Madura Kaili
Mayjen Farid Makruf berfoto di situs Tadulako.--
BUGIS, Madura, Banten, Aceh, Kaili: mana yang punya sifat lebih egaliter? Atau setara?
Tokoh golok Banten sampai ke Sulteng. Meneliti senjata tadulako: apakah ada hubungan dengan golok Ciomas. Ia adalah profesor si kumbang. Ahli golok Ciomas. Nama aslinya Ariyanto. Ia ngotot agar golok Ciomas diakui sebagai warisan budaya dunia.
Seorang ilmuwan Belanda sampai belajar Islam ke Makkah untuk menundukkan Aceh. Ia adalah: Anda sudah tahu.
Kini jenderal Madura melakukan penelitian budaya suku Kaili tentang Tadulako.
Ia adalah Mayjen TNI Farid Makruf, kepala staf Kostrad. Menjelang Pemilu kemarin Farid dipindah ke Kostrad dari jabatan Pangdam V/Brawijaya.
Tadulako, Anda sudah tahu: prinsip hidup di Sulawesi Tengah. Di suku Kaili. Universitas Negeri di Palu pun diberi nama Tadulako. Korem di sana juga disebut Korem 132 Tadulako.
''Waktu pertama menjabat Danrem di Palu saya penasaran. Kenapa Korem ini diberi nama Tadulako. Siapa itu Tadulako,'' ujar Farid saat itu.
Farid kini kuliah S-3 di Universitas Tadulako. Farid kuliah S-2 di Inggris, di bidang kajian strategi budaya dalam perang.
Farid berhasil meraih master di Inggris berkat Prabowo. Ketika Prabowo menjabat Danjen Kopassus memang banyak anggota yang pintar dikirim ke Inggris. Juga ke Amerika.
Banyak juga anggota Kopassus dikirim ke Ciomas, Banten. Di Ciomas mereka belajar silat pakai golok.
Golok Ciomas memang simbol jawara Banten. Ada museum golok di Ciomas. Ada pula koleksi golok raksasa: panjang tujuh meter. Beratnya dua ton.
Satu bulan anggota Kopassus berlatih di padepokan silat Ciomas. Khususnya anggota Kopassus dari Grup 1.
Di Sulteng, Farid mendalami sosiologi suku Kaili. Intinya ada di Tadulako. Dari penasaran ''apa itu Tadulako'' Farid menemukan strategi budaya Tadulako.
Strategi itulah yang membuat Korem Tadulako dan Polda Sulteng akhirnya berhasil mengakhiri secara total konflik Poso dan ikutannya.
Ketika akhirnya Farid dinaikkan ke jabatan lebih tinggi ia justru menawar: apakah kenaikan itu bisa ditunda dua bulan.
Ia ingin menuntaskan dulu konflik Poso sampai benar-benar tidak akan berbuntut lagi. Ia senang ketika promosinya ditunda.
Saat menjabat Danrem itu Farid menulis buku tentang Tadulako. Sebelum itu ia harus mengadakan beberapa seminar tentang Tadulako.
Ternyata belum ada ilmuwan yang meneliti budaya Tadulako. Universitas Tadulako pun hanya punya satu literatur tentang Tadulako. Hanya 14 halaman.
Maka kepalang basah. Rektor Universitas Tadulako menyarankan Farid sekalian ambil gelar doktor Tadulako di Universitas Tadulako.
April nanti ujian terbukanya dilakukan: ia akan jadi doktor pertama soal Tadulako. Pembimbingnya: Prof Dr Nur Ali, sosiolog di sana.
Pasca Pilpres kemarin Farid menyelesaikan penelitiannya. Ia keliling ke lembah dan gunung di pedalaman Sulteng.
Ia sudah biasa menjelajah kawasan konflik itu. Kali ini ia lebih cermat. Setiap titik kunjungan ia upload ke Google. Pun siapa yang ia temui. Bertanya apa saja. Berikut jawaban mereka.
Kunjungan untuk penelitian ini berbeda dengan kunjungan waktu menjabat Danrem. Waktu itu suasananya membunuh atau dibunuh.
''Sekarang damai sekali. Saya bahagia melihat malam-malam sepeda motor ramai berlalu lalang di pedalaman,'' katanya.
''Dulu, begitu malam sepi sekali. Mobil pun baru berani lewat kalau berkonvoi,'' tambahnya.
Farid menyesal: Si kumbang dari Ciomas meninggal dunia belum lama ini. Ia memang sempat bertemu si kumbang, tapi hanya sebentar. Saat suasana belum aman. Waktu itu si kumbang ke Sulteng. Ia meneliti apakah ada hubungan antara senjata Tadulako dengan golok Ciomas.
Farid sempat dapat keterangan dari si kumbang: ternyata tidak ada hubungan. ''Golok Tadulako memang beda. Gagangnya dari tanduk kerbau,'' ujar Farid.
Tadulako bukanlah orang. Bukan tokoh. Bukan sosok. Tadulako adalah prinsip hidup suku Kaili: punya jiwa pejuang, jiwa pemimpin yang harus terdepan dalam menjadi panutan dan jiwa kepahlawanan.
Rasanya budaya seperti itu juga ada di suku Bugis, Madura, Aceh, dan Banten. ''Sifat kami memang kurang lebih sama dengan suku Bugis di Sulsel,'' ujar Kamil Badrun, tokoh suku Kaili di Palu.
Memang tidak akan ada lagi perang jarak dekat dengan menggunakan golok, tapi konflik-konflik lokal tidak akan pakai drone.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 24 Februari 2024: Hilirisasi Rudi
Gregorius Indiarto
"Pemerintah tidak harus membantu". Cukup menciptakan suasana aman dan nyaman. Maka masyarakat akan bergerak, "polah" sendiri, untuk mencukupi kebutuhannya. Dan kesejahteraan itu akan tercipta dengan sendirinya (oleh masyarakat). "Asal pemerintah tidak memgganggu". Dengan berbagai alasan ; "tidak sesuai setandar, tidak memenuhi syarat a - z, tidak ada ijin,...", mereka "mengganggu" pengusaha kecil yang beranjak besar, dengan "memeras" mereka ala preman. Bukan mengarahkan, mencukupi yang kurang. Itulah "oknum", pemerintah ; "Nang ngarep nyandungi. Digandeng nyrimpeti. Nang mburi ngganduli". Met siang, salam sehat, damai dan bahagia.
Jo Neca
Kami di Timor buah naga lebih mehong dari Durian.Yang harga sebuah 5 rb rupiah itu yang sebesar kepalan tangan bayi..hahaha.Dulu sempat ada ide antar pulaukan buah naga hanya terlalu banyak regulasi..Padahal buah Naga ini sama tahannya dengan buah Durian.Hanya durian di larang naik pesawat.Kecuali pesawat sendiri.
iya nok
GADO GADO Yanbu'ul Qur'an yang muncul di benakku langsung KH Arwani Amin (sang sufi). Terus Ponpes Menawan yang baru saja saya lewati karena mau ngopi di Rahtawu. Ponpes Menawan berafiliasi dengan ponpes Yanbu' karena pengurusnya Gus Faiz cucu dari KH Arwani. Gluten, banyak remaja yang sudah kena batu ginjal, diabetes kering dikarenakan makanan dan minuman kurang memenuhi standar pola hidup sehat. Gunung Lawu yang muncul KH Abdul Hamid Al Barnawi, karena beliau akan mengisi pengajian di pondok beliau sendiri ponpes Jogorogo 4 di kec. pucakwangi kab. Pati, dekat makamnya Pangeran Benowo (putra Joko Tingkir). "Pemerintah tidak harus membantu. Yang terpenting jangan mengganggu". Kalau yang ini muncul dibenak banyak sekali, kalau diketik capek sekali hehehe.
Udin Salemo
pepatah tua Melayu mengatakan: "kalau tidak ada berada takkan tempua bersarang rendah."
Rizal Falih
Mie porang ini, sepertinya bisa jadi pilihan bagi orang tua yang khawatir dengan hobi anak-anaknya, mengkonsumsi mie instan. Karena berdasarkan informasi, mie instan tergolong makanan tidak sehat. Mengandung pengawet, karbohodrat, lemak jenuh dan natrium atau garam yang tinggi. Walaupun, sampai hari ini, saya belum pernah mengkonfirmasi kebenarannya ke dokter gizi. Tetapi jadi hal yang turun-temurun disampaikan. Bahkan anak bos saya dulu, kalau sudah ketemu mie instan, seperti makanan yang super enak dan lezat. Cuma diperbolehkan sekali dalam sebulan. Tapi berdasarkan saran dari keluarga, kerabat, saya juga membatasi anak-anak untuk mengkonsumsi mie instan. Satu bulan hanya boleh makan mie 3 - 4 kali. Itupun sering di langgar juga. Meski dilarang, masih sering curi-curi. Apalagi sudah bisa masak sendiri. Susah melarang, dan anak-anak pasti suka. Untuk mengalihkan, biasanya pesan makanan dengan olahan mie, yang mie nya dioleh ditempat. Sehingga tidak menggunakan pengawet. Kadang tidak tega juga terlalu ketat melarang. Padahal zaman masih kecil dulu, mie instan menjadi makanan yang wah. Jarang ditemui, kalaupun masak mie, juga buat lauk di meja makan. Dimakan sama nasi. Jadi dobel karbohidratnya. Tapi yang saya lihat sehat-sehat saja. Dulu jarang makan mie, mungkin karena orang tua tidak banyak uang untuk membeli. Sekarang ada uang untuk membeli, satu dua karton pun, tetapi malah takut sendiri, dengan efek kesehatanya. Manusia memang kadang aneh. Hehe..
Johannes Kitono
Rudi Fachrudin adalah Enterprenur sejati. Tidak pernah putus asa.Dan selalu melihat ada peluang. Apa yang dilakukan Rudi dengan Porang. Hampir sama dengan yang dilakukan oleh Jenny Sago Widjaja. Dengan produk Sago yang lebih kehilir lagi. Langsung ke end user dengan Cafe Sago nya di daerah Kelapa Gading. Tentu saja inovasi kedua enteprenur itu perlu disupport. Misalnya,jaringan Indomaret dan Alfamaret yang mempunyai outlet sekitar 30.000 ribu di seluruh Indonesia. Salah satu kelemahan produk pertanian adalah. Saat panen besar harga anjlok. Petani terpaksa jual murah karena produk perishable. Dari pada busuk lebih baik jual murah. Nah,disinilah tugas industri untuk menampungnya. Tentu yang punya akses ke Industri adalah jaringan Indomaret atau Alfa. Jangan terulang lagi 4 buah Nanas besar di Ambawang harganya hanya Rp.20 ribu.Begitu juga seikat kangkung di Lasem hanya Rp.2 ribu saja. Kalau begini terus harganya kapan petani Indonesia bisa sejahtera ?
Wilwa
@Juve. Finansial atau ekonomi secara general adalah bukan ilmu pasti. Jadi SBN misalnya walau cenderung bisa menyerap uang beredar tapi dalam sikon tertentu bisa jadi dia gagal total atau hasilnya tak sesuai yang diharapkan. Sikon di Amerika saat ini adalah Federal Reserve tetap mempertahakan rate 5 persenan karena inflasi belum mereda sampai di persentase yang mereka harapkan. Padahal rate yang tinggi itu sudah bikin pening pengusaha kecil di sana. Entah sampai kapan interest rate di Amrik sana bisa turun ke 1 persenan. Rate yang dulu umumnya dimiliki currency yang dianggap strong. Lha masa interest rate Amerika kini seperti interest rate negara berkembang seperti Indonesia. Interest rate Bank Indonesia yang dulu sempat turun ke 4 persenan kini harus dinaikkan lagi ke 6 persenan gegara Amerika yang bikin heboh dunia dengan menaikkan interest rate sampai 5 persenan. Yang paling terkena dampaknya ya jelas orang yang pinjam duit ke bank entah untuk bisnis atau kpr atau kredit konsumtif. Saya tetap salut dengan pemerintah kita dan bank indonesia yang cukup sukses menangani gonjang ganjing geoekonomi. Itu semua pastilah karena SBN / SUN / Utang Pemerintah kita yang kini mayoritas dalam rupiah. Sebuah prestasi kerja Jokowi yang perlu dicatat dan dilanjutkan. Rupiah kita perkasa karena tata kelola keuangan yang prudent dan pembangunan infrastruktur yang sukses serta program hilirisasi dll yang berhasil menambah devisa USD.
Rizal Falih
Terima kasih, tetap ceria di tanggal tua, meaki dompet dan ATM sudah merana. wkwkwk..
Gianto Kwee
Coba beli Lima bungkus di Toped, marketing nya Dahlan Iskan, gak enak kalau gak beli !
Lagarenze 1301
Pagi ini saya duduk santai. Ngupi pay: yuk ngopi, kata orang Lampung. Ngopi lok, kata orang Pontianak. Ngopi rong, kata orang Makassar. Setelah membaca CHD "Hilirisasi Rudi", saya terganggu oleh satu-dua kata yang saya duga salah ketik. Satu di antaranya kata "maklun". "Ia masih maklun: bikin mie di pabrik mie milik orang lain." Saya kira kata yang benar "maklum". Saya cocokkan ke dalam kalimat, kok nggak nyambung. Tidak mungkin Pak Dis membuat kalimat menggantung. Jangan-jangan saya yang salah kira. Mungkin tidak salah ketik. Mungkin memang "maklun". Saya membuka KBBI daring. Ternyata, ada kata "maklun". Maknanya: upah membuat pakaian, perhiasan, dan sebagainya. Dari sumber lain saya dapat pemahaman yang lebih jelas. Maklun (bentuk baku) atau maklon (tidak baku): perusahaan pemilik merek bekerja sama dengan pihak lain untuk memproduksi suatu barang sesuai ketentuan yang sudah disepakati. Rupanya seperti ini: Pak Rudi bekerja sama dengan pabrik mi untuk membuat produk mi instan dengan merek "PorangKU". Di sinilah saya sadar, perbendaharaan kata saya masih
Jokosp Sp
Kemarin turun dari pesawat di bandara Achmad Yani Semarang menuju perbatasan Demak sebelum ke Kab. Batang. Begitu masuk jalan sudah disambut kemacetan parah karena banyaknya perbaikan jalan cor semen. Dari dua line jadi satu line pemandangan yang jamak. Padahal banyak truk kontainer keluar masuk pabrik, diperparah lagi saat mobil dan truk mau putar arah kemacetan benar-benar luar biasa. Satu jam perjalanan darat harus stress berat. Padahal Banjarmasin - Semarang cuma satu jam 20 menit. Pemandangan miris lokasi pabrik yang terkena gerusan rob air laut dan kemudian harus terendam, begitu besarnya kerugian mereka. Beberapa berusaha menimbun dan menaikkannya. Justru jalan raya harus juga ditinggikan, menambah keparahan itu. Oh jadi tau inikah hasil karya sang mantan gubernur Jawa Tengah yang jadi capres paslon 03 itu?. Kembali dari perbatasan Demak ke Semarang menuju Kendal macet merayap rapat truk kontainer. Kawasan industri dibuka sayang jalan tidak memadai. Masyarakat umum berebut melaluinya. Kenapa tidak dibuat jalan layang saja hai yang punya kewenangan? .
Lagarenze 1301
Saya cek di marketplace, mi instan dengan merek "PorangKU" harganya bervariasi antara Rp 7.000 sampai Rp 8.500 per bungkus. Dengan variasi rasa. Dari "Rasa Soto" hingga "Ayam Bawang". Mengapa kok tidak Rp 5.000 seperti ditulis Pak Dis, tentu karena penjual di marketplace beda-beda orang dan masing-masing ingin mendapatkan margin. Kalau dibandingkan dengan mi instan berbahan baku terigu, harga PorangKU memang lebih mahal. Dua kali lipat. Tapi, dengan positioning gluten free yang aman bagi anak, harga PorangKU menjadi wajar. Orangtua yang peduli kesehatan anak tidak sensitif terhadap harga. Saya teringat dua tahun lalu anak saya tergila-gila makan mi instan Lemonilo. Harganya Rp 6.500 hingga Rp 7.500 per bungkus sesuai varian rasa. Saya biarkan, karena Lemonilo yang juga berbahan baku terigu diklaim lebih sehat, bebas zat pengawet. Waktu itu anak-anak usia SD hingga SMP banyak yang tergila-gila pada Lemonilo. Bukan karena mi-nya lebih sehat, tapi karena di setiap bungkus ada photocard NCT Dream. Rudi dengan PorangKU harus terus berinovasi dengan meningkatkan kualitas produk dan juga kemasan. Produsen seperti Lemonilo, yang disuntik modal besar oleh perusahaan capital dari India, bisa menjadi ancaman. Kini Lemonilo pun sudah meluncurkan Lemonilo Konjaqu yang berbahan baku porang. Belum lagi produsen mi instan penguasa pasar, pasti juga sudah melirik peluang ini. Jadi, benar, pemerintah jangan sampai mengganggu. Tapi, memberi proteksi pada UMKM seperti PorangKU.*
Jokosp Sp
Ketemu teman lama yang lima tahun lalu nyaleg tapi tak jadi. 2024 kapok tidak nyaleg lagi, saya tanya "kenapa kapok?". Habis modal hasil saat jadi legislatif periode sebelumnya. Hahhhh, gag tersisa ternyata karena hanya anggota dprd biasa bukan ketua partai atau jadi ketua komisi. "Gimana di sini mainnya?". Tetap harus pakai amplop. 10,000 amplop disebar, isi 60 ribu rupiah per amplop. "Parah banget mas, tempat saya 300 ribu". "Murahnya demokrasi? ". Di sini segitu sudah umum. "Yang berhasil?. Yang sudah tau alur dan bisa jaga konstituen itu yang bisa jadi, yang tidak bisa jaga ya bablas duwite. "Oh sama saja". Ya begitulah kondisi aktualnya. Wkwkwkkkkkkk
djokoLodang\
--o-- Naa, ini yang menarik. Dulu, saya pernah bertugas di lingkungan perkeretaapian. Tahun 1981. PNS Departemen Perhubungan. (Sekarang ASN Kementrian Perhubungan0 Ditempatkan kan di PJKA, Perusahaan Jawatan Kereta Api selama kuran lebih 3 tahun Dulu, peron kereta api belum serapi sekarang. Penumpang harus berjalan kaki melewati jalur rel saat menuju keretanya. Pernah baca kalimat ini? Yang tertera di badan gerbong barang. Periuk Gandar Golong. Djika Berhenti Abar Harus Terikat. Anda mungkin belum tahu maknanya. Begitu pula aku. Saat itu. Yang terpikir Gandar = as, axle Golong =gilig (jawa) bentuk serupa silinder. Lha periuk? Bukankah periuk itu penanak nasi? Ternyata, "periuk gandar" itu maksudnya axle yang berada dalam kotak/boks. Abar = kata lain untuk rem. Jadi, Periuk Gandar Golong. Jika berhenti abar harus terikat maksudnya: Awas, as roda menggunakan tumpuan gelincir. Pada saat berhenti rem harus terkunci. Setara dengan mengaktifkan rem tangan (rem parkir) pada mobil. --jL--
thamrindahlan
Have a nice week end. Hilirisasi (Penghiliran) sesuai penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia : Proses pengiolahan bahan baku menjadi barang siap pakai. Tujuan untuk meningkatkan Add value (nilai tambah) produksi dalam negeri. Kosa kata hilirisasi menjadi viral akhir akhir ini. Awam patut paham se pahamnya apa makna hulu dan hilir. Sementara itu yang ada di benak masyarakat satu nasehat nenak moyang : Berakit rakit ke hulu / Berenang renang ke tepian / Bersakit sakit dahulu / Bersenang senang kemudian / Sesuai nasehat diatas tadi ternyata Hilirisasi Kang Rudi mengelola Porang sangat cocok. Patut dipuji ke tegaran dan semangat juang tak mengenal lelah. Kata penutup Abah sungguh sangat menyentuh hati. Pemerintah tidak harus membantu . Yang penting jangan menganggu. Sobat perusuh bisa menafsirkan bebas kata penutup Hilirisasi Rudi. Saat ini masih Jokowi Presiden sampai Ahad 20 Oktober 2024. Presiden terpilih nanti siapapun dia pasti sudah paham makna hilirisasi bersebab kosa kata itu sangat banyak di bahas terutama di acara debat, Salut juga untuk leluhur Wong Kito Palembang. Mereka mengabadikan ulu dan ilr menjadi nama Kecamatan sesuai pembelahan kota Palembang oleh Sungai Musi.. Masih tersimpan di memory permanen Pasar 16 Ilir yang fenomenal. disamping Jembatan Ampera hasil papasan perang Jepang. Stasiun Kereta Api Kertapati di Kecamatan Sebrang Ulu 1. Point : Murid SD kini bisa menterjemahkan apa makna Hilirisasi. Nilai Tambah Kualitas SDM ya nak
bitrik sulaiman
Selamat atas promosi doktor Ramadan Pohan. "Tranformasi Identitas Anies Baswedan dari akademisi menjadi politisi".
Udin Salemo
barusan dengar RRI Pro 1 Sungai Liat, Bangka. inyong kirain beras hanya mahal di jabodetabek. ternyata beras mahal dimana-mana. mungkin nanti harga beras akan murah kalau sudah panen raya di Thailand dan Vietnam.
Pryadi
Lan -- wis arang to ana sing njambal karo awakmu?, komenku iki ora usah mbok pilih, Lan. Aku ora pathek'en. Sing penting yo Lan, saham (mantan) karyawan Jawa Pos iku balekno. Awakmu iku wis tuwek, Lan. Umur iku kene gak eruh. Ojok sampek kedhisikan 'kapundut' saham iku durung mbok balekno. Sepurane yo, Lan. Salam. Rahayu.
Nimas Mumtazah
Jelang nisyfu sya'ban. Mohon maaf untuk segala salah kihilaf.. Semoga silaturrahim terus terjalin baik. Terima kasih terus berbagi ilmu dan pengalaman. Doa terbaik untuk Abah dan segenap kluarga besar disway.. Semoga diberkahan umur dan kebahagiaan. Anak2 shalih shalihah. Rumah tangga kita semua sakinah mawaddah warahmah. Aamiin
Lagarenze 1301
Santai sejenak. Suami pergi ke kantor polisi dengan panik. "Pak polisi, istriku hilang! Dia keluar sejak kemarin pagi dan sampai sore ini belum pulang. ” "Sudah melacak lewat find my phone?" "Tidak terlacak, Pak Polisi." “Berapa tinggi badannya?” “Wah, aku tidak yakin. Tidak terlalu tinggi." "Berat?" “Tidak tahu. Tidak langsing, tidak terlalu gemuk.” “Warna rambut?” “Berubah beberapa kali dalam setahun. Mungkin sekarang coklat tua sekarang. Saya tidak ingat.” "Warna kulit?" "Mmmm, tidak terlalu putih sih." “Pakaian apa yang dia kenakan?” “Bisa jadi jeans, atau mungkin rok, atau celana pendek. Saya tidak tahu persisnya.” “Oke. Mobil jenis apa yang dia pakai saat pergi?" “Dia pergi dengan Hyundai-ku.” “Hyundai jenis apa itu?” "Hyundai Ioniq 5, warna titan gray metallic, model Long Range memiliki baterai dengan kapasitas 72,6 kWh dan jarak hingga 481 km, memiliki panoramic sunroof, lampu depan dan belakang LED, desain pelek yang unik, dan door handle yang menyatu dengan bodi. Memiliki fitur Vehicle to Load sehingga dapat digunakan sebagai generator daya untuk kegiatan di luar ruangan, mengoperasikan perangkat elektronik, atau mengecas mobil listrik lain yang kehabisan daya baterai..." Polisi segera memotong penjelasannya. "Sudah, sudah, tenang saja, Pak. Kami akan menemukan mobil Ioniq Bapak."
Afa
Harimau rebahan, naga ngumpet. 卧虎藏龙 wò hŭ cáng lóng. Ungkapan ini mengacu pada bakat yang terpendam. Tidak menonjol. Tidak kelihatan hebat. Padahal jenius sejati. Bisa juga mengacu pada orang yang tampak sederhana, biasa-biasa saja, padahal sebenarnya luar biasa kuat dan sangat berkuasa. Idiom ini menjadi terkenal di tahun 2000. Anda tentu sudah tahu, ada film judul nya: Crouching Tiger Hidden Dragon 卧虎藏龙 wò hŭ cáng lóng (Harimau Berjongkok, Naga Tersembunyi). Film ini diberi judul wò hŭ cáng lóng 卧虎藏龙 karena penuh dengan karakter tidak seperti yang terlihat. Sulit ditebak. Alur ceritanya pun dibuka sehelai demi sehelai. Yang kelihatan tua renta tak berdaya, di akhir cerita justru dialah dalangnya: Licik. Licin. Lihai. Pemainnya: Chow Yun-fat yang tampangnya kharismatik. Michelle Yeoh tetangga kita. Zhang Ziyi yang bikin darah lelaki mendadak kental.
Afa
Idiom wò hŭ cáng lóng 卧虎藏龙, berasal dari sebait puisi penyair 庾信 Yǔ xìn di abad ke-6: 暗石疑藏虎, Àn shí yí cáng hǔ, [Batu hitam dikira harimau yang berjongkok di belakangnya] 盘根似卧龙 pán gēn shì wòlóng [Akar pohon seperti ekor naga tersembunyi]. Syair ini hanya menggambarkan tempat yang indah —walaupun berbahaya— di mana penyair bertemu dengan seorang teman, bukan seperti makna sekarang: kejeniusan yang belum ditemukan.
Handoko Luwanto
12:52:36pm WIB 123Komen=57utama+66REPLY dari 34Prusuh ♢Urutan↕Komen➜Nama Time ∇96↑u➜Lagarenze 1301 1j "Santai sejenak. Suami pergi ..." ∇103↓R→Jimmy Marta 1j ""Sudah sudah, biarin binimu..." ∇108↑R→Xiaomi A1 53m "Mungkin judul yg relevan.. &quo..." △123. R→Ⓛⓔⓞⓝⓖ Ⓟⓤⓣⓤ 1m "Wkwkwkwkwkwk.... Suami berbakat..." ₪₪₪₪§|(ΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞΞ> 123
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
Komentar: 159
Silahkan login untuk berkomentar
Masuk dengan Google