Inovasi Teknologi dan Literasi Keuangan Inklusif Tingkatkan Daya Saing UMKM Lokal di Asia Tenggara

Inovasi Teknologi dan Literasi Keuangan Inklusif Tingkatkan Daya Saing UMKM Lokal di Asia Tenggara

Money 20/20 Asia di Bangkok bahas keuangan digital inklusif-Amartha dukung literasi dan ekonomi keuangan inklusif-Amartha

JAKARTA, DISWAY.ID - Teknologi inovatif dan pendidikan literasi keuangan yang inklusif dapat meningkatkan daya saing UMKM serta memimpin bisnis di era profitabilitas yang berkelanjutan.

 

Pada acara Money 20/20 Asia di Bangkok, Amartha, menekankan peran penting teknolog inovatif dan pendidikan literasi keuangan.

Amartha, prosperity platform yang menghadirkan layanan keuangan inklusif untuk ekonomi akar rumput melalui teknologi dan prinsip keberlanjutan, turut berpartisipasi pada acara Money 20/20 yang dilaksanakan di Bangkok, Thailand.

BACA JUGA:Sejak Era Pembayaran Digital, 54 Persen Perempuan UMKM Pendapatannya Meningkat

Pada konferensi teknologi finansial tersebut, Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha menilai Inovasi teknologi dan literasi keuangan yang Inklusif merupakan kunci dalam meningkatkan daya saing usaha mikro Indonesia di Asia Tenggara.

Asia Tenggara adalah rumah bagi jutaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). yang menyumbang hingga 10% deri ekonomi wilayah tersebut.

Bisnis mikro mewakili hingga 94% deri fotel UMKM, memainkan peran penting sebagai mesin pertumbuhan. ekonomi, terutama di negara-negara seperti Indonesia dan Thailand.

Meskipun kontribusi mereka yang signifikan, 90% pedagang mikro di Asia Tenggara mengalami hambatan seperti akses kredit yang terbatas, tantangan dalam mendapatkan pinjaman karena jaminan yang tidak memadai dan minim riwayat kredit, serta rendahnya literasi keuangan digital, terutama di daerah perdesaan.

BACA JUGA:UMKM Pekalongan Ungkap Strategi Tembus Ekspor Bersama Shopee, Raih Omzet Hingga 40% !

Menanggapi ini, pelaku industri teknologi finansial seperti Amartha, memainkan peran kunci dalam menyediakan layanan yang mudah diakses kepada segmen yang tidak terlayani, dimana proporsi pinjaman usaha mikro terhadap layanan pinjaman, teknologi finansial lebih besar dibandingkan usaha menengah

Perjalanan menuju inklusi akses permodalan bagi usaha mikro turut diiringi dengan meningkatnya tren impact investing.

Di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, saat ini menjadi tempat tujuan Impact Investing yang memungkinkan para investor dan institusi global untuk diversifikasi portofolio mereka di pasar yang berkembang serta turut serta memberikan dampak sosial bagi masyarakat.

Di periode 2020-2022, impact investor telah berkomitmen lebih dari 67% dari total modal yang diinvestasikan dalam periode 10 tahun sebelumnya dari 2007-2016 di Asia Tenggara, menunjukkan percepatan tren aktivitas impact investing di wilayah tersebut

"Kondisi geografis yang luas selalu menjadi fokus utama dalam menyediakan akses permodalan yang merata bagi usaha mikro di Indonesia, Salah satu tantangannya adalah penyaluran modal yang belum merata di luar pulau Jawa. Sebagai penyedia layanan, keuangan digital inklusif, Amartha terus berkomitmen menghadirkan teknologi terbaik. yang relevan dan ramah pengguna bagi usaha pedagang mikro tradisional, memungkinkan mereka untuk mencapai potensi terbaik mereka" ungkap Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha.

BACA JUGA:Pasar Murah 1.000 Sembako Hingga Bazar UMKM, HK Meriahkan Safari Ramadhan BUMN di Lampung Tengah

Dalam memastikan inklusivitas, Amartha telah membangun infrastruktur keuangan digital yang menghubungkan bisnis mikro di kota-kote Tier 2 dan 3 di luar Jawa, dengan menawarkan model pencanaan dan pemberian pinjaman yang terintegrasi baik dari sektor institusi maupun ritel.

Hal ini memungkinkan para peminjam untuk mengakses modal kerja dengan efisien.

Selain itu, infrastruktur mereka menyediakan layanan pembayaran dan sistem skor kredit internal, menjadikannya platform keuangan mikro yang paling terintegrasi untuk segmen skar rumput Indonesia.

Lebih lanjut, guna menyediakan ketersediaan akses permodalan yang lebih luas, Amartha menggunakan local branchless agents, yang memberdayakan mitra bisnis lokal lokal di daerah pedesaan dengan menawarkan Isyanan keuangan digital seperti transfer peer-to-peer, tabungan mikro, dan pembayaran tagihan.

Produk-produk strategis ini memperluas layanan keuangan esensial kepada para pelaku usaha mikro. Melalui pendekatan tersebut, Amartha secara aktif mempromosikan literasi digital dan keuangan dengan menempatkan local branchless agents ke area perdesaan.

BACA JUGA:Siap Berburu Baju Lebaran! JakCloth Ramadan 2024 Hadir di 14 Kota, Gandeng UMKM dan Clothing Milik Artis

Selain mendiskusikan tantangan dan upaya memaksimalkan potensi ekonomi akar rumput di Asia Tenggara, salah satu topik diskusi pada acara Money 20/20 adalah bagaimana perjalanan menuju inklusi akses permodalan bagi usaha mikro turut diiringi dengan meningkatnya tren impact investing.

Di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, saat ini menjadi tempat tujuan impact investing yang memungkinkan para investor dani nstitusi global untuk mendiversifikasi portofolio mereka di pasar yang berkembang serta turut serta memberikan dampak sosial bagi masyarakat.

Pada 2023, Amartha telah mendapatkan institutions Racility commitment untuk pembiayaan usaha mikro dari tiga organisasi terkemuka, yang mencapai total kontribusi sebesar $285 juta dan Community Investment Management, International Finance Corporation, dan Credit Saison.

Besarnya tren impact investing serta konsisten menghadirkan inovasi teknologi yang relevan, menjadikan Amartha memiliki catatan profitabilitas yang baik selama tiga tahun terakhir.

Dengan tren arah pertumbuhan yang positif ini, Amartha semakin memperkuat komitmen untuk mempromosikan popularitas impact investing di Indonesia.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: