Prancis Larang Penggunaan Hijab di Olimpiade Paris 2024, Para Atlet Sepakat Tidak Akan Tunduk Aturan Tersebut

Prancis Larang Penggunaan Hijab di Olimpiade Paris 2024, Para Atlet Sepakat Tidak Akan Tunduk Aturan Tersebut

Atlet sprinter Sounkamba Sylla mengungkapkan bahwa dirinya dilarang mengikuti upacara pembukaan Olimpiade karena pilihannya untuk berhijab.-getty-

JAKARTA, DISWAY.ID–- Menjelang Olimpiade Paris 2024, pemerintah Prancis mulai menunjukkan tanda-tanda fleksibilitas dan aktif mencari penyelesaian optimal terkait pelarangan atlet berhijab.

Melalui postingan Instagramnya, atlet sprinter Sounkamba Sylla mengungkapkan bahwa dirinya dilarang mengikuti upacara pembukaan Olimpiade karena pilihannya untuk berhijab.

BACA JUGA:Nama Terpidana Kasus Pelecehan dan Pedofil Masuk Daftar Squad Voli Pantai Belanda Jelang Olimpiade Paris 2024

BACA JUGA:Demi Bertanding di Olimpiade Paris 2024, Atlet Hoki Australia Rela Amputasi Jari

"Anda terpilih mengikuti Olimpiade yang diselenggarakan di negara Anda, tetapi Anda tidak bisa ikut serta dalam upacara pembukaan karena Anda mengenakan hijab," tulis Sylla.

Prancis mengeluarkan peraturan yang melarang penggunaan jilbab, dengan alasan hal itu mengatasnamakan pergerakan menuju pemisahan antara agama dan pemerintahan (sekularisme). Namun peraturan ini menuai kritik karena dianggap diskriminatif terhadap umat Islam.

Di Prancis, tempat tinggal minoritas Muslim terbesar di Eropa, terdapat peraturan ketat yang melarang pegawai negeri dan siswa sekolah menampilkan simbol atau pakaian keagamaan di lembaga-lembaga publik.

BACA JUGA:Mengapa Maryam March Maharani yang Dipilih Jadi Pembawa Bendera di Opening Olimpiade Paris 2024?

BACA JUGA:H-3 Jelang Olimpiade Paris 2024, Tim Indonesia Gelar Doa Bersama

Melihat unggahan Sylla, baik pemerintah Prancis maupun Olimpiade Paris menyatakan kesediaan baru untuk mencari solusi yang memungkinkan Sylla berpartisipasi dalam upacara pembukaan.

"Warga negara kami berharap kami mengikuti prinsip-prinsip sekularisme ini, tetapi kami juga perlu berinovasi mencari solusi agar semua orang merasa senang," kata Menteri Olahraga Olimpiade dan Paralimpiade Amelia Oudea-Castera.

Berdasarkan Human Rights Watch, banyak otoritas olahraga Prancis telah menerapkan peraturan yang membatasi perempuan mengenakan hijab, khususnya dalam olahraga seperti sepak bola, bola basket, judo, dan tinju.

Sebaliknya, bahwa Komite Olimpiade Internasional (IOC) tidak memiliki peraturan apa pun yang melarang penggunaan jilbab. 

BACA JUGA:Ini Harapan Atlet Bulutangkis Indonesia Jelang Hadapi Olimpiade Paris 2024

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads