Soal Kepadatan Tenda di Arafah, Kemenag Akui Ada Kekeliruan Teknis dan Kultural

MAKKAH, DISWAY - Penempatan jamaah haji Indonesia di tenda-tenda Arafah pada puncak ibadah haji tahun ini sempat menuai keluhan akibat sejumlah kendala teknis, sosial, dan kultural. 

Kementerian Agama melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akhirnya buka suara.

BACA JUGA:Nafar Awal atau Nafar Tsani, Semangat Jamaah Tak Surut di Mina

Mereka mengakui adanya masalah distribusi dan kepadatan yang berdampak pada kenyamanan jamaah saat wukuf di Arafah.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menghadapi sejumlah kendala dalam penempatan jamaah di tenda-tenda Arafah. 

BACA JUGA:Menag Cerita Jamaah Haji Ikut Mendoakan Kemenangan Timnas Indonesia saat Wukuf di Arafah

Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis M Hanafi mengatakan, permasalahan itu dipicu beberapa faktor teknis, sosial dan kultural yang berdampak pada kepadatan tenda serta masalah distribusi logistik.

Wukuf di Arafah sebagai rangkaian puncak ibadah haji berlangsung pada 9 Zulhijjah 1446 H, bertepatan dengan 5 Juni 2025. 

BACA JUGA:Menag Jamin Seluruh Jamaah Haji Wukuf di Arafah, Termasuk yang Sakit Berat

Jamaah haji Indonesia diberangkatkan dari hotel di Makkah menuju Arafah pada 4 Juni 2025. Dalam proses itu, ada sejumlah jamaah yang sempat tidak mendapatkan tempat di tenda Arafah.

“Atas nama Ketua PPIH Arab Saudi, saya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan sebagian jamaah haji Indonesia,” terang Mukhlis M Hanafi di Makkah, Sabtu, 7 Juni 2025.

BACA JUGA:Petugas Haji Indonesia Berjibaku 24 Jam di Mina, Mobil Golf Bantu Jamaah yang Terpisah Rombongan

Menurut Mukhlis, ada sejumlah fakta penyebab terjadinya masalah penempatan jamaah di Arafah. 

Pertama, ada sejumlah tenda yang sebenarnya masih menyisakan ruang tapi tidak bisa teroptimalisasikan untuk diisi oleh jamaah dengan berbagai alasan.

Sumber: