800 PLTU Diganti dengan PLTG, PLN: Demi Capai Emisi Nol Karbon

800 PLTU Diganti dengan PLTG, PLN: Demi Capai Emisi Nol Karbon

Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengungkapkan bahwa mereka akan mengganti sebanyak 800 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).-PLN-

JAKARTA, DISWAY.ID - Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengungkapkan bahwa mereka akan mengganti sebanyak 800 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).

Tindakan ini dilakukan agar Indonesia dapat mencapai emisi nol karbon (net zero emission/ NZE) pada tahun 2060.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto. Menurut Wiluyo, PLN juga sudah menyiapkan peta jalan atau roadmap untuk mencapai emisi nol karbon.

BACA JUGA:Alasan Ahok Tak Masuk Timses Pramono-Rano

BACA JUGA:Katalog Promo Alfamart Hari Ini 8 September 2024, Soklin Rp10 Ribuan

"Kami juga punya roadmap untuk emisi mol karbon pada tahun 2060, yaitu dengan mengganti 800 pembangkit listrik tenaga batu bara dengan pembangkit listrik tenaga gas," jelas Wiluyo dalam keterangan tertulis resminya pada Sabtu 7 September 2024.

Tidak berhenti disitu, saat ini perseroan juga tengah merancang kembali RUPTL yang sudah terhijau ini dengan transformasi agresif yang di sebut Accelerated Renewable Energy Development (ARED).

"Hal ini menandai komitmen besar dalam transisi energi di sektor ketenagalistrikan Indonesia, di mana penambahan kapasitas pembangkit 75 persen berbasis pada energi baru terbarukan (EBT) dan 25 persen berbasis pada gas," jelas Wiluyo.

BACA JUGA:KPU DKI Jakarta Sosialisi Penyelenggaran Pilgub Bersama Perisai di Rumah HOS Tjokroaminoto

BACA JUGA:Luar Biasa! Gedor Ekspor UMK Binaan Pelindo Sukses Menembus Pasar Internasional di Jepang

Selain itu, Wiluyo juga menambahkan bahwa kolaborasi global sangat krusial untuk memecahkan tantangan transisi energi seperti investasi, intermitensi listrik EBT, hingga kesenjangan antara lokasi sumber energi EBT di daerah terpencil dengan pusat permintaan listrik di perkotaan.

"Kami telah menjalin kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai negara, dengan investor lokal dan internasional, dengan pengembang, penyuplai, dan vendor (terkait transisi energi). Kami telah mendiskusikan dengan mereka bagaimana menjalankan transisi energi secara smooth dan secepat mungkin," ujar Wiluyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: