Qatar Ngamuk Delegasi Hamas Dibom Israel di Doha: Serangan Pengecut!
Serangan Israel di Doha, Qatar. -ist-
DOHA, DISWAY.ID-- Qatar mengecam keras serangan udara Israel terhadap delegasi Hamas di ibu kota DOHA pada Selasa (9/9/2025). Serangan itu disebut sebagai “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional” dan “serangan pengecut” yang mengancam kedaulatan negara.
Dalam serangannya, Israel menargetkan para pemimpin senior Hamas termasuk kepala negosiator Khalil al-Hayya, menewaskan enam orang, termasuk seorang anggota pasukan keamanan Qatar, meskipun Hamas mengklaim para pemimpin utamanya selamat.
Insiden ini memicu kemarahan di Teluk dan mengancam upaya mediasi perdamaian Gaza yang dipimpin Qatar.
BACA JUGA:Banjir Parah Melanda Denpasar, Jalan Lumpuh hingga Bangunan Ambruk
Serangan tersebut terjadi pada pukul 15:46 waktu setempat di kompleks perumahan di distrik West Bay Lagoon, dekat Stasiun Bensin Woqod, Doha.
Menurut laporan BBC dan Al Jazeera, Israel mengerahkan 15 jet tempur untuk meluncurkan 10 munisi presisi dalam “operasi bedah” yang menargetkan delegasi Hamas yang sedang membahas proposal gencatan senjata AS.
Hamas melaporkan lima anggotanya tewas, termasuk putra Khalil al-Hayya dan kepala kantornya, serta seorang anggota Pasukan Keamanan Dalam Negeri Qatar, Bader Saad Mohammed Al-Humaidi Al-Dosari. Beberapa personel keamanan lainnya terluka.
Kementerian Luar Negeri Qatar, melalui juru bicara Majed Al-Ansari, menyebut serangan ini sebagai “serangan kriminal” yang menargetkan bangunan tempat tinggal.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani menyebut tindakan Israel sebagai “terorisme negara” dan “pengkhianatan,” terutama karena Qatar telah menjadi mediator utama dalam perundingan gencatan senjata Gaza sejak Oktober 2023.
Ia menegaskan bahwa Qatar “berhak untuk membalas” dan telah membentuk tim hukum untuk mengevaluasi respons terhadap serangan tersebut.
Sedangkan Israel mengklaim serangan itu menargetkan pemimpin Hamas yang “bertanggung jawab langsung atas pembantaian 7 Oktober 2023” dan serangan penembakan di Yerusalem pada Senin (8/9/2025) yang menewaskan enam orang, yang diklaim oleh sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam.
BACA JUGA:Perdana Menteri Mundur Usai Demo Besar-Besaran Gen Z, Militer Nepal Ambil Alih Keamanan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut operasi ini sebagai “tindakan independen Israel” yang “sepenuhnya dibenarkan,” menegaskan bahwa tidak ada “kekebalan” bagi pemimpin Hamas.
Kepala Staf Umum IDF, Letjen Eyal Zamir, mengatakan kepada pilot bahwa serangan ini untuk “menyelesaikan akun moral dan etis” atas korban 7 Oktober.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
