Lupa Baca Niat, Puasa Apakah Sah? Ini Jawaban Imam Syafi`i

Lupa Baca Niat, Puasa Apakah Sah? Ini Jawaban Imam Syafi`i

Salat tarawih di Masjid Al-Akbar Surabaya, 22 Maret 2023. -Erni Prasetyo-Harian Disway-

Meski niat adalah urusan hati, melafalkannya (talaffudh) akan membantu seseorang untuk menegaskan niat tersebut.

Talaffudh, kata Tgk Helmi Abu Bakar el-Langkawi, berguna dalam memantapkan i’tikad karena niat terekspresi dalam wujud yang konkret, yaitu bacaan atau lafal.

BACA JUGA:Saudi Visa Bio Berlaku, Jemaah Haji Bisa Daftar Mandiri Tanpa Kunjungi Kedutaan dan Konsulat

Setiap muslim berkewajiban untuk mencukupi syarat dan rukun dalam menjalankan puasa

Ditegaskannya, sahnya puasa Ramadhan tidak terlepas dari adanya niat malam hari dari tenggelamnya matahari sampai sebelum terbitnya fajar, sebagai rukun pertama.

Keterangan ini sebagaimana hadis Nabi saw: “Barang siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.”(HR. Abu Daud, at Tirmidzi, an Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad). 

Berdasarkan dari hadis tersebut, sangat jelas bahwa orang yang tidak niat puasa fardlu di malam harinya, maka puasanya tidak sah.

Namun, bagaimana jika ada seseorang yang lupa berniat di malam harinya, tetapi dia makan sahur, apakah dengan makan sahur tersebut sudah mewakili niatnya yang tak terbersitkan di dalam hati?

Tgk Helmi Abu Bakar el-Langkawi memberikan jawabannya dengan merujuk pendapat Al Alim al Allamah Asy Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz al Malibari, murid imam ahli fiqh, Ibnu Hajar al Haitami dalam kitab Fathul Mu’in telah membahas permasalahan ini.


Suasana tenda dapur umum ramadhan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jawa Timur. Jumat (24/3/2023). Warga sedang mempersiapkan takjil untuk berbuka puasa.-Moch Sahirol/Harian Disway-Harian Disway

“Makan sahur tidak cukup sebagai pengganti niat, meskipun ia makan sahur bermaksud agar kuat melaksanakan puasa. Dan mencegah dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa karena khawatir akan terbitnya fajar juga tidak mencukupi sebagai pengganti niat selama tidak terbersit (di dalam hatinya) niat puasa dengan sifat-sifat yang wajib disinggung di dalam niat. (Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz al Malibari, kitab Fathul Mu’in)," ungkapnya mengutip kitab Faathul Mu`in.

Berdasarkan keterangan tersebut, sambung Tgk Helmi Abu Bakar el-Langkawi, maka sangat jelas bahwa makan sahur belum mewakili niat puasa.

BACA JUGA:Cara Daftar KTP Digital dan Mendapatkan QR Code Aktivasi dari Disdukcapil

"Sehingga puasa yang dilakukan oleh orang yang lupa niat puasa di malam harinya dianggap tidak sah, dan ia harus mengqadha puasa tersebut di luar bulan Ramadan," katanya.

Tgk Helmi Abu Bakar el-Langkawi, melanjutkan, meski puasanya tidak sah, bukan berarti ia boleh makan dan minum sepuasnya atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa selama satu hari itu. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads