Rudal Antar Benua Korea Utara Gunakan Bahan Bakar Padat, Jepang Semakin Gusar
Rudal ICMB yang dinamai Hwasong-18 tersebut juga mempunyai kemampuan yang tidak dapat dipandang sebelah mata karena juga dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir. -twitter @nananamedia365 -
Pemilihan samudera Pasifik menjadi satu-satunya sasaran tembak dari rudal antar benua dari Korea Utara kerana merupakan perairan internasional dan rudah-rudal yang diluncurkan tersebut akan jatuh dan hancur di lautan.
Kanotr berita Korea Utara (KCNA) merilis foto-foto Kim yang menyaksikan peluncuran yang ditemani oleh ditemani oleh istri, saudara perempuan dan putrinya.
“Pengembangan ICBM Hwasongpho-18 tipe baru akan secara ekstensif mereformasi komponen pencegahan strategis DPRK, kemapuan dari meluncurkan serangan balik nuklirnya akan membawa perubahan dalam kepraktisan strategi militer ofensifnya,” tulis KCNA.
Kemampuan rudal Korea Utara tersebut tak lepas dari penggunaan propelan padat dan ini merupakan yang pertama kali digunakan pada rudal rudal balistik jarak menengah atau antarbenua.
Mengembangkan ICBM berbahan bakar padat telah lama menjadi keinginan dari Korea Utara.
Hal tersebut akan sangat membantu Korea Utara dalam mengerahkan rudal mereka jika terjadi perang.
Penggunaan bahan bakar padat ini sangat membantu, karena sebelumnya dengan menggunakan bahan bakan cair, pihak Korea Utara harus mengisi bahan bakar terlebih dahulu sebelum diluncurkan dan akan sangat memakan waktu.
BACA JUGA:Syarat Usia 5 Tahun Bisa Masuk SD Menurut PPDB 2023, Berikut Cara Daftar dan Batasannya
“Untuk negara mana pun yang memepunyai kekuatan nuklir skala besar berbasis rudal, rudal propelan padat adalah kemampuan yang sangat diinginkan karena mereka tidak perlu diisi bahan bakar segera sebelum digunakan,” jelas Ankit Panda yang merupakan peneliti senior di Amerika.
Vann Van Diepen selaku mantan ahli senjata pemerintah AS yang sekarang bekerja dengan proyek 38 Utara, mengatakan rudal berbahan bakar padat lebih mudah dan lebih aman untuk dioperasikan, serta membutuhkan lebih sedikit dukungan logistic yang membuatnya lebih sulit untuk dideteksi dan lebih dapat bertahan daripada menggunakan bahan bakar cair.
Rudal itu ditembakkan dari dekat Pyongyang, terbang sekitar 1.000 km (620 mil) sebelum mendarat di perairan timur Korea Utara.
Selain itu pihak Korea Utara juga mengatakan jika uji coba tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangganya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: