Temui PPIH Indonesia Daker Makkah, Malaysia Curhat Layanan Mashariq dan Jalin Kerjasama

Temui PPIH Indonesia Daker Makkah, Malaysia Curhat Layanan Mashariq dan Jalin Kerjasama

Direktur Eksekutif Haji pada Tabung Haji Malaysia Dato Sri Syed Saleh bertemu PPIH Daker Makkah.-kemenag RI-

“Ada fasilitas yang tidak siap digunakan, air juga tidak cukup. Masalah air di Arafah menjadi isu cukup besar. Katering di Arafah juga lambat,” kenangnya.

“Situasi di Mina juga amat teruk (parah) sekali. Tabung Haji juga menekankan ke Mashariq, bahwa tidak seharusnya mereka menerima jemaah non kuota dalam maktab. Harus ada maktab khusus bagi jemaah furoda dan non kuota,” sambungnya.

Selain soal keterlambatan, Syed Saleh juga menyoroti kualitas katering di Armina. Menurutnya, ada juga sajian dengan menu hanya nasi dan telur saja. Makanan juga lambat datang di Mina sehingga menjadi isu besar.

BACA JUGA:BKKBN Dorong Produk Makanan Lokal Bergizi untuk Cegah Stunting

Belum lagi keberadaan kasur di Mina yang justru mempersempit ruangan.

“Ruangnya sama dengan tahun lalu. Karena ada kasur, malah menjadi makin sempit. Masing-masing jemaah mempertahankan kasurnya. Kita sedang memikirkan tahun depan tidak perlu pakai kasur, cukup karpet tebal,” paparnya.

“Pendingin udara di Mina juga kurang dingin. Itu sudah 25 tahun belum diganti. Bhakan, ada satu maktab di mana saluran air kotorannya (najis) bocor,” sambungnya.

Malaysia, kata Syed Saleh, setuju bahwa persoalan yang terjadi di Armina tidak bisa dibiarkan. Untuk itu, protes atau komplain dari masing-masing pihak harus disampaikan.

“Kita lakukan upaya diplomatik. Menteri kita sudah sampaikan ke Menteri Tawfiq pada 12 Zulhijah. Kita sedang himpun data untuk sampaikan komplain secara formal,” ujarnya.

Selain Mashariq, Syed Saleh melihat Kementerian Haji dan Umrah Saudi juga harus ikut menyelesaikan masalah di Armina, utamanya yang berkenaan dengan ketersediaan ruang yang cukup.

BACA JUGA:Reaksi 'Ahlinya' Ahli Rumput Soal Ribut JIS Kubu Anies Baswedan dan Erick Thohir

Selain itu, Kidana juga bertanggung jawab dari sisi penyiapan tenda dan air. Sementara Mashariq, bertanggung jawab dalam penyediaan sarana transportasi, konsumsi, dan juga kebersihan.

“Kita sedang memikirkan hal terbaik untuk bicara dengan Kemenhaj dan Mashariq. Selanjutnya, akan kita susuli dengan komplain resmi (tertulis),” jelas Syed Saleh.

Syed Saleh juga menilai perlunya upaya bersama untuk mencari penyelesaian. Apalagi, masih ada sejumlah fasilitas layanan dasar yang juga harus diperbaiki.

“Insya Allah kita bersama dengan rombongan (delegasi) Indonesia senantiasa mempunyai perbincangan secara berterusan dengan pihak berwajib, termasuk Kementerina Haji, Mashariq, dan lainnya untuk memastikan bahwa apa yang berlaku (terjadi tahun ini) tidak akan berlaku lagi (terulang) pada tahun-tahun mendatang,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: