Identik Dengan Perayaan Cap Go Meh, Ini Lho Filosofi dari Lampion, Bukan Cuma Hiasan!
Ilustrasi perayaan Cap Go Meh 2023-Unsplash/ Humphrey Muleba-Unsplash/ Humphrey Muleba
JAKARTA, DISWAY.ID - Setelah perayaan Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa juga bersuka cita merayakan Cap Go Meh.
Cap Go Meh, merupakan akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek, yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama dalam penanggalan Tionghoa.
Salah satu ornamen yang menjadi ciri khas dalam perayaan Cap Go Meh adalah lampion.
Ornamen lampion ini biasanya dapat ditemukan dengan mudah di klenteng, pertokoan, serta rumah-rumah masyarakat Tionghoa yang merayakannya.
Bukan hanya sebagai ornamen, pada lampion yang digantungkan, terdapat harapan dan doa di dalamnya.
Sebelum digantung, lampion akan didoakan terlebih dahulu di klenteng.
Lebih dari itu, lampion juga memiliki filosofi tersendiri yang menarik banget untuk kamu ketahui.
BACA JUGA:Kapan Perayaan Cap Go Meh 2023? Festival Lampion Meriah yang Jadi Penutup Perayaan Imlek
BACA JUGA: Identitas Wanita Penumpang Camry Pelat Merah Tanpa Busana di Jambi Dibongkar, Usianya Buat Gempar
Kira-kira, apa ya, filosofi dari lampion yang membuatnya tidak pernah absen dalam perayaan Cap Go Meh?
Langsung saja simak ulasannya yang dirangkum dari berbagai sumber di bawah ini.
Memiliki sejarah panjang, tradisi memasang lampion diperkirakan sudah ada sejak era dinasti Han, sekitar abad ke-3 Masehi.
Awalnya, lampion dibuat dengan tujuan sederhana, yaitu sebagai sumber cahaya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: