Gawat! Ada 16 Titik Megathrust Mengelilingi Indonesia, BMKG: Tinggal Menunggu Waktu

Gawat! Ada 16 Titik Megathrust Mengelilingi Indonesia, BMKG: Tinggal Menunggu Waktu

BPBD DKI Jakarta gelar simulasi mitigasi serentak Oktober 2024.--Freepik

Melansir dari BMKG, megathrust berada pada bagian dangkal suatu lajur pada zonasi subduksi mempunyai sudut yang landai.

Zona subduksi sendiri adalah zona kejadian gempa bumi yang terjadi di sekitar pertemuan antara lempeng tektonik.

Lokasi ini dapat menjadi sumber gempa apabila lempeng-lempeng tetonik bumi bergerak di kedalaman dangkal.

Selain itu, gempa ini dipercaya akan terjadi ketika melepas energi renggangan yang terakumulasi di antarmuka lempeng karena subduksi lempeng Laut Filipina di bawah lempeng Eurasia (lempang Amur) di sisi daratan melebihi batas tertentu yang akan menyebabkan lempeng Eurasia kontinetal muncul.

16 Titik Megathrust di Indonesia

Berikut daftar titik megathrust di Indonesia selain dua megathrust yang disebutkan sebelumnya Selat Sunda dan Mentawai-Suberut.

  • Aceh-Andaman
  • Nias-Simeulue
  • Kepulauan Batu
  • Mentawai-Siberut
  • Mentawai–Pagai
  • Enggano
  • Selat Sunda Banten
  • Selatan Jawa Barat
  • Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur
  • Selatan Bali
  • Selatan NTB
  • Selatan NTT
  • Laut Banda Selatan
  • Laut Banda Utara
  • Utara Sulawesi
  • Subduksi Lempeng Laut Pilipina

BACA JUGA:BMKG Ungkap 12 Daerah di Indonesia Akan Diterpa Hujan Lebat Hari Ini, Hati-hati!

BACA JUGA:Bencana Hidrometeorologi 'Ancam' 16 Provinsi dan 34 Kabupaten/Kota di Indonesia, BMKG Ungkap Peringatan

Sebagai informasi, zona megathrust sudah terbentuk sejak jutaan tahun ketika lempeng samudra bergerak ke bawah lempeng benua.

Karena telah menjadi sumber gempa, zona ini dapat berpotensi memunculkan gempa bumi dengan kekuatan besar melalui kedalaman.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan bahwa gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.

"Gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata tinggal menunggu waktu karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," ungkap Daryono.

Hal ini disampaikan lantaran kedua zona tersebut sudah ratusan tahun tidak melepas energinya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads