Menteri UMKM Gagas Koperasi Kemitraan Sebagai Solusi untuk Aplikator dan Mitra Ojek Online

Menteri UMKM Gagas Koperasi Kemitraan Sebagai Solusi untuk Aplikator dan Mitra Ojek Online

Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, tawarkan koperasi kemitraan sebagai wadah kolektif untuk memperkuat posisi ekonomi para mitra ojol dan aplikator-Dok. Kementerian UMKM-

JAKARTA, DISWAY.ID - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menegaskan komitmennya dalam memperkuat ekosistem digital melalui pembentukan koperasi kemitraan bagi pengemudi ojek online. 

Inisiatif ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam membangun kemitraan sehat antara pengemudi, aplikator, dan pelaku UMKM.

BACA JUGA:Puan Maharani Turun Tangan Untuk Carikan Solusi Terbaik Bagi Ojol

BACA JUGA:Modantara Sebut Tuntutan Ojol Sangat Bergantung pada Realitas Ekonomi

Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menjelaskan bahwa koperasi kemitraan ini akan menjadi wadah kolektif untuk memperkuat posisi ekonomi para mitra pengemudi, terutama dalam pengadaan atribut kerja seperti jaket dan helm, serta menyediakan layanan simpan pinjam dan usaha produktif.

"Dari koperasi, kita bisa mendorong semangat usaha dari anggota untuk anggota. Ini juga sejalan dengan gagasan Koperasi Merah Putih yang sedang Pemerintah galakkan," ujar Maman kepada wartawan, Kamis 22 Mei 2025.

Langkah strategis ini juga bertujuan menjaga keberlanjutan industri transportasi online di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. 

Kementerian UMKM akan terus berperan aktif menciptakan iklim kemitraan yang inklusif dan adaptif.

"Kementerian UMKM berkepentingan menjaga stabilitas dan kondusivitas industri transportasi online, termasuk hubungan antara aplikator dengan pengemudi ojek online serta merchant UMKM di dalamnya," jelasnya.

BACA JUGA:Kapolda Metro Turun Tangan Adang Ojol Geruduk Kantor Kemenhub: Kalau Gak Tertib Kita Bubarkan!

Menurut Maman, sinergi antara layanan transportasi daring dan pelaku UMKM terutama di sektor makanan, minuman, dan ritel sangat krusial dalam memperkuat roda ekonomi digital.

"Ekosistem digital kita tidak boleh terganggu hanya karena adanya polemik terkait tarif. Aplikator dan pengemudi ojek online saling membutuhkan," ucapnya.

"Tanpa salah satu unsur tersebut, perputaran ekonomi digital tidak akan optimal," sambungnya.

Menanggapi isu tarif bagi hasil dan potongan komisi yang sempat menjadi pemicu aksi protes mitra pengemudi, Maman mengimbau agar seluruh pihak membuka ruang dialog dan mencari solusi secara konstruktif.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads