APDI Desak Pemerintah Perkuat Peran BUMN untuk Stabilkan Harga Daging
Harga Daging Tinggi, Asosiasi Dorong Penguatan Peran BUMN-azerbaijan_stock-Freepik
JAKARTA, DISWAY.ID - Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) meminta pemerintah memperkuat peran badan usaha milik negara (BUMN) dalam mengendalikan lonjakan harga daging yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Kehadiran BUMN dinilai penting untuk menjamin kepastian harga di pasaran.
Ketua Umum APDI, Asnawi, menilai peran dua BUMN, yakni PT Berdikari dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), selama ini hanya sebatas fasilitator. Kondisi tersebut membuat tata niaga daging dikuasai oknum swasta sehingga harga sulit dikendalikan.
“Sekarang importir swasta justru mensubkontrakkan ke PT Berdikari dan PT PPI. Tapi kedua BUMN ini tidak punya tenaga untuk mengelola tata niaga. Kalau hanya jadi fasilitator, buat apa? Cuma terima fee,” kata Asnawi di Jakarta, Rabu (13/8/2025).
BACA JUGA:Menkop Budi Arie: Koperasi Merah Putih Bisa Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Ia menduga, mahalnya harga daging saat stok melimpah disebabkan oleh praktik monopoli dari hulu hingga hilir oleh segelintir pelaku swasta.
Selain itu, masuknya produk daging olahan impor dengan harga lebih murah disebut telah menciptakan persaingan tidak sehat. Untuk itu, APDI mendorong pemerintah membuka keran impor daging segar, termasuk daging kerbau dari India, demi menciptakan kompetisi yang lebih adil.
Pemerintah memang telah menugaskan PT Berdikari dan PT PPI untuk mengimpor daging segar. Namun, menurut Asnawi, setelah harga mulai stabil, kepentingan oknum swasta kembali mengambil alih pasar.
Sejalan dengan APDI, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri juga menekankan perlunya intervensi pemerintah dalam pengendalian harga daging sapi.
BACA JUGA:Negosiasi Traktat Polusi Plastik PBB Gagal Sepakat di Jenewa 2025
“Kami mendorong agar pemerintah melakukan langkah penguatan pengelolaan daging sapi supaya hasilnya lebih maksimal,” ujarnya.
Mansuri menilai kenaikan harga daging sapi dalam beberapa bulan terakhir tergolong tidak wajar. Kondisi ini diperparah oleh daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, memaksa sebagian pedagang beralih menjual produk lain seperti ayam dan ikan.
Ia menambahkan, terbatasnya pasokan daging kerbau ke pasar serta harga yang relatif tinggi turut memperburuk situasi, sehingga harga daging sapi sulit dikendalikan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
