bannerdiswayaward

Danantara Siap Lampaui Temasek & Khazanah

Danantara Siap Lampaui Temasek & Khazanah

DANANTARA Indonesia mengonsolidasikan 844 BUMN. Selaku sovereign wealth fund (SWF), diprediksi bakal melampui Temasek dan Khazanah.-dhimas fin-

"Sebenarnya kalau dari sisi jangka panjang relatif positif ya. Karena masih baru juga keberadaan Danantara ini. Harapannya kan bisa mengkonsolidasi keberadaan BUMN-BUMN yang ada sekarang,” jelas Wafi. 

Menurutnya, potensi Danantara tidak hanya terbatas pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan daerah. Lebih dari itu. Menarik Investasi Asing Langsung (FDI) yang substansial. 

Menata BUMN yang ‘Amburadul’ 

Salah satu misi super berat yang diemban Danantara adalah menata BUMN. Wafi menyebut kondisi BUMN yang ada di Indonesia ‘amburadul’. 

“Itulah realitas yang kita lihat di beberapa BUMN. Struktur kepemilikan yang tumpang tindih, lini bisnis tidak focus. Kinerja keuangan yang terseok-seok," urainya. 

Di sinilah peran krusial Danantara. Sejak bertransformasi menjadi holding BUMN yang berfokus pada restrukturisasi dan revitalisasi, Danantara memikul beban ekspektasi yang sangat tinggi. 

Mandatnya jelas: menciptakan sinergi, meningkatkan efisiensi dan pada akhirnya, mendongkrak nilai BUMN agar dapat menjadi pilar ekonomi yang kokoh.

"Ekspektasi dan potensinya sebenarnya cukup positif. Karena seperti yang kita ketahui BUMN-BUMN di Indonesia banyak sekali yang dari sisi kinerjanya belum optimal. Pengelolaan asetnya pun begitu. Bisa dibilang kurang baik. Diharapkan Danantara bisa memgonsolidasi merapikan struktur dari BUMN-BUMN ini," tegas Wafi.

Perjalanan Danantara menata BUMN tentu tidak mulus. Penuh dengan tantangan kompleks. 

Salah satu yang paling fundamental adalah kerumitan memetakan kondisi riil masing-masing BUMN. Jumlahnya banyak. Beragam model bisnis. 

"Kami melihat potensi besar di beberapa BUMN. Tapi realisasinya seringkali tertunda karena berbagai faktor. Mulai dari resistensi internal, masalah hukum, hingga dinamika politik," ungkapnya. 

Nah, Danantara berada di posisi cukup sulit. Harus dapat menyeimbangkan antara kepentingan bisnis, sosial dan politik. Tugas yang tidak mudah. Perlu kejelian. Perlu keberanian luar biasa.

Dalam menghadapi tantangan ini, Danantara mencoba berbagai strategi inovatif. Salah satu pendekatan utama adalah integrasi melalui pembentukan sub-holding. 

Danantara mengelompokkan BUMN dengan lini bisnis sejenis untuk menciptakan skala ekonomi. Menghilangkan duplikasi. Meningkatkan efisiensi operasional. 

Contohnya adalah integrasi BUMN di sektor pangan atau manufaktur. Integrasi ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang lebih besar.

Selain itu, Danantara juga gencar melakukan revitalisasi. Tidak hanya menyuntikkan modal. Tetapi juga melakukan perombakan manajemen yang signifikan. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads