Dompet Dhuafa Dorong Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Guru

Dompet Dhuafa Dorong Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Guru

Caption: Andriyawati (45), salah seorang guru honorer di SDN 6 Wawonii Barat di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara. mengabdikan diri selama 17 tahun sebagai guru honorer untuk mencerdaskan generasi muda Wawonii.-Dompet Dhuafa-

"Namun, kondisi guru madrasah jauh lebih memprihatinkan, dengan gaji rata-rata hanya Rp 780 ribu untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI), Rp 785 ribu untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Rp 984 ribu untuk Madrasah Aliah (MA)," tutur Agung.

Agung menyebut bahwa rasio guru dan murid yang kecil, terutama di daerah-daerah tertentu, menjadi salah satu penyebab alokasi Dana BOS tidak mencukupi untuk memberikan gaji layak bagi para guru honorer. 

"Bahkan jika porsi Dana BOS dinaikkan lebih dari 60%, tetap saja tidak akan cukup untuk mencapai kesejahteraan yang layak," ungkapnya.

Sementara itu Dian Mulyadi selaku Deputi Direktur Corporate Secretary Dompet Dhuafa mengatakan, “Peran guru sangat penting untuk mengoptimalkan model pembelajaran. Namun tanggung jawab mencerdaskan bangsa tak hanya tugas guru, namun menjadi tugas kita bersama. Kami berharap para guru terus semangat menciptakan generasi penerus bangsa yang memiliki nobel karakter”.

Lukman Solihin selaku Anilis dan Kebijakan dari Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan (PSKP) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam diskusi “Bangga Jadi Guru?”, mengungkapkan,”Sudah saatnya kemampuan mengajar guru perlu ditingkatkan. Dengan memiliki growth mindset dan adaptif karena kemampuan ini terbukti berkolerasi dengan penguatan kompetensi guru serta capaian hasil belajar siswa”.

Disisi lain Heni Kurniasih selaku Sekretaris Lembaga SMERU Research Institute mengungkapkan, “Guru adalah salah satu aktor utama yang menentukan kualitas pendidikan dan capaian murid, namun kualitas guru perlu ditingkatkan melalui kebijakan koheren seperti pengembangan karir guru, pendidikan profesi guru, penempatan guru dan pengembangan profesionalisme guru”.

Hal tersebut sejalan dengan aksi GREAT Edunesia, Asep Hendriana selaku CEO GREAT Edunesia menjelaskan, “GREAT Edunesia mengajak masyarakat mengembalikan kebanggaan dari sosok seorang guru. Supaya guru menjadi profesi mulia. Sebab guru bukan sekadar digugu dan ditiru. Kita harus menghormati perjuangan mereka mencerdaskan jutaan anak bangsa termasuk para calon-calon pejabat daerah yang akan menduduki di wilayah masing-masing”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads