Tingkatkan Kesejahteraan Petani Cokelat, Cokelatin Indonesia Ambil Peluang Produksi Cokelat Premium
Tingkatkan Kesejahteraan Petani Cokelat, Cokelatin Indonesia Ambil Peluang Produksi Cokelat Premium-Dok. Humas Direktorat Jenderal Perkebunan-
TANGERANG, DISWAY.ID – Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) yang ketiga, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), acara itu digelar di ICE BSD Tangerang pada 12-14 September.
Pada hari pertama, Bunex dimeriahkan dengan talkshow bertema Peluang Bisnis Kopi, Cokelat, dan Teh Artisan untuk Kaum Milenial Indonesia.
BACA JUGA:Soft Launching Biodiesel B50, Kementan Kurangi Impor Bahan Bahan dan Alihkan Ekspor CPO
BACA JUGA:Momen HUT ke-79 RI, Kementan Dorong Kedaulatan Pangan di Bumi Indonesia
Salah satu pembicara dari Cokelatin Indonesia, sebuah Unit Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang didirikan tahun 2016 dengan visi membawa cokelat asli Indonesia ke dunia internasional.
Co-Founder Cokelatin Indonesia, Nugroho Surosoputro mengungkapkan Cokelatin Indonesia memproduksi minuman cokelat premium dengan merek Cokelatin Signature, menggunakan bahan baku cokelat asli dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.
“Kami bercita-cita untuk meningkatkan kesejahteraan petani cokelat di Indonesia, serta menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tidak hanya sebagai penghasil biji kakao terbesar ketiga di dunia, tetapi juga memiliki produk cokelat minuman premium berkualitas,” terangnya.
Nugroho menambahkan industri cokelat artisan di Indonesia menawarkan nilai tambah tinggi, dengan bahan baku berkualitas dari biji kakao premium. Saat ini, para produsen cokelat artisan baru meraih 1,3% dari potensi 10% pasar cokelat di Indonesia.
Lebih lanjut, Nugroho menuturkan selain fokus pada produk premium, Cokelatin juga mendukung petani lokal dan mempromosikan ekonomi sirkular di desa-desa tempat bahan baku mereka berasal.
“Kami menggambarkan produk kami sebagai perwujudan cinta dan kasih sayang yang diteruskan dari perkebunan hingga ke tangan konsumen,” tutup Nugroho.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: