bannerdiswayaward

BRICS Semakin Menguat, Kadin Soroti Kemungkinan Hal Ini

BRICS Semakin Menguat, Kadin Soroti Kemungkinan Hal Ini

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie -Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Dengan dinamika perekonomian global yang kini menjadi berfluktuasi, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia juga turut menyoroti perkembangan blok negara-negara yang tergabung dalam BRICS, yang dinilai semakin menguat sebagai kekuatan ekonomi baru.

Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, BRICS saat ini jumlahnya juga semakin membesar seiring dengan berjalannya waktu.

Selain itu, dirinya juga menambahkan bahwa dengan ketidakhadiran Amerika Serikat (AS) dan China dalam dialog multilateral seperti APEC, hal tersebut juga menjadi penanda akan terjadinya pergeseran kekuatan.

BACA JUGA:Lolos IPB Tanpa Tes Lewat Jalur Ketua OSIS, Ini Link Daftar Ulang dan Syarat Lengkapnya

BACA JUGA:Kadin Indonesia: Konflik Iran-Israel Mulai Bayangi Arah Ekonomi Dunia

"Sekarang BRICS berjalan dengan waktu, jumlahnya semakin besar. Setengah dari dunia hidup di negara-negara BRICS yang kini sudah menerima 9 negara baru (Belarus, Bolivia, Kuba, Indonesia, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Uganda dan Uzbekistan)," jelas Anindya kepada Disway dan media secara daring, pada Senin 22 Juni 2025.

Menanggapi situasi ini, Anindya juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan hubungan ekonomi Indonesia dengan negara-negara besar, termasuk dalam negosiasi tarif dengan AS.

Menurutnya, Indonesia tidak bisa sepenuhnya tunduk pada tekanan negara besar karena memiliki alternatif kemitraan strategis, seperti melalui kerja sama dengan Uni Eropa melalui IEU-CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement).

"Kita juga kan sebagai negara tidak bisa terlalu diatur-atur, mengingat kita juga punya alternatif kan. Seperti contohnya dengan adanya IEU-CEPA. Nah ini kan akan membuka banyak sekali peluang-peluang yang selama ini tidak pernah ada," papar Anindya.

Dalam hal ini, Anindya menambahkan bahwa Indonesia sendiri memiliki posisi strategi dalam konstelasi global saat ini.

BACA JUGA:Jokowi Kena Stevens Jhonson Syndrome? Ajudan Ungkap Kondisinya

BACA JUGA:Daftar 10 Sekolah Kedinasan Kemenhub Sepi Peminat, Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS

Diketahui, Indonesia memiliki tiga “suara” penting yaitu sebagai satu-satunya negara Asia Tenggara di G20, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, dan sebagai mitra penting dalam kawasan Indo-Pasifik.

"Itu yang menarik. Indonesia memiliki tiga suara penting, dan itu memberi kita posisi strategis dalam forum-forum internasional," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads