Then
    Liam Then
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Liam Then
      Liam Then
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
  • Agus Suryono
    Agus Suryono
  • Sama Konomaharu
    Sama Konomaharu
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Leong putu
    Leong putu
    • Liam Then
      Liam Then
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • yea aina
      yea aina
    • Leong putu
      Leong putu
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • Nimas
      Nimas
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Chei Samen
      Chei Samen
  • Muin TV
    Muin TV
  • Johan
    Johan
    • Liam Then
      Liam Then
  • tyong Antonio
    tyong Antonio
    • Liam Then
      Liam Then
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Liam Then
      Liam Then
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
  • Co Ba
    Co Ba
    • Liam Then
      Liam Then
    • yea aina
      yea aina
  • Johan
    Johan
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Lukman bin Saleh
    Lukman bin Saleh
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Lukman bin Saleh
      Lukman bin Saleh
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • ibnuhidayat setyaningrum
    ibnuhidayat setyaningrum
  • Leong putu
    Leong putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Sama Konomaharu
    Sama Konomaharu
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • yea aina
    yea aina
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • yea aina
      yea aina
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
  • Roziq Kurniawan
    Roziq Kurniawan
  • yoming AFuadi
    yoming AFuadi
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Leong putu
      Leong putu
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Johan
      Johan
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Johan
      Johan
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Otong Sutisna
      Otong Sutisna
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Dodik Wiratmojo
    Dodik Wiratmojo
  • Sama Konomaharu
    Sama Konomaharu
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • dabaik kuy
    dabaik kuy
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • Sama Konomaharu
    Sama Konomaharu
    • yea aina
      yea aina
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • yea aina
      yea aina
  • Giyanto Cecep
    Giyanto Cecep
  • Nurkholis Marwanto
    Nurkholis Marwanto
    • Nurkholis Marwanto
      Nurkholis Marwanto
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Thamrin Daffan
    Thamrin Daffan
  • Pryadi Satriana
    Pryadi Satriana
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jo Neka
      Jo Neka
    • Pryadi Satriana
      Pryadi Satriana
    • Amat Kasela
      Amat Kasela
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
    • Leong putu
      Leong putu
  • alasroban
    alasroban
  • mahfud huda
    mahfud huda
  • Jo Neka
    Jo Neka
    • Leong putu
      Leong putu
    • Jo Neka
      Jo Neka
  • DeniK
    DeniK
  • Koko Koswara
    Koko Koswara
  • Legeg Sunda
    Legeg Sunda
    • ra tepak pol
      ra tepak pol
  • Chei Samen
    Chei Samen
    • Jo Neka
      Jo Neka
  • Nurkholis Marwanto
    Nurkholis Marwanto
  • Amat Kasela
    Amat Kasela
  • Amat Kasela
    Amat Kasela
  • Arala Ziko
    Arala Ziko
  • Otong Sutisna
    Otong Sutisna
  • Arief gianto
    Arief gianto
  • rid kc
    rid kc
  • Lukman bin Saleh
    Lukman bin Saleh
    • AnalisAsalAsalan
      AnalisAsalAsalan
    • Lukman bin Saleh
      Lukman bin Saleh
  • Sama Konomaharu
    Sama Konomaharu
    • Sama Konomaharu
      Sama Konomaharu
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • mzarifin umarzain
    mzarifin umarzain
    • mzarifin umarzain
      mzarifin umarzain
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
  • ra tepak pol
    ra tepak pol
    • Chei Samen
      Chei Samen
    • ra tepak pol
      ra tepak pol
    • Imam azza
      Imam azza