Raja Beep Test Kopi Good Day DBL Camp 2025, Danu Satria dari SMA Don Bosco Banjarmasin
Danu Satria menjadi Raja Beep Test di Kopi Good Day DBL Camp 2025-DBL Indonesia-
JAKARTA, DISWAY.ID - Danu Satria kini menjadi sorotan utama di ajang Kopi Good Day DBL Camp 2025. Kamp itu adalah program pembinaan basket pelajar paling bergengsi di Indonesia.
Pemain andalan SMA Don Bosco Banjarmasin itu membawa sekolahnya meraih gelar juara di Honda DBL with Kopi Good Day 2024 South Kalimantan Series.
Kini, ia juga menorehkan rekor fantastis dalam sesi Beep Test yang digelar pada Selasa, 29 April 2025 di GOR Soemantri Brodjonegoro, Jakarta Selatan.
Dengan 125 lap, Danu dinobatkan sebagai Raja Beep Test Putra 2025, sebuah pencapaian luar biasa yang jauh melampaui ekspektasi, terutama jika dibandingkan dengan performanya tahun lalu, ketika ia hanya bertahan hingga TOP 50 Campers.
BACA JUGA:Rekor Beep Test DBL Camp Terpecahkan, Kartika Hatta Sukses Lampaui 100 Lap!
BACA JUGA:Persaingan Kopi Good Day DBL Camp 2024 Makin Merata, Top 50 Diisi Campers dari 18 Provinsi
Perjalanan Danu Satria di Ajang DBL

Aksi Danu Satria Campers dari SMA Don Bosco Banjarmasin di DBL Camp 2025-DBL Indonesia-
Cerita Danu adalah cerita tentang perjuangan dan pembuktian diri. Selama tiga musim membela Don Bosco, ia mengalami pasang surut yang cukup dramatis.
Di musim pertamanya, timnya tersingkir di laga kedua. Musim berikutnya, mereka berhasil mencapai final, namun harus puas menjadi runner-up setelah dikalahkan oleh SMAN 7 Banjarmasin (Smaven).
Barulah di musim ketiga, Danu berhasil membalikkan segalanya. Ia memimpin Don Bosco untuk menaklukkan Smaven di partai final dan merebut gelar juara.
Namun, jalan menuju kesuksesan tidaklah mudah. Awalnya, Don Bosco kerap diremehkan. Sekolah ini bahkan dijuluki sebagai 'tim badut' karena prestasi mereka yang cenderung medioker.
Danu sendiri merasakan pedihnya stigma tersebut. "Dulu itu aku diremehkan. Don Bosco juga diremehkan. Tim badut lah istilahnya," ungkap Danu dengan nada reflektif.
Alih-alih menyerah, Danu menjadikan cacian dan omongan negatif sebagai bahan bakar motivasi. Ia percaya bahwa proses tidak pernah mengkhianati hasil.
"Waktu selalu diremehkan itu sakit banget. Tapi cacian dan omongan mereka aku jadikan motivasi. Aku mau buktikan kalau sekolah kecil juga bisa bersinar," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: