Gawat! Sering Duduk Terlalu Lama di Depan Komputer Picu Kematian Dini
Bahaya duduk lama-Picu kematian dini-Freepik
Selain itu, karyawan yang duduk terlalu lama memiliki risiko 34% lebih besar meninggal akibat penyakit jantung.
Para ahli menyatakan bahwa duduk terlalu lama memicu komplikasi kesehatan serupa yang disebabkan oleh merokok.
Selama penelitian, tim peneliti mengamati perilaku kesehatan dan gaya hidup hampir 500.000 orang.
Selama periode waktu 20 tahun, para ilmuwan mengamati bagaimana duduk di tempat kerja berdampak pada risiko kesehatan dan kematian partisipan.
Mereka menemukan bahwa partisipan yang duduk dalam jangka waktu lama saat bekerja dan di waktu senggang lebih mungkin meninggal lebih awal dibandingkan mereka yang memiliki gaya hidup lebih aktif.
Menurut para peneliti, individu dapat mengurangi risiko kematian dini dan penyakit kardiovaskular dengan berolahraga secara giat selama 15 hingga 30 menit.
Lebih dari separuh kematian terjadi pada orang-orang yang sebagian besar melakukan aktivitas duduk di tempat kerja.
“Perubahan sistemik, seperti lebih sering istirahat, meja berdiri, area kerja yang ditentukan untuk aktivitas fisik, dan manfaat keanggotaan gym, dapat membantu mengurangi risiko,” kata para penulis.
"Sebagai bagian dari gaya hidup modern, duduk terlalu lama di tempat kerja dianggap normal dan belum mendapat perhatian, meskipun dampak buruknya terhadap kesehatan telah terbukti," penulis senior dr. Wayne Gao.
Rekan penulis dr. Min-Kuang Tsai mengatakan peningkatan risiko bagi mereka yang tidak banyak bergerak dapat diimbangi dengan tambahan 15 hingga 30 menit olahraga per hari, atau dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang lebih intens.
Duduk terlalu lama juga dikaitkan dengan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penurunan fungsi ginjal yang lebih tinggi, demikian laporan penelitian tersebut.
Perkantoran dapat berperan dalam memfasilitasi hal ini dengan menyediakan area khusus untuk aktivitas fisik di waktu senggang atau menawarkan aktivitas kelompok yang disponsori perusahaan.
“Secara keseluruhan, temuan kami dari kohort prospektif yang besar ini membantu memperkuat bukti yang semakin banyak yang menghubungkan gaya hidup dan risiko kesehatan," ujarnya.
Temuan penelitian ini dipublikasikan di jurnal Jama Network Open.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: diabetes.co.uk