Presiden Prabowo Apresiasi Keberhasilan Operasi Modifikasi Cuaca: Efektif Tekan Titik Panas dan Cegah Asap Lintas Batas
Presiden Prabowo Apresiasi Keberhasilan OMC.--Dok. BMKG
BACA JUGA:Sambut HMKGN ke-78, BMKG Hadirkan Inovasi Peringatan Dini di Pameran EDRR 2025
Hasil dari operasi tersebut menunjukkan tidak adanya hotspot dengan kategori high confidence maupun sebaran asap di wilayah Kalimantan Barat.
“Ini capaian yang sangat positif dan harus dijaga konsistensinya. Bukti bahwa pendekatan ilmiah memberikan dampak nyata di lapangan,” tegasnya.
Sejak musim hujan di bulan April, BMKG telah melakukan analisis dan prediksi musim kemarau serta potensi karhutla.
Hasil prediksi tersebut secara rutin dilaporkan kepada Presiden, dengan tembusan kepada kementerian/lembaga terkait serta pemerintah daerah yang wilayahnya diprediksi rawan karhutla.
“Prediksi ini terus diperbarui secara berkala bulanan, 10 harian, bahkan mingguan melalui analisis tingkat kemudahan lahan terbakar berdasarkan kondisi cuaca, iklim, dan parameter permukaan lahan,” ungkap Dwikorita.
BACA JUGA:BMKG Imbau Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem Seminggu ke Depan
Berkat kesiapan data dan sistem prediksi tersebut, pelaksanaan OMC saat ini mampu mencapai tingkat akurasi antara 80 hingga 95 persen.
Koordinasi lintas sektor pun, tambah Dwikorita, dilakukan secara cepat, baik secara digital maupun melalui kerja lapangan bersama Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, serta pemerintah daerah setempat.
Gubernur Kalimantan Barat sendiri telah menetapkan status Siaga Darurat sejak 5 Juni 2025 dan memimpin langsung apel siaga Karhutla.
Langkah ini menunjukkan kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga September.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurrofiq menyampaikan bahwa pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2020 terus diperkuat, termasuk evaluasi terhadap efektivitas penanggulangan Karhutla berbasis teknologi.
BACA JUGA:BUKAN Polusi Udara, BMKG Sebut Kabut Tipis di Jabodetabek Disebabkan Hal Ini
Ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif jajaran daerah dan aparat keamanan dalam mendeteksi serta menindak pelaku pembakaran lahan.
“BMKG telah mengidentifikasi potensi asap lintas batas, dan itu harus menjadi perhatian serius. Keterlibatan Pangdam, Kapolda, Lanud, hingga Lanal menjadi kunci penting dalam respons dini,” tegas Hanif.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: