Kritik Darmaningtyas soal Dihapusnya Jurusan IPA-IPS-Bahasa, Bandingkan Indonesia dengan Negara Maju
Darmaningtyas kritik kebijakan penghapusan jurusan IPA, IPS, Bahasa--Instagram
"Kebijakan peminatan ini tidak bisa jalan karena insfrastrukturnya tidak mendukung (ruang kelas, guru, laboratorium, dan birokrasinya). Juga Masyarakat (orang tua murid dan murid belum siap)," tandasnya.
"Salah satu masalah yang muncul dari sistem peminatan dulu (K13) adalah ada mata pelajaran yang menjadi pilihan favorit murid sehingga gurunya kelebihan jam mengajar bahan sampai tidak cukup gurunya," tambahnya.
Sebaliknya, ada pula mata pelajaran yang sepi peminat, padahal gurunya tersedia cukup.
Menurutnya, hal ini menjadi permasalahan besar karena menyangkut kesejahteraan guru.
"Ini bukan masalah sepele, terlebih terjadi di hampir semua sekolah, karena ini terkait dengan kesejahteraan guru," tegasnya.
Nantinya, guru yang minim mengajar akan sulit memperoleh tunjangan profesi karena kewajiban mengajar 24 jam seminggu tidak terpenuhi.
BACA JUGA:5 PTN yang Buka Jalur Mandiri Jurusan Kedokteran dengan UKT di Bawah Rp20 Juta, Mana Saja?
Maka dari itu, pada akhirnya kebijakan ini akan membuat sekolah lebih repot.
"Sebagai contoh, ada sekolah yang membagi dengan paket-paket. Paket pelajaran yang kira-kira memang anak-anaknya akan kuliah di jurusan IPA, ada paket untuk menyiapkan mereka yang akan kuliah ke jurusan sosial humaniora. Akhirnya ya bohong-bohongan saja karena hanya ganti istilah, dari jurusan menjadi paket."
Selain itu, sekolah juga akan kesulitan untuk menyiapkan tenaga pengajarnya apabila setiap tahun yang kecenderungan memilih paket pembelajaran berubah-ubah.
"Berbeda misalnya dengan adanya penjurusan, dapat diprediksi secara pasti kebutuhan gurunya, tergantung banyaknya kelas per jurusan yang akan dikembangkan," tutur aktivis asal Yogyakarta tersebut.
BACA JUGA:Daya Tampung Terbanyak di UNS Jalur Mandiri 2024 untuk Jurusan D3-S1, Calon Mahasiswa Buruan Cek!
Dalam jangka panjangnya, lanjutnya, Indonesia semakin tertinggal dalam bidang ilmu dan teknologi.
"Mengapa? Karena ilmu pasti (Biologi, Fisika, Kimia, dan Matematika) adalah dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi dengan dihapuskannya jurusan IPA IPS makin sedikit murid-murid SMA yang mengikuti pembelajaran materi tersebut. Mereka akan memilih paket-paket yang mudah saja."
Maka dari itu, kebijakan penghapusan jurusan IPA-IPS-Bahasa dan juga seleksi masuk PTN yang tidak memasukkan materi yang relevan dengan fakultas yang akan dimasuki adalah kebijakan yang populis, tapi tidak cerdas karena tidak melihat sosio kultural dan politis di Indonesia," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: