Apa Sih Makna dan Sejarah Lomba Panjat Pinang saat HUT Kemerdekaan RI?

JAKARTA, DISWAY.ID -- Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) jatuh pada 17 Agustus.

Tahun ini, menjadi tahun ke-80 sejak proklamasi kemerdekaan dibacakan pada tahun 1945.

Dari tahun ke tahun perayaan HUT Kemerdekaan RI selalu dimeriahkan dengan berbagai acara perlombaan.

BACA JUGA:PSSI Rilis 30 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Kemerdekaan 2025, Ada 3 Nama Diaspora

Perlombaan yang menjadi ikonik yakni lomba panjat pinang.

Lomba panjat pinang sendiri memiliki makna dan sejarah yang melekat di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Lomba panjat pinang adalah salah satu perlombaan tradisional yang paling ikonik dan meriah dalam perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus.

Di balik kemeriahannya, lomba ini menyimpan sejarah yang cukup kelam dan makna filosofis yang mendalam.

BACA JUGA:Daftar Hari Libur Bulan Agustus 2025, Libur Nasional HUT Kemerdekaan dan Tambahan Hari Libur

Sejarah Lomba Panjat Pinang

Sejarah panjat pinang erat kaitannya dengan masa penjajahan Belanda di Indonesia. 

Awalnya, lomba ini bukan tradisi asli masyarakat Indonesia, melainkan hiburan yang dibuat oleh orang-orang Belanda.

Era Kolonial Belanda: Lomba panjat pinang, yang pada masa itu disebut De Klimmast (memanjat tiang), sering diadakan oleh penjajah Belanda saat mereka merayakan acara-acara besar, seperti ulang tahun Ratu Wilhelmina, pesta pernikahan, atau perayaan penting lainnya.

Pribumi sebagai Peserta: Peserta lomba ini adalah masyarakat pribumi yang harus memanjat tiang atau pohon pinang tinggi yang telah dilumuri minyak atau pelumas. 

Hadiah yang digantung di puncak adalah barang-barang yang dianggap mewah pada masa itu, seperti keju, gula, beras, atau pakaian.

Sumber: