Kemenko Marves Bersama PLN Gaet Komunitas Global Melalui Green Energy Buyers Dialogue

Kemenko Marves Bersama PLN Gaet Komunitas Global Melalui Green Energy Buyers Dialogue

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kanan) menegaskan, PLN sebagai perusahaan yang memegang leadership transisi energi di Indonesia mendukung penuh langkah Pemerintah untuk mengakselerasi transisi energi, upaya ini dapat dicapai melalui kolaborasi antar-PLN-

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan, PLN sebagai perusahaan yang memegang leadership transisi energi di Indonesia mendukung penuh langkah Pemerintah untuk mengakselerasi transisi energi. 

Berbagai upaya telah dilakukan PLN, seperti pengembangan pembangkit EBT. Hingga tahun 2023, pengembangan pembangkit telah mencapai 8.786 megawatt (MW).

BACA JUGA:Jauh Lebih Hemat dan Cepat, Nelayan Tapanuli Tengah Kini Gunakan Listrik dari SPLU PLN di Tempat Pelelangan Ikan

BACA JUGA:Kembali Tumbangkan Popsivo di Final Four, Jakarta Electric PLN Selangkah Menuju Grand Final Proliga 2024

Dengan rincian pembangkit berbasis hidro (PLTA/PLTMH) sebesar 5.777 MW, pembangkit berbasis panas bumi (PLTP) sebesar 2.519 MW, dan sisanya berasal dari surya (PLTS), angin (PLTB) dan biomassa.

Tidak sampai di situ, PLN bersama Pemerintah akan terus meningkatkan bauran energi bersih melalui RUPTL dan RUKN. Targetnya, hingga tahun 2040 kapasitas energi di Indonesia akan ditopang oleh EBT sebesar 75 persen dan gas sebesar 25 persen.

”Jadi, mulai hari ini hingga tahun 2040, penambahan kapasitas sebesar 21 Gigawatt (GW) berasal dari pembangkit listrik tenaga gas, 28 GW dari tenaga surya dan angin, 31 GW dari tenaga air dan panas bumi, 2,4 GW dari energi baru lainnya,” tutur Darmawan.

Darmawan menjabarkan, guna mencapai target ambisius tersebut, PLN telah meluncurkan skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED).

Lewat skenario ini, PLN akan membangun Green-Enabling Transmission Line untuk mengakomodasi persebaran sumber EBT di pelosok Indonesia. 

“Tantangan dalam menjalankan transisi energi sangat besar, baik dari segi teknis, kebijakan, komersial, dan pendanaan. Untuk itu kolaborasi yang kuat antar komunitas global sangat dibutuhkan karena PLN tidak bisa menjalankan semuanya dalam suasana kesendirian, perubahan iklim adalah permasalahan global yang harus dihadapi bersama-sama," pungkas Darmawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: