Kebiasaan Anak di Bawah Usia 2 Tahun Main Gadget, Bikin Otak Lebih Lambat

Kebiasaan Anak di Bawah Usia 2 Tahun Main Gadget, Bikin Otak Lebih Lambat

Gadget-Dampak pada anak di bawah usia 2 tahun dan perkembangan otaknya-Freepik

Mereka bertanya-tanya, ketika mereka mencoba menemukan hubungan antara perilaku autisme dan paparan layar awal apakah pemrosesan sensorik dapat menjadi bagian dari hubungan yang kompleks. 

BACA JUGA:Anak Kecanduan Gadget Bisa Kena Gangguan Mental

Paparan Layar Balita

Sebagai bagian dari studi “Pengalaman Media Digital Kehidupan Awal dan Perkembangan Pemrosesan Sensori yang Tidak Biasa,” para peneliti memeriksa data kebiasaan layar dari 1.471 anak-anak yang berusia 24 bulan ke bawah.

Para peneliti menemukan bahwa paparan layar pada bayi dan balita di bawah usia dua tahun dapat menyebabkan masalah pada paparan sensorik. 

Karen Heffler, MD, seorang profesor psikiatri dari Universitas Drexel, menjelaskan bahwa mereka menggunakan data dari National Children's Study dan memeriksa paparan layar dan hasil pemrosesan sensorik pada tiga periode berbeda.

Periode spesifiknya adalah 12 bulan, 18 bulan, dan 24 bulan.

Mereka menemukan bahwa paparan layar selama periode ini dikaitkan dengan peningkatan pemrosesan sensorik yang tidak lazim pada usia 33 bulan.

Para peneliti mengajukan pertanyaan tertentu kepada pengasuh mengenai bagaimana anak merespons hal-hal yang mereka dengar, lihat, rasakan, alami, dan sentuh. 

Studi tersebut menemukan bahwa pada usia 12 bulan, anak-anak memiliki kemungkinan 105% lebih tinggi untuk mengembangkan perilaku sensorik tinggi. 

Pada usia 18 bulan, setiap tambahan jam waktu pemakaian perangkat, mereka meningkatkan peluang sebesar 23%.

Pada usia 24 bulan, peluang untuk mengembangkan perilaku sensorik tinggi meningkat sebesar 20%.

Heffler menjelaskan bahwa temuan penelitian ini tidak mengejutkan mereka, karena pengalaman sensorik anak kecil memengaruhi konektivitas saraf mereka dan cara mereka memproses sesuatu.

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: science times

Berita Terkait

Close Ads